Happy reading.
Sudah saatnya sekolah Tirtayasa untuk pulang. Bel berbunyi sekitar 10 menit yang lalu. Sekolah mulai sepi tapi ada beberapa siswa yang masih terdapat didalam. Entah yang ekskul, piket kelas sampai yang dihukum oleh guru karena melanggar peraturan sekolah.Terlihat masih ada tiga cowok yang membersihkan gudang. Tepatnya hanya dua orang remaja yang membersihkan gudang tersebut, dan yang satu nya lagi hanya menjadi mandor.
kedua temannya sedari tadi mengeluh terus akibat hukumannya, sedangkan Alden, cowok itu hanya memperhatikan game online di handphone-nya. Cowok itu tidak melanggar peraturan, ia hanya menemani temannya menjalani hukumannya akibat ketahuan mabar games disaat jam pelajaran.
Beruntung mereka hanya disuruh membersihkan gudang, dibandingkan dengan lapangan yang luasnya berkali-kali lipat dengan luas gudang tersebut.
"Lo si Niel, sesat banget. Ngapain ngajakin gue mabar ep ep," gerutu Nevan yang menyusun kardus per kardus agar terlihat rapih.
"Lo juga bego Van, udah tau jam pelajaran ngapain mau aja diajakin mabar sama setan cosplay-an manusia." Sahut Alden masih fokus terhadap game online-nya itu.
Bukannya marah dengan ucapan temannya, Daniel terkekeh, "Hahahaha! Lagi si punya iman cetek banget, payah lo. Setan macem gue jadi tambah demen godain-nya."
Nevan memberenggut, "Dasar calon penghuni neraka."
"Kuylah Van lo gue ajak kesono. Nanti kita mabar ep ep," ajak Daniel dengan gurauan.
Mendengar percakapan temannya itu, Alden tertawa renyah. "Anjirlah bener-bener nggak ada akhlak lo Niel,"
Saat ini suasana menjadi hening kembali. Mereka sibuk dengan pekerjaannya masing-masing.
Seakan ada yang membisikkan Daniel sesuatu, dia berhenti menyapukan lantai gudang lalu memperhatikan Alden dan juga Nevan secara bergantian.
Merasa diperhatikan oleh orang, Alden mengarahkan pandangannya kearah Daniel. "Lo ngapa dah Niel?" Nevan ikut menoleh saat mendengar ucapan Alden.
Tidak mendapatkan sahutan dari orang itu, Alden bertanya kepada Nevan. "Tuh bocah ngapa si?"
"Kemasukan setan penghuni neraka menurut gue," jawaban Nevan membuat Alden terkekeh.
Akhirnya, dengan gemas Alden menendang tulang kering kaki Daniel dan membuat sang empu semakin melebarkan matanya.
"Kok gue perasaan gue jadi nggak enak ya Den?" Nevan melihat sekelilingnya seraya mengusap tengkuk lehernya.
Alden mengangguk, "Sama gue juga anjir,"
Kaki Daniel melangkah kearah Alden dan Nevan.
"RAUW!" Tangan Daniel didepan wajahnya seperti kucing garong ingin mencakar.
Mendapati wajah temannya yang pucat pasi seperti melihat hantu sungguhan, Daniel tertawa terbahak-bahak sambil memegang perutnya.
"HAHAHAHAHAHAHAA!"
"Si anjing!" Umpat Alden dan Nevan berbarengan.
"Lo berdua udah kaya liat setan beneran anjing," kata Daniel yang masih belum kelar ketawa-nya.
Alden dan Nevan mendengus sebal, lalu melirik satu sama lain. Alden berbicara sesuatu melalui bahasa isyarat, dan sepertinya Nevan mengerti maksud Alden, akhirnya mereka berdua berlari keluar meninggalkan Daniel yang masih didalam sendirian.
Sadar kalau dirinya ditinggal sendirian di gudang, Daniel menyusul mereka berdua.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
ADARA [END]
Teen FictionMencintai dalam diam mungkin itu yang terjadi dalam diri Adara Fredella Shaquille. Adara cantik, dia juga manis apalagi kalau sedang tersenyum. Bahkan banyak teman laki-lakinya meminta Adara menjadi kekasihnya, tapi Adara menolaknya. Dengan alasan d...