✓DEMAM

2K 176 57
                                    

Mau nanya dong, biasanya trailer wattpad itu di awal atau akhir?


🍂-Happy Reading-🍂

Gerbang sekolah terbuka lebar, siswa-siswi mulai berdatangan memasuki area sekolah dengan kendaraannya, tidak jarang dari mereka yang memilih untuk menaiki angkutan umum, seperti Alea salah satunya.

Anak-anak kelas 12 dari kedua jurusan berkumpul di tengah lapangan mengadakan sesi foto satu angkatan. Alea menyunggingkan senyumannya, karena suatu saat nanti ia akan mengalami hal yang sama, berpisah dengan teman-temannya dan menentukan kemana tujuan mereka.

Alea menaiki anak tangga menuju lantai teratas. Kakinya sudah membaik, tidak sesakit kemarin karena Mamanya telah mengobati lukanya dan melilit telapak kakinya dengan balutan perban yang tebal. Untuk menuju kelasnya terbagi menjadi dua arah, bagian kanan untuk kawasan jurusan IPA, sedangkan sebalah kiri untuk IPS.

Tidak ada istilah saling merendahkan jurusan lain, karena semua tetap sama. Setiap jurusan punya kelebihan dan kelemahan masing-masing, tidak ada yang unggul ataupun sebaliknya.

Saat ingin berbelok jalan Alea terhalangi oleh laki-laki iblis yang sangat di bencinya. Seringain tipis tercetak jelas di bibir laki-laki itu. Ia menatap Alea yang berada di hadapannya dengan sorot merendahkan.

"Hai mantan!" sapanya.

"Mau apa?" tanya Alea malas.

Laki-laki itu menyolek dagunya, Alea yang tidak terima menangkis tangan laki-laki iblis itu dari wajahnya. Tatapan mereka bertemu, sorot kebencian yang terlalu dalam lebih dominan Alea tunjukkan.

"Jangan sentuh gue Vin!" gertaknya penuh penekanan.

Ya, Alvin. Laki-laki berwajah tampan yang memiliki sifat tidak jauh berbeda dengan iblis. Alvin bertepuk tangan, dengan tawa yang menggema. Kebetulan kolidor masih terlalu sepi, suatu keberuntungan untuknya.

"Wow! Seorang Alea Attasyara udah berani sama gue," ucapnya dengan wajah terkejut yang di buat-buat.

Tentunya Alea sudah muak berhadapan dengan Alvin yang tidak mempunyai hati. Ia ingin cepat-cepat pergi menjauh darinya, namun Alvin tetap menghalangi jalannya menuju kelas.

"Mau lo apa sekarang?!" teriak Alea.

"Lo salah tanya itu sama gue Alea. Sekarang lo ikut gue!"

Alvin mencengkram pergelangan tangan Alea, lalu menarik gadis itu untuk mengikutinya. Alea meronta-ronta, berusaha melepaskan cengkraman tangan Alvin yang membuat pergelangan tangannya perih. Belum lagi kuku-kuku panjang laki-laki itu seakan menembus dagingnya.

"LEPASIN TANGAN GUE BAJINGAN!!" pekik Alea menendang-nendang kakinya.

Namun, laki-laki yang berjalan di depannya seakan menulikan pendengarannya. Tetap menarik pergelangan tangan Alea dengan tidak berperasaan, tatapan-tatapan seluruh mata yang berada di kolidor terus terarah pada keduanya.

"ALVIN FERNANDO! MAU KAMU APAKAN ALEA?!" pertanyaan Bu Erlin yang baru saja keluar dari ruangannya menghentikan langkah mereka.

Akhirnya Alea bisa bernafas lega. Cengkraman Alvin di tangannya mengendur perlahan. Alea memanfaatkan kondisi ini untuk cepat-cepat kabur dari sana. Alvin terlalu menakutkan sekarang, sifat manisnya yang dulu sering di tunjukan hanya sebuah permainan belaka.

"Sialan! Tunggu pembalasan gue Alea," gumam Alvin sambil menyeringai.

Alea berlari sampai di depan pintu kelasnya. Ia mengatur nafasnya yang memburu, saat sudah kembali normal Alea berjalan menuju kursinya. Kedua sahabatnya sudah berada di tempat mereka masing-masing dan tengah sibuk dengan kegiatannya.

[GS1] Opposite Characters Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang