Pict Rafa sebelum baca biar semangat! Kalo kalem makin cakep ya, hihihi
🍂-Happy Reading-🍂
Pelajaran agama Islam sedang berlangsung di kelas 11 MIPA.1 Pak Imran selaku guru agama baru saja memasuki kelas dengan secangkir kopi hitam. Guru paruhbaya itu mendudukan bokongnya di kursi.
"Murid-murid ku sekalian yang bapak sayangi tapi tidak bapak cintai, soalnya berabeh kalau bapak harus mencintai kalian semua. Berat tidak akan kuat, di amuk istri nanti,"
Sontak seisi kelas tertawa terbahak-bahak mendengar kalimat-kalimat nyeleneh yang meluncur bebas dari mulut Pak Imran.
Pak Imran berdiri menghadap papan tulis, menuliskan materi pembelajaran hari ini dengan spidol berwarna merah.
DAKWAH RASULULLAH SAW PERIODE MEKKAH DAN MADINAH.
Guru paruhbaya itu membalikkan badannya dengan senyuman lebar yang terlihat menakutkan. Sesekali membenarkan letak peci yang dikenakannya.
"Jadi dalam materi baru ini bapak ingin membuat kelompok presentasi. Dalam satu kelompok terdiri dari 4 orang, dan kelompoknya bapak yang akan pilih supaya adil. Betul apa betul?" tanya Pak Imran dengan tangan yang di ulurkan ke depan mempersilahkan murid-muridnya untuk menjawab.
"BETUL!!" jawab seluruh siswa-siswi kelas ini.
"Baik kalau begitu, bapak akan menuliskan pembagian kelompok di papan tulis. Jangan berisik, kalau ingin ngobrol boleh, asal jangan kencang-kencang nanti ketahuan." peringat Pak Imran.
Selagi menunggu Pak Imran yang tengah menentukan pembagian kelompok, siswa-siswi di kelas mulai sibuk dengan kegiatannya.
Dalam waktu 5 menit Pak Imran sudah selesai menuliskan pembagian kelompok presentasi menjadi 9 kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4 orang.
"Pak, apa nggak kebanyakan itu sampe 9 kelompok?" tanya Farhan.
"Tidak masalah, asal jangan kebanyakan istri." balas Pak Imran nyeleneh.
Seharusnya Pak Imran tidak pantas menjadi guru agama. Pak Imran lebih cocok menjadi pelawak, atau bahkan Dilan kw super, karena kadang-kadang Pak Imran suka menirukan gaya bahasa Dilan.
"Silahkan kalian duduk berkelompok sesuai yang ada di papan tulis!" titahnya.
Siswa-siswi di dalam kelas berjalan-jalan menghampiri kelompoknya. Tapi tidak dengan Rafa, sedaritadi ia menatap papan tulis putih itu dengan raut tidak rela.
Pasalnya ia tidak satu kelompok dengan Alea, nyatanya ia harus satu kelompok lagi dengan Arlan. Dosa apa Rafa sampai tidak bisa terlepas dari saudara sepersesatannya.
"Kamu kenapa tidak ke kelompok kamu Rafa? Mau ikut bapak ngopi aja?" Pak Imran berdiri di samping meja Rafa dengan sebelah tangan yang bertumpu pada sisi meja.
KAMU SEDANG MEMBACA
[GS1] Opposite Characters
Teen FictionSEQUEL REYRA. [Completed] Tentang dia, yang membuat aku mengenal arti kehidupan lebih jauh. Dia yang mengajariku untuk tersenyum, tertawa, dan menangis karena kebahagiaan. Hanya laki-laki bertingkah unik yang membuatku sedikit demi sedikit melupakan...