✓UH MATEMATIKA

2.7K 175 18
                                    

Kenapa harus takut gelap kalau ada banyak hal indah yang hanya bisa dilihat sewaktu gelap? -Hana Tan-

***
🍂-Happy Reading-🍂

"Pagi!" sapa Rafa sambil menuruni anak tangga.

Laki-laki berparas tampan itu memasang senyuman manisnya dihadapan anggota keluarganya yang tengah menyantap sarapan pagi. Rafa menduduki kursi yang bertepatan disamping adiknya.

Mereka bertiga, ayah-bunda dan adiknya hanya menatapnya tak acuh, lalu melanjutkan acara sarapannya.

"Dih, parah nih cogan di diemin." cibir Rafa.

"Berisik lu bang!" sinis Rasta.

Hening kembali. Keluarga kecil tersebut sarapan dengan khidmat. Hingga jam dinding menunjukkan pukul 06.40 WIB, Rey beranjak dari kursi memakai jas hitamnya kebetulan sarapannya telah habis tidak tersisa.

Melihat suaminya, Rachel ikut berdiri membantu memasangkan dasi navy yang masih tergantung dileher suaminya.

"Ayah dulu nggak lulus ujian pasang dasi ya?"

Rasta menoleh kearah abangnya yang tengah menyantap roti panggang kesukaannya, "Kok gitu bang?" tanyanya bingung.

Sebelum menjawab pertanyaan adiknya, Rafa menyempatkan diri untuk menyeruput susu coklat hangat yang belum tersentuh.

"Liat aja udah tua dasinya masih dipakein, Rafa liatnya kayak anak TK lagi dipakein dasi sama emaknya." ucapnya dengan wajah polos yang tentu mendapat sorot tidak terima dari ayahnya.

"Enak banget ya itu mulut kalau ngomong. Udah jangan kamu dengerin abang kamu Rasta, ayo kita berangkat!"

Rey masih menyempatkan menyentil kening anak pertamanya, lalu mulai melangkahkan kakinya. Tetapi saat diruang tamu Rey membalikan tubuhnya.

"Rafa, ayo ayah anterin kamu. Kapan lagi anak TK nganterin anak SMA." goda Rey, kemudian ia tertawa melihat ekspresi anaknya yang memasang wajah kesal.

Deru mobil terdengar menjauh, Rafa masih menikmati sarapannya sambil memainkan handphone. Sedangkan bundanya tengah mengelap meja makan minimalis.

"Kamu kapan mau berangkat?" tanya Rachel menghentikan kegiatannya.

"Nanti bun, 10 menit lagi." balasnya singkat. Kedua matanya fokus pada layar handphone, ia sedang menunggu balasan chat Arlan.

Rachel berdecak, kemudian berkacak pinggang. "Rafa nanti kamu telat! Berangkat atau kamu tidur diluar malam ini?!"

Rafa meringis, padahal sarapannya belum habis. Laki-laki itu menyampirkan ranselnya dibahu kiri. Lalu menghampiri bundanya yang masih memberikan tatapan tajam. Rafa mengecup kedua pipi bundanya, setelahnya ia berlari keluar rumah.

 Rafa mengecup kedua pipi bundanya, setelahnya ia berlari keluar rumah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[GS1] Opposite Characters Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang