🍂-Happy Reading-🍂
Usai pulang sekolah sekitar 2 jam yang lalu Rafa langsung masuk kedalam kamarnya. Hari ini jadwalnya sangat padat, dua kali ulangan harian, olahraga, dan berakhir dengan latihan basket.
Rafa membalikan badan menjadi tengkurap, menenggelamkan wajahnya pada bantal. Ia berusaha untuk memejamkan matanya tetapi nyatanya kantuk tidak kunjung datang.
Tok
Tok
Tok"Bang!"
Ketukan pintu disusul dengan suara teriakan membuat Rafa kembali membuka matanya, ia sudah tau siapa pelaku yang terus-menerus berteriak memanggil namanya sambil menggedor pintu dengan tidak sabaran.
Rafa beranjak, ia melangkah gontai mendekati pintu kamarnya. Rafa memutar gagang hingga pintu terbuka, sengaja ia hanya menyembulkan kepalanya keluar tanpa menyuruh adiknya untuk ikut masuk.
"Apa?" tanyanya kesal.
"Bang anterin gue, sekalian temenin gue nongkrong juga." pinta Rasta dengan wajah datarnya.
Ya, adiknya ini memiliki sifat yang berbanding terbalik dengannya. Rasta cuek, kalem, jarang berada dirumah dan kadang-kadang ketus. Intinya Rasta tidak pernah membuat kedua orangtuanya menggeram kesal karena tingkahnya.
"Males!" Rafa kembali menutup pintunya, tetapi pergerakannya terhenti saat Rasta mendorong pintu dengan seluruh kekuatannya.
Pintu terbuka lebar, membuat Rafa berdecak. Ia kembali menuju kasurnya, membaringkan tubuhnya dengan kedua kaki yang menggantung.
Rasta ikut masuk kedalam kamar abangnya, ia mendudukan bokongnya dikursi belajar berwarna coklat muda.
"Bang, ayolah!" ajaknya dengan wajah memelas.
"Di garasi ada motor Sta, lo sendiri aja napa! Gue males mau tidur," tolak Rafa tanpa mengalihkan pandangannya pada langit-langit kamar.
"Ayah nggak ijinin gue keluar kalau lo nggak ikut,"
"Lebay!"
Rasta tidak berhenti disitu untuk membujuk abangnya, ia melangkah mendekati abangnya kemudian duduk di ujung kasur.
"Sekali aja." bujuknya lagi. Pasalnya ia sudah memiliki janji dengan teman-temannya, pantang untuk Rasta mengingkarinya.
Rafa memutar bola matanya malas, "Bikin ulah apalagi lo?" tanyanya.
Jelas Rafa sudah tahu alasan mengapa Rasta mengajaknya. Ayahnya akan menghukum jika diantara mereka ada yang berbuat ulah dengan cara tidak mengijinkan pergi kemanapun tanpa ditemani, terkecuali sekolah.
"Berantem doang," jawab Rasta tak acuh.
Sungguh Rafa menjadi gemas dengan adik satu-satunya ini, padahal sejak dulu Rafa selalu meminta adik perempuan yang cantik dan menggemaskan, bukan seperti Rasta yang berwatak keras kepala dan menyebalkan.
Beberapa kali Rafa meminta orangtuanya untuk membuatkan lagi, tentu ayahnya merespon dengan berbinar-binar, tetapi Rafa malah mendapat cubitan pedas dari bundanya.
"Berantem doang? Enak banget kalau ngomong. Gue tetep males nemenin lo, mending gue tidur aja." cibir Rafa tidak habis pikir dengan pola pikiran adiknya. Masih mending dirinya walaupun bego natural tidak pernah cari ribut dengan siapapun.
Rasta memutar otaknya untuk mencari ide, "Kalau lo mau, gue janji nurutin apa kemauan lo." ucapnya.
Tawaran yang menggiurkan,Rafa memincingkan kedua matanya sambil menyunggingkan senyuman lebarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[GS1] Opposite Characters
Teen FictionSEQUEL REYRA. [Completed] Tentang dia, yang membuat aku mengenal arti kehidupan lebih jauh. Dia yang mengajariku untuk tersenyum, tertawa, dan menangis karena kebahagiaan. Hanya laki-laki bertingkah unik yang membuatku sedikit demi sedikit melupakan...