Kalau mencintaimu adalah suatu kesalahan, apa aku harus mundur dan mengakui ini sebuah kekalahan?
***
🍂-Happy Reading-🍂Suara dentuman musik terdengar kencang, lapangan basket yang luas sudah di hias semenarik mungkin. Di tengah-tengah lapangan berdiri panggung besar yang di penuhi berbagai alat musik dari tradisional maupun modern.
Malam ini cuaca sangat mendukung, bintang bertebaran di langit biru, ditambah bulan purnama yang semakin memperindah malam ini.
Anggota osis sibuk berlalu-lalang kesana kemari dengan memakai baju kaos biru muda. Malam ini event sekolah akan di mulai, memperingati hari ulang tahun sekolah.
Sedangkan seluruh siswa-siswi SMA Pelita Nusantara yang sudah memenuhi area lapangan memakai baju bebas, namun tetap terlihat sopan.
Rafa dan ketiga temannya berjalan mengelilingi lapangan. Malam ini ia hanya mengenakan kaos putih polos yang di lapisi kemeja berwarna merah maroon yang sengaja tidak di kancing kan dan ia lipat sampai siku.
Langkah mereka terhenti di depan stan berisi makanan-makanan ringan dan beberapa gelas sirup.
"Tau aja ya kalau kita laper," ucapnya yang di sambut kekehan dari ketiga temannya.
"Ambil Raf yang banyak buat persediaan." titah Farhan.
Galang beranjak ke samping meja, lalu mengambil beberapa macam makanan ringan. "Harus pake plastik ini, minta dulu Ar ke Mbak Neneng!" suruhnya.
"Plis, jangan norak gini. Malu-maluin aja njir!" cibir Arlan yang langsung mendapat jitakan di keningnya.
"Sok punya malu lo Ar. Awas aja lo minta nggak gue bagi,"
Arlan mendengus, ia memilih meninggalkan ketiga temannya yang tidak punya urat malu. Di depan panggung sudah di penuhi siswa-siswi yang tengah menikmati penampilan nyanyi dari perwakilan kelas 10.
Pandangannya terjatuh pada gadis cantik berambut ombre yang tengah celingukan mencari seseorang.
"SITI MAIMUNAH!!" teriak Arlan tanpa memperdulikan tatapan-tatapan dari sekitarnya.
Sedangkan gadis yang merasa terpanggil menutup wajahnya dengan sebelah tangan. Dimana-mana Arlan memang selalu membuatnya malu.
"Apaan sih?!" gertak Tiara. Dengan langkah gontai ia menghampiri Arlan yang berdiri sambil berkacak pinggang.
Arlan terdiam memperhatikan Tiara dengan wajah terpukau, malam ini gadis itu terlihat berbeda dari biasanya.
"Tumben lo cantik,"
"Emang cantik! Baru sadar lo selama ini?" balas Tiara memainkan ujung rambutnya.
"Dih, kalau di puji suka nggak tau diri gitu." ketus Arlan, lalu ia merangkul bahu Tiara agar lebih dekat dengannya.
Tiara memutar bola matanya malas. Ia mengedarkan pandangannya mencari-cari keberadaan Anggi yang tadi meminta izin ke kamar mandi, terutama Rafa yang sejak awal belum juga terlihat.
"Ar, lo kenapa sendirian? Rafa sama yang lainnya kemana?" tanyanya dengan kepala mendongak karena tingginya dan Arlan sangat jauh.
"Mereka lagi di stan makanan. Lo kan tau mereka gimana, jadi mendingan gue cabut aja." jawab Arlan, kedua matanya tetap lurus ke depan menunggu penampilan selanjutnya.
Lampu seketika mati, suara-suara riuh mulai terdengar bersahut-sahutan. Tak lama lampu menyorot ke arah panggung, sebelum akhirnya semua lampu-lampu kembali menyala.
KAMU SEDANG MEMBACA
[GS1] Opposite Characters
Teen FictionSEQUEL REYRA. [Completed] Tentang dia, yang membuat aku mengenal arti kehidupan lebih jauh. Dia yang mengajariku untuk tersenyum, tertawa, dan menangis karena kebahagiaan. Hanya laki-laki bertingkah unik yang membuatku sedikit demi sedikit melupakan...