Sebelum baca mau nanya dong, dari awal chapter smpe skrg ketebak ga si alurnya?
Tuhan tidak akan memberikan ujian di luar batas kemampuan umatnya.
***
🍂-Happy Reading-🍂Langit menggelap, suara petir terdengar menggema dan saling bersahut-sahutan. Kilatannya terlihat menakutkan, lalu tidak lama dentuman kencang terdengar seperti suara bom yang meledak. Hujan deras turun membasahi bumi, angin kencang meniup ke arah pepohonan membuat mereka bergerak melambai-lambai.
Alea terduduk di ruang tamunya di temani secangkir cokelat panas dan drama Korea yang terputar di laptopnya. Rumahnya sepi, hanya ada ia sendiri di temani keheningan. Mama masih berkerja mungkin akan lembur, sedangkan kakaknya ada kunjungan ke Jogja dari universitasnya.
Tidak Alea bukan maniak drama-drama Korea seperti Anggi dan Tiara yang tiada hari tanpa menonton drakor. Kali ini ia menonton juga karena paksaan Tiara yang mengatakan jika drama ini lucu dan terkesan romantis. Alea lebih suka film-film hantu dari barat, ia tidak menyukai film-film hantu Indonesia yang terlalu di lebih-lebihkan.
Sesekali Alea terhanyut dalam keromantisan si pemeran utama kepada kekasihnya. Drama korea ini membuatnya baper dan tersenyum-senyum sendiri. Suara dentuman petir yang kencang membuat Alea tersentak, ia menunda untuk melanjutkan menonton episode selanjutnya.
Alea mematikan laptopnya, lalu menaruh ke atas meja kaca yang di beri taplak berwarna pink bunga-bunga. Mamanya penyuka apapun yang berbau bunga, bahkan jika sedang tidak ada kerjaan Mama akan membuat bunga untuk hiasan di rumahnya dengan modal sedotan ataupun kertas craft.
Waktu masih terlalu sore, Alea berniat untuk beristirahat di kamarnya karena nanti malam ia harus berkutat dengan tugas-tugas yang harus dikumpulkan dalam waktu dekat. Alea beranjak menuju tangga, saat menginjakkan kakinya pada anak tangga kedua, suara ketukan pintu yang tidak sabaran membuat langkahnya terhenti.
Alea mengerutkan dahinya. Siapa orang yang bertamu di rumahnya saat hujan deras seperti sekarang? Alea membalikkan tubuhnya, kakinya sudah tidak terlalu sakit jika di paksakan untuk berjalan. Langkah kakinya yang terkesan lambat membawanya menuju ke depan pintu.
Perlahan ia memutar gagang pintu, hingga terbuka lebar. Di halaman rumahnya tidak ada siapapun, Alea mengamati sekitarnya yang sepi. Kilatan petir memaksanya untuk kembali masuk ke dalam rumah. Namun langkahnya tertahan saat melihat kardus kecil berukuran persegi panjang yang terbungkus kertas minyak berwarna merah darah.
Awalnya ia ingin bersikap tidak perduli, tetapi nyatanya tidak bisa. Alea merasa penasaran dengan isi kardus itu yang dengan sengaja menaruh di depan rumahnya. Alea berjongkok, mengambil kardus yang tidak terlalu berat. Tangannya terulur untuk membuka penutup yang diberikan solatip berwarna bening.
Refleks Alea melempar kardus itu asal hingga derasnya hujan membasahi kardus itu. Matanya memanas mengingat isi di dalamnya. Sebuah boneka yang rambutnya terkuncir dua sudah terpotong-potong menjadi beberapa bagian. Dan kertas putih bertinta merah darah yang bertuliskan sebuah ancaman.
Alea menutup pintunya, tidak lupa menguncinya dari dalam. Ia berlari memasuki kamarnya tanpa memperdulikan rasa sakit yang menyerang telapak kaki kirinya yang terus berdenyut.
SEBENTAR LAGI KAMU AKAN SEPERTI BONEKA INI.
Gadis itu terduduk di tengah-tengah kasur, menutup kedua telinganya rapat-rapat. Suara isak tangisnya mulai terdengar. Kalimat menyeramkan itu selalu terbayang-bayang di pikirannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[GS1] Opposite Characters
Teen FictionSEQUEL REYRA. [Completed] Tentang dia, yang membuat aku mengenal arti kehidupan lebih jauh. Dia yang mengajariku untuk tersenyum, tertawa, dan menangis karena kebahagiaan. Hanya laki-laki bertingkah unik yang membuatku sedikit demi sedikit melupakan...