Halooo aing mau up extra chapter nih wkwk.
Di vote dulu yuuuu sebelum bacaa because ini terakhir kalinya aku up di lapak Adara. Komen juga jangan lupa sahabatttt
Happy reading guys!
Seorang wanita dengan pakaian daster batik yang sedang menyiram tanaman langsung berteriak kala mendapatkan anak laki-lakinya yang umurnya sekitar 7 tahun keluar rumah dengan cara mengendap-endap. Ia langsung menghampiri anaknya yang nakal dibandingkan kembarannya.
"ADLAN! KALAU KAMU KELUAR RUMAH, KAKI KAMU BUNDA IKAT, YA!" Bukannya melarang anaknya bermain diluar rumah. Tapi anaknya yang satu ini kalau bermain pasti dengan anak yang sudah SMP dan diatasnya. Bahkan Adara tidak pernah mendapatkan anaknya bermain dengan anak seusianya kecuali bermain dengan kembarannya, Adnan.
Ah, wanita itu Adara. 8 tahun lalu ia dan Alden memutuskan untuk menikah diusia mereka yang menginjak 23 tahun.
"Bun, aku cuma mau main." ujar anak itu dengan nada memelas.
"Kamu boleh main, asal jangan main sama anak SMP. Kamu masih terlalu kecil untuk main sama mereka. Nanti otak kamu dewasa sebelum waktunya." omel Adara. Wanita itu selalu mengomel seperti ini. Bahkan setiap hari omelan Adara sudah menjadi makanan sehari-hari untuk Adlan, anaknya yang nakal.
"Orang cuma main bola. Lagi juga disono ada Rian sama Leo." keukeh Adlan.
Ah, Adara melupakan bahwa Adlan juga memiliki teman yang sama nakalnya seperti anak laki-lakinya itu. Ya, mereka juga kerap bermain dengan anak SMP. Ck, Adara tak habis pikir.
"Mending kamu temenin adik kamu dikamar atau gak noh main sama Adnan." tunjuk Adara kepada kembaran Adlan yang sedang bermain robot-robotan miliknya.
"Gak mau! Adeeva cengeng kalau aku ajak main. Terus si Adnan main nya sama mobil-mobilan atau gak robot-robot miliknya sambil ngoceh-ngoceh kaya orang gila. Mending aku main bola sama Abang-abang SMP di lapangan." Bagaimana adiknya yang berusia 3 tahun tidak cengeng bila diajak bermain oleh Adlan. Orang anak laki-laki itu mengajak bermainnya seperti mengajak main anak seusianya. Lalu kalau bermain dengan kembarannya itu, sudah dipastikan mulut Adlan akan pegal sebab Adnan itu bawel sekali. Jika ucapannya tidak diubris, pasti akan berbicara tambah lebar.
"ALDEN! NIH BILANGIN ANAK KAMU! AKU PUSING NGASIH TAUNYA!" Adara masuk kedalam rumah menghampiri Alden yang sedang mengobrol dengan Adeeva, anak terakhir mereka.
Senyum Adlan mengembang kala bundanya masuk ke dalam rumah. Kesempatan ini tak boleh Adlan hindari. Anak laki-laki itu langsung berlari dengan kencang menuju lapangan di komplek perumahan.
Alden keluar terlebih dahulu dengan Adeeva di dalam gendongannya. "Adlan nya nggak ada, Bun!" ujar Alden saat tidak mendapatkan siapapun diluar rumah.
Adara berkecak pinggang. "Benar-benar nih anak. Awas aja, pulang-pulang gue suruh kuras kolam renang."
Melihat istrinya masuk rumah sembari yang misuh-misuh karena anak pertamanya Alden hanya bisa menggelengkan kepalanya. Sudah biasa mendapati pemandangan seperti ini. Dan anak laki-laki itu tak ada kapok-kapoknya.
"Aban Alan nakal ya, Yah?" tanya Adeeva dengan polosnya.
"Iya, Abang kamu yang itu nakal banget."
"Aku dong, kalem." sahut Adnan yang tak jauh dari mereka.
"Iya kamu kalem, tapi mulutnya bawel kaya Bunda kamu," jeda Alden. "Diva main sama Abang Adnan dulu ya. Ayah mau nyamperin Bunda." Alden mendudukkan Adeeva disebelah Adnan yang sibuk dengan mainannya.
