'Adara' - 33

4.2K 245 17
                                    


Hallo ges. Aku up nih, mwehehehe

Sebelum baca yok di vote dulu yuuuuu

Oiya, kalau ada typo komen ya biar aku benerin

Happy reading!


Mengendarai motor dengan kecepatan rata-rata Alden hampir saja ingin menabrak penyebrangan jalan karena menerobos lampu merah. Untungnya cowok itu sampai dengan selamat dimana tempat yang Silmi beritahu keadaan Adara.

Sepanjang lorong rumah sakit Alden berlari menuju ruangan dimana Adara berada. Alden tidak tahu apa yang terjadi dengan kekasihnya. Tapi saat Silmi memberitahu bahwa pacarnya dibawa kerumah sakit, Alden langsung tancap gas menuju rumah sakit Medika yang sempat Silmi ucapkan sebelum Alden matikan teleponnya.

Sesampainya di kamar Adara, Alden tidak langsung masuk melainkan mengetuk pintu terlebih dulu. Tidak mendapat respon, akhirnya cowok itu main masuk begitu saja. Ia dapat melihat sosok perempuan dengan sebuah perban di bagian pergelangan kaki.

Di dalam ruangan ini hanya ada Alden dan Adara saja. Adara yang sedang tidur dengan pulas dan Alden duduk di kursi samping tempat tidur yang Adara gunakan. Tangan Alden berada di atas kepala Adara. Ia usap dan membenahi anak rambut yang menghalangi keningnya. Untung saja tidak ada orang disini, jadi tidak ada yang melihat Alden melakukan hal itu.

Bukannya apa, Alden hanya tidak terbiasa memperlakukan perempuan seperti ini. Maklum namanya juga baru pertama kali pacaran.

Sekarang matanya beralih ke bagian kaki Adara. Ia mengamati pergelangan kaki yang di perban. Alden dapat menebak bahwa perempuan yang sedang berbaring tidur di kasur habis keserempet kendaraan lain.

Tapi Alden bingung. Saat ini Adara masih menggunakan pakaian yang dia kenakan saat ke minimarket bersama Chandra. Nah yang menjadi pertanyaan di benaknya, dimana Chandra? Terus yang membawa Adara kesini siapa?

Ah, biarkanlah. Yang penting pacarnya sudah mendapatkan perawatan.

Saat membuka mata, Adara dapat melihat seseorang yang sedang duduk di kursi samping brangkas yang ia gunakan. Samar-samar ia dapat mengenali wajah orang tersebut. Ternyata orang itu Alden. Ada rasa senang saat Alden ada disampingnya. Senang bahwa Alden datang disini dan orang pertama yang ia lihat dari tidurnya akibat efek obat yang diberikan oleh dokter.

"Kenapa bisa?" Alden bertanya dengan Adara dengan nada kesal.

Tahu bahwa Alden menanyakan dirinya, senyum Adara langsung merekah.

Alden berdecak. Lagi begini sempat-sempatnya gadis itu senyum-senyum.

"Nggak usah senyum-senyum. Jawab pertanyaan gue,"

"Gue keserempet mobil." jawab Adara.

"Kenapa harus lo? Kenapa nggak Chandra aja?" tanyanya dengan ketus.

Adara memandang Alden dengan tatapan bingung. Bagaimana ia tahu kalau ia tadi bertemu Chandra? Ah, Adara seperti ketahuan oleh pacarnya sedang berselingkuh.

"Kagak ada Chandra dih."

"Yakin? Tadi dideket minimarket ngapain sama Chandra?"

Mata Adara melebar mendengar penuturan Alden. Ah, jangan-jangan Alden cemburu saat mengetahui ia jalan dengan Chandra. Pantas saja saat ia menelepon Alden, sama cowok itu tidak diangkat.

Adara tersenyum tengil kepada Alden. "Oh ceritanya lo cemburu?"

Jari telunjuknya menunjuk ke arah dirinya sendiri. "Gue cemburu sama Chandra? Nggak ada yang cakepan dikit apa." katanya dengan intonasi seperti tadi. Ketus.

ADARA [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang