Yok di vote yok sebelum baca..Happy reading.
Seperti perkataan yang Alden bilang ke Adara saat dikelasnya, Alden sudah menunggu perempuan itu bersama kedua sahabatnya di parkiran sekolah. Pertamanya kedua sahabatnya mengernyit heran, kenapa tidak langsung pulang dan malah mereka harus duduk-duduk santai di jok motornya masing-masing. Tapi mendengar alasan Alden, akhirnya mereka menuruti permintaan Alden. Sebenarnya mereka dibolehkan pulang terlebih dulu sama Alden, tapi mereka menolak. Maklum, mereka terlalu nurut sama majikan.
Daniel berdecak kesal karena sudah menunggu hampir 15 menit, tapi belum ada tanda-tanda cewek itu memperlihatkan batang hidungnya. Daniel sudah bosan menunggu. Apalagi kalau ternyata Adara sudah pulang terlebih dahulu, sia-sia dong Daniel menunggunya.
"Den, Adara kapan baliknya si? Capek adek berdiri terus," eluh Daniel kepada Alden.
"Sabar napa. Lo kalau mau balik, balik aja. Biar gue aja sendiri," jawab Alden dengan ketus.
"Aduh si Akang marah-marah bae, awas nanti mukanya keriputan ngalahin kakek gue." gurau Daniel. "Terus nanti kalah ganteng sama kakek gue," lanjut Daniel.
"Fag," gerutu Alden sambil memberikan jari tengah.
"Toxic teroooosss," ujar Nevan.
"Toxic my life," sahut Daniel.
"Nyamber mulu lo, kayak ubur-ubur," kata Alden.
Bukan Daniel saja yang bosan, tapi Alden juga. Alden melirik ke pergelangan tangan yang ketiga kalinya. Cowok itu berdecak kesal. Kalau bukan karena Adara, perempuan yang akan membuat dirinya jatuh cinta—itupun kalau bisa, mana mau Alden menunggu dibawah sinar tengah-tengah parkiran.
"Kalo lo mau balik, duluan aja. Gue mampu kali berdiri disini sendiri." kata Alden sembari menengok kearah atas. Lebih tepatnya kelas Adara.
"Ayo Van, kita balik duluan bae."
"Ayo dah," Nevan menyetujui ajakan Daniel.
"Gue balik dulu, jangan kangen sama gue," ujar Daniel diiringi cengiran yang membuat Alden berdecak kesal.
"Sono lo berdua balik. Nggak butuh gue punya temen yang spesies sama kaum letoy." kata Alden.
"Ayo balik-balik," Nevan menyeret kerah seragam sekolah Daniel.
"DADAH KAKANDA ALDEN, JANGAN KANGEN SAMA DEDEK. MUACH!" ujar Daniel dengan tidak malunya.
Sedangkan Nevan yang berada didekat Daniel, cowok itu langsung mengumpat.
"Anjing, bukan temen gue," lirihnya.Kesal dengan Adara yang tak kunjung datang, akhirnya dia memilih untuk menelponnya saja.
Mencari nomor yang tidak dikenal di aplikasi whatsApp nya, cowok itu langsung memencet lambang telepon.Status berdering, tetapi tak kunjung diangkat.
Alden berdecak kesal. Akhirnya ia menelpon lagi. Dan akhirnya, panggilan kedua diangkat.
"Gece ke parkiran, gue nungguin lo disini." Setelah mengucapkan kalimat itu, Alden langsung memutuskan sambungan teleponnya.
Sementara Adara langsung berdecak kesal. Belum sempat dirinya bicara, sudah diputuskan sambungan teleponnya. Benar-benar minta dikutuk jadi pangeran cebong.
Adara lupa dengan perkataan Alden saat jam istirahat kedua jadi saat ini dia sedang menemani Silmi mengerjakan tugas piket. Meskipun sudah ada pacarnya–Yoga, Silmi meminta Adara untuk menunggunya karena Silmi akan memberikan tumpangan di mobil nya Yoga.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADARA [END]
Teen FictionMencintai dalam diam mungkin itu yang terjadi dalam diri Adara Fredella Shaquille. Adara cantik, dia juga manis apalagi kalau sedang tersenyum. Bahkan banyak teman laki-lakinya meminta Adara menjadi kekasihnya, tapi Adara menolaknya. Dengan alasan d...