✓GEBETAN RAFA

5.3K 281 32
                                    

Jangan lupa juga buat baca SENADA author baru update nih,

🍂-Happy Reading-🍂

Motor sport putih berhenti di perkarangan rumah yang berukuran lumayan besar. Rafa memarkirkan motornya di garasi. Motor ini pemberian dari ayahnya waktu is berulang tahun yang ke-16.

Setelah melepas helmnya, Rafa membenarkan letak spion yang sedikit melenceng. "Gerry, istirahat dulu ya. Pangeran mau masuk dulu. Bye!"

Saat tangannya ingin mengetuk pintu, matanya teralihkan melihat si Ompong di dalam sangkar. Tumben sekali Ompong berada di halaman rumah. Raafa beranjak melangkah mendekat, berdiri dihadapan sangkar Ompong yang tergantung. Rafa bersiul, seakan ia mengajak burung beo peliharaanya berbicara.

"Ompong! Pong! Dengerin gue cerita Pong. Tapi lo harus janji Pong, jangan pernah cerita sama ayah apalagi bunda. Oke?"

Percuma Rafa mengajak Ompong berbicara, nyatanya burung beo itu lebih asik dengan makanannya daripada merespon pemiliknya.

"Pong, lo tau Alea kan? Temen sekelas gue yang cantik bener Pong. Mirip bidadari tidak bersayap, bedanya dia nggak ada di surga tapi di hati gue," Rafa berpikir sebentar apalagi yang harus ia katakan pada burung peliharaanya.

"Pong, lo tau kan gue tuh suka sama dia? Sayangnya dia cuek banget sama gue. Tapi gue harus semangat, oke?" lanjutnya.

Oce... Oce.

Rafa mendelik, lalu tersenyum-senyum sendiri. "Awas aja lo nikung gue Pong, kita nggak sehati lagi! Langsung gue kasih ikan asin buat lo makan," ancam Rafa.

Jika ada tetangga yang melihat pasti mereka akan mengira jika Rafa itu anak ABK.

"Apa Pong? Lo mau cari cewek Pong? Gue request buat lo, jedor si Miper aja Pong, itu kucing betina si Arlan. Lucu dia Pong, tapi lo harus sabar sama si Miper. Gue tadi berangkat sekolah tuh, nggak sengaja gue liat si Miper lagi godain kucing jantan Pong. Padahal jelas-jelas kucing yang di godain itu udah disegel Pong. Dia playgirl ya Pong? Kalau lo kuat hati sama dia gue ikhlas Pong, gue akan selalu doain lo."

Rafa tak henti-hentinua mengajak bicara burung peliharaanya, hingga dirinya tidak sadar kalau di belakangnya ada Bundanya—Rachel yang sedaritadi menonton aksi anaknya yang diluar batas.

Rachel bersidekap dada menunggu anak sulungnya selesai berbicara dengan hewan peliharaanya.

"Ompong! Lo mah nggak asik, diem mulu. Lo sakit sariawan Pong? Bye Ompong terlovely," Rafa memberikan kiss bye jarak jauh sebelum menjauh dari sangkar.

Lagi dan lagi Rafa di buat terkejut dengan kehadiran Bundanya yang menatap dengan sorot aneh. Rachel menatap anaknya curiga, sambil berdecak kagum karena Rafa mampu memahami bahasa hewan.

"Kamu ngapain ngomong sendiri?" tanya Rachel bingung, kedua matanya menyipit.

"Abis meeting Rafa bun sama si Ompong. Bunda ngapain disitu?"

Rachel mengibaskan tangannya meminta Rafa untuk mendekat.

"Kenapa Bun?" gumam Rafa.

"Kamu makin setres ya? Bunda jadi kasian sama kamu. Ayah pulang kerja kita langsung otw psikiater,"

Mendengar perkataan Bu membuat Rafa membelalak tak percaya. Walaupun seperti ini tetap saja ia masih waras. Untung hatinya terbuat dari beton tidak mudah retak apalagi sakit hati.

"Rafa masih waras bunda. Ngapain kita ke psikiater?"

"Kamu ngobrol bareng si Ompong, dia itu hewan Rafa! Disekolahin biar tambah pinter bukan tambah bodoh. Bunda udah bilang jangan bergaul sama Ayah, kamu sih dari kecil sama Ayah mulu. Jadi gitu deh ya," pasrah Rachel. Tidak lama ia terkekeh melihat Rafa yang mengerucutkan bibirnya.

[GS1] Opposite Characters Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang