Serangan1

84 8 0
                                    

Menyusuri hutan yang gelap gulita, membuat mereka tak gentar untuk terus berjalan menuju kota. Tapi, terdengar suata geraman serigala.

Mereka menoleh ke arah belakang dan mendapati banyak sekali serigala. Tapi, mereka bukanlah serigala yang akan patuh pada aturan melainkan akan menentang semua peranturan juga suka menyerang sesamanya. Mereka adalah rongue

"Para putri tetaplah di belakang dan jaga Daisy!" seru Alardo

Para pangeran bersiap dengan kekuatan masing-masing. Rongue itu mulai menyerang.

Leandro sudah berganti shift dengan wolfnya, berlari kencang menghampiri rongue. Dengan sekali serang Asgran aka wolf Leandro membuat banyak rongue terjatuh. Cakar milik Asgfan sangatlah tajam, saat cakar Asgram mengenai kulit lawannya maka luka yang dihasilkan akan sangat dalam.

"Kita jangan sampai lengah!" kata Marcille

Terlihat Darien yang bertarung dengan 5 rongue sekaligus. Ia menggunakan sulurnya untuk mengikat rongue itu. Melilitnya hingga kehabisan napas. Lalu serangan berikutnya adalah pohon yang ia hidupkan. Pohon hidup itu akan mengincar dan menghambisi rongue tanpa tersisa sesuai perintah Darien.

Ada hal yang menyenangkan saat terjadi penyerangan oleh rongue. Arkatama membalas rongue itu dengan mengeluarkan banyak gelembung air dan membuat rongue itu masuk kedalamnya, mereka kehabisan napas dalam gelembung air itu.

Tanpa mereka sadari, ada rongue di belakang para putri dan mencakar Marcille. Suara rintihan gadis itu terdengar oleh para pangeran.

Saat Alardo akan menyerang rongue yang mencakar Marcille, sudah ada yang memisahkan kepala rongue itu dengan tubuhnya.

"Kakak!"

Adik Marcille yang memisahkan kepala dari badan rongue itu. Dengan gerakan cepat, Altair membasmi semua rongue yang mendekat kearah para putri dan Daisy

"Kakak! bertahanlah!" seru Altair dan memangku kepala Marcille

Daisy yang menatap teman-temannya yang terluka dengan sendu. Ia hanya bisa menyusahkan semua orang. Meski sudah memiliki kekuatan, tetap saja ia lemah dan tak berguna.

Saat bersedih, ia ingat akan kekuatan yang di miliki. kekuatan yang akan menyembuhkan teman-temannya dengan sekejap.

"Sembuhkan teman-temanku," gumam Daisy sambil menutup mata

Seketika cahaya hijau menyelimuti mereka yang terluka.

"Astaga! Lukanya hilang!" pekik Inara

Luka pada Marcille hilang begitu juga dengan sahabatnya yang lain. Luka itu hilang seolah tak pernah ada.

"Ba-bagaimana bisa." Marcille terdiam. Masih bingung dengan keadaan yang tak bisa dijelaskan

"Sudahlah kak! yang penting kakak selamat dan yang lain tak lagi terluka!"

Mereka semua mengangguk setuju atas yang di ucapkan Altair. Setelah itu Marcille dibantu berdiri oleh adiknya kemudian berjalan sendiri ke atas kuda.

"Oh! Aku lupa. Kemana saja kau, adik!"

Altair menoleh ke arah kakaknya dengan cengiran.

"Lanjutkan saja perjalanan, hari semakin gelap," kata Altair. Mereka semua mendengus mendengar jawaban Altair.

Mereka akan sampai pada jantung Wolf Kingdom, yaitu kota. Tapi, pemandangan yang menyayat hati saat melihat jantung kota.

Mayat-mayat berjatuhan, darah berlumuran sepanjang jalan, ringisan dari mereka yang masih bertahan. Leandro turun dari kudanya dan menghampiri seorang wanita yang masih bertahan walau dengan luka di sekujur tubuhnya.

Elected Girl And Prince [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang