Sebuah kisah

75 7 0
                                    

Setelah melepas kalung itu, ia menatap penyihir dengan pandangan datar. Kalungnya sudah ia gunakan untuk melindungi 7 kerajaan

Sekarang, ia harus bisa membuat penyihir terluka. Perasaannya mengatakan terlalu banyak kekhawatiran yang menyebabkan kekuatan yang dikeluarkan tak maksimal.

"Akan ku buat kau merasakan sakitnya teman-temanku, para prajurit, rakyat dan mereka yang berjuang di medan perang," tekad Daisy

Peyihir menatap remeh ke arahnya, tapi ia tak perduli sama sekali. Mereka menggantungkan nasib padanya. Teriakan keputusasaan, darah yang mengenang di tanah yang indah dan tangisan akibat kehilangan seseorang yang berharga.

Ia tak mau mereka merasakan itu semua. Perasaan hancur ketika semua yang di miliki hilang, di renggut dengan paksa. Tak akan ia biarkan semua rakyat 7 kerajaan merasakan hal itu

"Baiklah! Saatnya serius," ujar penyihir

Penyihir menggunakan sayap demonya terbang ke arahnya dan mengayunkan pedang yang di selimuti aura hitam. Ia menangkisnya dengan pedang miliknya.

Srang

Suara pedang yang saling beradu dan menangkis. Ia melancarkan serangan pada titik yang mudah untuk di incar. Mengarahkan mata pedangnya pada lengan penyihir.

Dengan secepar kilat Daisy terbang dan mengeluarkan kekuatan cahaya, membuat penyihir menutup mata dan mendekat ke arah titik yang akan ia gores

Sret

Darah mengalir dari lengan penyihir, di brlakanh penyihir ia tersenyum. Mengibaskan pedangnya dari darah orang yang ia benci.

"Kau!" murka penyihir

Daisy tersenyum manis. "Bagaimana rasanya, penyihir?" ledek Daisy

Penyihir terbang cepat ke arahnya hendak mengarahkan pedangnya ke leher namun ia segera menunduk dan meninju perut penyihir. Berhasil.

"Uhuk."

Darah keluar dari mulut penyihir, padahal ia hanya menggunakan sedikit kekuatannya untuk meninju perut penyihir tapi hasilnya di luar dugaan

"Jangan merasa menang hanya karena berhasil melukaiku!" bentak penyihir

Ia mengangguk dan terbang cepat lalu menendang tangan penyihir. Tujuannya adalah pedang itu terlepas dari tangan penyihir. Pedang itu terlepas dari tangan penyihir dan sebelum di ambil ia membuat pedang itu menjadi beku. Lalu, dengan mudah ia hancurkan pedang itu.

"Ups."

Penyihir lantas balik menatapnya tajam. Ia pura-pura menunduk seakan bersalah padahal dalam hatinya ia senang bukan main.

Penyihir bukan merasa kesal melainkan tertawa. "Kau pikir hanya dengan pedang itu hancur, kau dapat mengalahkanku, begitu?"

"Kau merasa akan menang? Salah! Sangat salah! Semua orang bertarung mati-matian hanya untuk melindungimu? Apakah kau merasa senang melihat mereka terluka? Lebih baik kau menyerahkan diri saja!"

Giliran Daisy yang tertawa dan menatap penyihir geli. Tak ia sangka, selama ini ia salah menilai seseorang.

"Tak ada yang lucu! Jangan tertawa!" Penyihir semakin geram saat ia tertawa bertambah kencang.

"Hei! Aku merasa dirimu sangat kuat, kau tahu!"

Penyihir mengangguk dan membanggakan diri. "Kau benar! Aku adalah orang yang sangat kuat! Tak ada yang berani melawanku meski itu kau!" Tunjuk penyihir pada Daisy

Daisy mengangguk pelan

"Ya, sampai akhirnya aku tahu. Jika kau akan menggunakan cara yang sama hanya untuk membuatku mundur."

Elected Girl And Prince [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang