Kalung

78 7 0
                                    

Penyihir mengeluarkan sebuah sayap yang hanya di miliki kaum demon saja. Ia tercengang saat penyihir terbang ke arah langit.

"Untung saja aku sudah belajar mengeluarkan sayap demon," kata Daisy dan menggeluarkan sayapnya

Terlihat warna sayap demon milik penyihir lebih pekat daripada sayap milik Daisy.

Keduanya berada di langit, penyihir berhenti dan menatap sinis ke arah Daisy.

"Akhirnya kau bisa menggunakan sayap, ya?" tanya penyihir

"Bukan urusanmu!"

Penyihir menyeringai dan berkata, "Mari selesaikan ini!"

Altair masih mencoba untuk mengorek lebih dalam lagi informasi dari Hazer.

"Auramu sangatlah pekat!" seru Altair.

Hazer mengangguk

"Tak ada orang di kerajaan ini memiliki tatapan kosong, hanya orang yang...."

Altair terdiam. Ia menatap kosong ke tanah. Hazer masih tetap diam tak bergeming sekalipun membuat Altair makin curiga.

"Baiklah! Aku akan melawanmu!"

Hazer mengangguk pelan. Altair mulai menyerang Hazer dengan kekuatannya, ia memilili suatu rencana.

Sedangkan Airin tengah terkepung oleh banyaknya pemberontak. Meski ada prajurit yang membantunya itu hanya akan menghabisi sedikit daripada jumlah pemberontak yang kian menambah jumlahnya

Tapi, ia mendengar suara seseorang yang di kenalnya. Lalu, dengan senang ia menyambut mereka.

"Kalian!"

Inara dan Marcille sampai di tempat Airin sebelum para pemberontak mengalahkan gadis itu.

"Apa sebenarnya yang mereka inginkan dariku? Mengapa mereka terus bertambah?"

Sebelum menjawab pertanyaan Airin, perkataan Inara di hentikan oleh seseorang

"Airin kau tak apa?" tanya Arkatama dan mememuluk Airin

Sedangkan yang lain hanya mengalihkan pandangannya begitu juga dengan Alardo yang baru sampai di sana.

"Kalian mengapa berpelukan! Ayo lawan kami!" kata pemberontak

Alardo maju dan menatap para pemberontak itu dengan sinis. Ia sudah sangat muak dengan orang yang melukai teman-temannya.

"Baiklah, mari kita selesaikan ini. Prajurit bantu aku dan teman-temanku untuk menghabisi pemberontak itu!"

"Baik pangeran Alardo!" seru para prajurit

Alardo berbalik dan menatap datar Airin yang masih dalam pelukan Arkatama.

"Kita harus segera menyelesaikan ini baru kau bisa memeluk gadismu sepuasnya!" sembur Alardo pada Arkatama

Mau tak mau Arkatama melepas pelukannya terhadap Airin. Sedangkan Airin menunduk karena malu.

"Jika saja ini kerajaan, mungkin kau akan ku ejek," kata Marcille

Inara pun mengangguk. Airin makin menundukan pandangannya.

"Jangan ganggu gadis ku nona-nona," kata Arkatama

"Ck," decak Inara dan Marcille

"Semua bersiap! Maju dan habisi pemberontak! Serang!" seru Alardo

Alardo berbalik menatap teman-temannya. "Kalian siap?"

Mereka mengangguk. "Tentu saja."

Di langit Daisy terus saja membuat penyihir terluka meski tak membuahkan hasil. Ia tak menyerah, walau tubuhnya mendapat banyak luka.

Elected Girl And Prince [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang