'Adara' - End

9.1K 314 40
                                    


Halo ges aku up ending dari Adara  nih wkwk

Di vote dulu sebelum baca yaaa. Komennya juga jangan sampe lupaa

Kalo ada yang typo tandai biar aku perbaiki. Soalnya langsung aku publish tanpa di edit dulu

Happy reading guys!

Sebuah koper besar yang berisi pakaian sudah selesai ia penuh terisi. Adara hanya membawa satu koper saja untuk ia bawa ke Medan. Toh, Adara tidak akan menetap di sana jadi buat apa membawa baju terlalu banyak. Lagipula Adara tuh tipe orang kalau sudah suka sama suatu barang pasti akan dipakai berulang-ulang kali hingga ia bosan.

Adara menghela nafas panjang. Tak terasa tinggal beberapa jam lagi ia akan meninggalkan kota kelahirannya meski hanya sementara. Tapi rasa tak rela masih menggerayangi hatinya.

Bunyi klakson mobil dari bawah sudah terdengar. Pertanda bahwa Alden dan teman-temannya sudah tiba untuk mengantarkan Adara ke bandara.

Ah, iya Adara pergi ke Medan nya sendiri. Sebab sang ayah tiba-tiba berangkat ke Singapore untuk masalah perusahaannya yang berada disana. Adhi berangkat ke Singapore saat hari dimana Adara pergi bermain dirumah Daniel.

Tidak mau temannya menunggu lama, Adara bergegas keluar dari kamar. Tapi saat membuka pintu, ia dikagetkan oleh sosok Alden dengan tiba-tiba nya berada di depan pintu.

"Bikin orang kaget aja," sentak Adara membuat Alden terkekeh.

"Maaf,"

"Aturan ketuk pintu biar aku gak kaget," kata Adara dengan nada kesal.

"Gak kepikiran," ujar Alden. "ayo turun. Sini kopernya aku yang bawain,"

Sesuai keinginan Alden, Adara memberi kopernya yang berukuran besar kepada Alden.

Alden menaruh koper tersebut di bagasi mobil milik Daniel. Dan Adara pun duduk di kursi samping kemudi. Dan mereka membiarkan Alden yang membawanya. Sedangkan di bagian tengah sudah ada Silmi dan Adel lalu bagian belakang tentu saja Daniel dan Nevan layaknya siput dengan cangkangnya. Selalu menempel.

"Del, lo ijin sama ema lo kaya gimana? Tumben banget dibolehin keluar kalo nggak sama bebep lo," tanya Adara kepada Adel.

"Gue kabur," jawab Adel dengan santai.

"Balik-balik ema lo konser. Nyahoo ente," Daniel menyahut di belakang.

"Udah kebal kuping gue denger nyokap gue konser,"

"Apalah daya gue yang nggak pernah denger nyokap ngomelin gue," kata Silmi.

"Enak dong kalo gak pernah denger nyokap konser," ujar Nevan.

"Beda server, Van. Nyokap sama bokap gue jarang pulang cuma gara-gara bisnisnya doang," kata Silmi dengan nada lirih.

"Eh, maaf, Mi. Gue gak ada maksud apa-apa." Ah, Nevan sangat merasa bersalah dengan Silmi.

"Santai aja, Van."

Untuk beberapa menit tidak ada yang berniat membuka suara. Disini hanya ada suara yang berasal dari radio.

Alden akhirnya membuka suara. "Ayah kamu kemana, Ra? Aku nggak liat," tanyanya kepada Adara.

"Inget woii! Papa lo juga, Den!" seru Daniel tiba-tiba menyambar saja.

"Tau lo." Adel menoyor kepala belakang Alden lalu mendapat dengusan dari cowok itu.

"Pas kita main kerumah Daniel, Ayah tiba-tiba berangkat ke Singapore. Katanya ada proyeknya yamg bermasalah." jawab Adara.

ADARA [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang