Buat apa mempertahankan sesuatu yang tidak pernah pasti kalau hanya menyakiti diri sendiri.
***
🍂-Happy Reading-Minggu cerah ini Rafa menikmatinya dengan memainkan game, tidak ada rencana untuk bepergian. Lagian siapa juga yang ingin mengajaknya keluar, semua temannya tengah sibuk. Pintu kamar terbuka, wanita paruhbaya memberikan tatapan garangnya sambil berkacak pinggang.
"RAFA! BUNDA UDAH BILANG MANDI DULU!" pekikan bunda--Rachel begitu menggema.
"Males, bosen Rafa ngeliat air jernih mulu. Rafa mau airnya warna ungu,"
Mendengar balasan tidak masuk akal dari anak sulungnya membuat ibu dua anak itu merapalkan istighfar berkali-kali. Rasanya ingin sekali ia mengutuk Rafa.
"Rafa mandi sekarang! Atau motor kesayangan kamu bunda peretelin sampai nggak berbentuk!" ancam Rachel sambil mendelik tajam.
Ancaman bundanya kali ini membuat Rafa menjadi was-was. Kasian Gerry bisa hancur ditangan kasar bundanya, lagian bunda sering banget ngerusakin barang.
Rafa melompat dari atas kasur king sizenya. Akhirnya ia memilih mengalah, daripada Gerry hancur dalam tidak berbentuk.
"Bunda! Kalau sampe Gerry rusak, bunda nggak boleh masuk kamar aku lagi." ucap Rafa dari dalam kamar mandi terdengar samar-samar.
Sedangkan Rachel yang masih berada dikamar anaknya terkekeh, "Kamu ngancem bunda! Oke. Bunda akan potong uang jajan kamu satu tahun!"
Rafa membelalakan kedua matanya. "Jangan satu tahun kek bun, satu hari aja gimana?" tawarnya, bahkan laki-laki itu kembali keluar dari kamar mandi dengan pakaian yang masih utuh.
"Kamu nggak mandi juga, hitungan menit motor kamu hancur."
"Bunda kejam banget ya, nanti aku tinggal lapor sama Kak Seto." cibir Rafa. Kemudian ia kembali masuk ke dalam kamar mandi dengan menutup pintunya dibanting.
Terdengar suara percikan air dari dalam kamar mandi saja membuat Rachel tenang. Rafa harus di ancam, sangat menyusahkan. Kalau ada yang mau ia rela memberi Rafa dengan cuma-cuma.
Rachel keluar dari kamar anaknya, beranjak ke dapur membantu Bi Imah memasak untuk makan siang.
Tok
Tok
TokSuara ketukan pintu terdengar jelas dari dapur. Rachel beranjak ingin meelangkahkan kakinya untuk membukakan pintu, tetapi Bi Imah mencegahnya.
"Biar Bi Imah aja Nyonya," ucap Bi Imah. Rachel mengangguk dan melanjutkan kegiatannya mencuci sayuran.
Tidak lama kemudian Bi Imah datang dari arah tamu dengan kedua insan berbeda jenis. Mereka berdua keponakan Rachel, siapa lagi kalau bukan Arlan dan adiknya Zafira.
"Ante," panggil Zafira dengan suaranya yang nyaring.
Senyuman Rachel melebar keponakannya yang cantik ini memiliki suara yang nyaring sekali, padahal jauh berbanding terbalik dengan mamanya yang kalem.
"Eh Fira. Udah makan belum?" tanya Rachel berjongkok menyesuaikan tingginya dengan keponakannya yang baru berusia tiga tahun.
"Udah ante, Fila cama Bang Alan mau main baleng Bang Afa." jawab Fira dengan lugunya, Rachel menjadi gemas sendiri melihatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[GS1] Opposite Characters
Teen FictionSEQUEL REYRA. [Completed] Tentang dia, yang membuat aku mengenal arti kehidupan lebih jauh. Dia yang mengajariku untuk tersenyum, tertawa, dan menangis karena kebahagiaan. Hanya laki-laki bertingkah unik yang membuatku sedikit demi sedikit melupakan...