"Jagain adik kamu," pesan Alden kepada Adnan, kembaran dari anaknya yang nakal itu.
"Iya, Yah." Meski bermulut bawel dan banyak omong, Adnan bukan anak yang suka membantah perkataan Alden dan Adara. Ia akan menurut apa yang orang tua nya ucapkan.
Alden masuk kedalam rumah menghampiri Adara yang berada di dapur. Semenjak mempunyai anak seperti Adlan, setiap Adara kesal pasti wanita itu akan makan untuk menghilangkan rasa kesalnya.
"Padahal tadi udah makan," Alden duduk di kursi depannya.
"Aku kesel Mas, sama Adlan. Biarin aja sih, pulang-pulang aku suruh bersihin kolam renang." kata Adara sambil mengunyah dengan raut cemberut.
"Percuma kamu kasih hukuman begitu. Anak kita yang itu gak ada kapok-kapoknya."
"Aku kirim juga nih ke Korea Utara," gerutu Adara membuat Alden tertawa.
"Kasian dia. Nanti nggak bisa berkutik." kekeh Alden.
"Hayooo pada ngomongin aku, ya?" sahut Adlan yang tiba-tiba muncul.
"Ngagetin Bunda aja!" omel Adara. "jangan bicara sama Bunda ya, Lan. Bunda masih sebel sama kamu,"
"Yah, Bunda kenapa sih?" tanyanya pada Alden.
"Masih aja nanya. Kan udah Bunda bilang, jangan main sama anak SMP. Mainnya sama sepantaran kamu aja,"
"Aku juga mainnya sama sepantaran. Orang ada Rian sama Leo," kata Adlan.
"Lan, kalau Bunda kasih tau itu dengerin. Kalau kata Bunda nggak boleh, ya nggak boleh." ujar Alden kepada Adlan.
"Tapi yah, aku cuma main di lapangan kok nggak ngapa-ngapain,"
"Kamu boleh main sama anak SMP, tapi nanti setiap pulang bersihin seluruh rumah ini," ancam Adara.
"Ya udah aku nggak akan main sama anak SMP lagi."
"Nah gitu baru anak Bunda," senyum Adara mengembang karena anaknya itu menurut.
"Tapi mainnya sama anak SMA," lanjut Adlan dan setelah mengatakan hal itu, Adlan langsung berlari menjauhi Bunda nya.
Adara menatap cengo anaknya. Adara heran, perasaan bunda dan ayahnya itu anak nggak ada yang sifatnya kaya gitu. Padahal dirinya dan Alden sangat kalem.
Alden terkekeh geli. Sudah biasa mendapati suasana seperti ini dirumahnya. Anaknya yang satu itu sangat nakal. Suka sekali mengganggu bundanya. Dan anaknya itu paling susah diatur dibandingkan dengan Adnan dan Adeeva. Lagi bermain dan disuruh pulang anak itu malah tidak mendengarkannya dan tetap melanjutkan permainannya seakan-akan ia menjadi bolot seketika.
***
Extra chapter nya b aja gak ada yang uwu wkwk. Tapi semoga kalian suka yaaaa
Oiya, aku udah buat sekuel tapi nggak tau kapan di publish nya. Mungkin dua minggu kedepan. Nanti aku infokan di lapak ini. Btw, kalo disuruh pilih mau siapa yang dibuat cerita selanjutnya?
- Adlan
- Adnan
- Adeeva
Mau yang mana? Eh tapi walaupun kalian milih aku udah nyiapin alur ceritanya dari aalah satu anak dari Adara dan Alden. Pilihan itu buat tanya-tanya aja wkwk
Karena cerita ini udah tamat, aku mau ngucapin terima kasih buat kalian yang sudah membaca hingga tamat.
Sampai ketemu di cerita aku selanjutnya!
Jgn lupa follow ig ku :
ainisftrii
nii.storyLuv u,
and, see u!
ainisafitri
KAMU SEDANG MEMBACA
ADARA [END]
Teen FictionMencintai dalam diam mungkin itu yang terjadi dalam diri Adara Fredella Shaquille. Adara cantik, dia juga manis apalagi kalau sedang tersenyum. Bahkan banyak teman laki-lakinya meminta Adara menjadi kekasihnya, tapi Adara menolaknya. Dengan alasan d...