Wizard Lands

110 12 0
                                    

Setelah menghadapi serigala yang di pengaruhi oleh sihir, mereka melanjutkan perjalanan ke pulau wizard.

Setelah hutan, akan ada perbatasan antara wilayah 7 kerajaan dengan pulau wizard dan elf. Jika ingin sampai ke pulau wizard atau elf harus menyebrangi lautan.

"Jadi? Bagaimana cara menyebrang dan sampai pada pulau wizard?" tanya Daisy.

Mereka sudah sampai pada perbatasan dan menatap hamparan laut dengan wajah datar.

"Kalian memang bodoh! Aku ini pangeran water kingdom, laut adalah tempat aku hidup. Kalian kenapa bisa jadi lupa, hah?!"

Mereka semua menatap Arkatama, lupa dengan kenyataan bahwa salah satu sahabat mereka tinggal di bawah daratan.

"Sebaiknya lakukan hal yang bisa membuat kita sampai di pulau itu dengan cepat," perintah Altair.

Ia mengangguk dan mulai berjalan ke arah lautan. Menatap air itu dengan datar, lalu muncul seekor hewan yang besar.

"Aku tak tau apa yang harus mengantar kita ke pulau itu, mungkin saja hewan besar ini bisa mengangkut kita semua?"

Mereka menatap Arkatama dengan wajah datar. "Terkadang otakmu itu berhenti di tengah jalan, ya," sarkas Darien.

Arkatama membulatkan matanya. "Kau menghinaku?!" Darien hanya mengangkat kedua bahunya dan bersiap menaiki hewan laut yang cukup besar itu.

"Sebaiknya kita mulai naik!" Mereka mengangguk dan berjalan di belakang  Alardo.

Setelah mereka semua naik, hewan itu mengeluarkan air dari lubang sembur. Dan mereka yang berada diatas hewan itu terkena air, seperti hujan.

"Wah! hewan nakal!" seru Inara

Darien menatap  Inara dan berkata, "Kau lucu."

Inara menatap Darien dengan wajah polosnya. "Kau berbicara padaku?"   Darien mengangguk.

Daisy yang melihat mereka berdua merasa ada hal yang berbeda di diri Darien. Ia ikut tersenyum ketika Darien dan Inara saling berbincang, tak ada tatapan datar yang ditunjukan oleh Darien.

"Kurasa mereka cocok," bisik Leandro.

Ia menoleh ke arah  Leandro dan mengangguk. Hamparan laut dan semilir angin yang menenangkan membuatnya mengantuk.

"Aku mengantuk," gumam Daisy.

"Mengantuk?"

Daisy mengangguk. "Bersandar saja di pundakku, kemungkinan kita akan sampai pada siang hari," kata Altair.

Altair mulai membenarkan posisi duduknya dan menyandarkan kepala Daisy ke pundakknya.

"Nanti jika sampai akan ku bangunkan," bisik Altair dan Daisy mulai memejamkan matanya.

****

Mereka sudah sampai di pulau wizard, tekanan di sana cukup tinggi, membuat siapa saja yang datang selain para bangsawan atau yang memiliki kekuatan akan merasa sesak napas.

Daisy yang masih tertidur pun di gendong oleh  Altair. Dan itu mengundang pertanyaan bagi yang lain.

"Daisy hanya tidur," ucap Altair.

"Kukira dia kenapa." Mereka semua turun dari hewan besar itu dan  Arkatama  mengatakan 'Terimakasih' kepada hewan itu.

Seolah mengerti ucapan  Arkatama, hewan itu mengeluarkan air dari lubang sembur.

"Anak itu terlihat imut jika berbicara pada hewan," bisik  Marcille kepada Airin.

Airin menatap Marcille--sahabatnya dengan aneh.

Elected Girl And Prince [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang