Ayo-ayo sebelum baca, divote dulu yukkkk...
Happy reading.
Mulai hari ini Adara sudah tidak lagi meminta Mang Uun untuk menjemputnya. Dan mulai saat ini juga Adara akan diantar pulang oleh Alden. Sebenarnya ini yang meminta adalah Adara. Pertamanya Alden menolak, tapi Adara terus memaksa dan mau tak mau Alden mengiyakan permintaan Adara. Lagipula cewek itu mendapatkan dekingan dari teman-temannya.
Saat ini Adara menuju halte dekat sekolahnya. Sambil menunggu Alden mengambil motor, Adara memainkan ponselnya yang dia keluarkan dari saku roknya. Tidak ada yang penting, akhirnya Adara menaruh ponselnya ditempat semula.
Cuaca hari ini sepertinya akan turun hujan besar sebentar lagi. Angin juga sudah bertiup dengan kencang. Para pengendara sepeda motor menepikan kendaraan kepinggir jalan yang atasnya tertutup. Atau mereka menepikan di ruko ruko yang ada dipinggir jalan.
Air hujan sudah menjatuhkan air nya. Dan untungnya sebelum hujan bertambah deras, motor besar milik Alden sudah ada di depan halte dan langsung turun dari motornya lalu menghampiri Adara yang sudah duduk.
Adara menggeser tubuhnya ke kanan agar Alden bisa duduk disampingnya.
"Den, langsung balik aja yu," ajak Adara.
"Nanti, masih hujan."
"Aelah gapapa kali. Kena air hujan nggak jadi mermaid kali," ucap Adara.
Alden memutar bola matanya dengan malas.
"Kebanyakan nonton sinetron,""Den," panggil Adara.
"Hm,"
"Pinjem jaket lo dong," pinta Adara.
Alden menoleh kearah Adara. "Bakal apa?"
"Bakal gue pake lah. Gue dingin nih,"
"Kalo nih jaket lo yang pake, terus gue pake apa?"
Adara membelak tak percaya. "Lu masih pake baju seragam ini sih,"
"Lo juga masih pake seragam," sahut Alden mengikuti ucapan Adara.
"Ish!" Adara menghentakkan kakinya di tanah.
"Udah cuek, nggak peka lagi," gerutu Adara sangat pelan.
"Kalau mau ngatain gue, katain langsung dong," tantang Alden.
"Lo denger gue ngomong?" tanya Adara dengan polos.
Cowok itu mengangguk.
"Lo kok nggak marah gue katain cuek sama nggak peka?" tanya Adara heran.
"Ohh, jadi lo ngomong begitu?" Alden menanya balik.
"Ish, berarti lo nggak tau gue ngomong apa?"
Alden mengangguk.
"Terus tadi ngapa lu ngangguk?" kesal Adara.
"Kan tadi lo nanya gini, 'lo denger gue ngomong?', ya gue jawab iya. Karena gue cuma denger lo ngomong bukan denger omongan lo," sahut Alden.
Mendengar jawaban Alden, Adara menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Kok gue nggak paham ya?"
Alden berdecak, "Gini nih kalo ngomong sama otak udang,"
"Parah banget, pacar sendiri dikatain otak udang," rajuk Adara.
Tak ada lagi percakapan diantara mereka. Hanya terdengar suara air hujan yang turun dan kendaraan yang berlalu-lalang. Tak suka dnegan keadaan ini, lagi-lagi Adara yang mencari topik pembicaraan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADARA [END]
Teen FictionMencintai dalam diam mungkin itu yang terjadi dalam diri Adara Fredella Shaquille. Adara cantik, dia juga manis apalagi kalau sedang tersenyum. Bahkan banyak teman laki-lakinya meminta Adara menjadi kekasihnya, tapi Adara menolaknya. Dengan alasan d...