Yok di vote dulu yokk sebelum baca yokk..
Happy reading.
Saat asyik-asyiknya bermain PS bersama Nevan, ponselnya berdering pertanda bahwa ada seseorang yang menghubunginya. Tadinya Alden tidak ingin angkat. Karena dia sedang sibuk melawan Nevan yang hampir mengalahkannya.Tapi, ponselnya diambil oleh Daniel. Karena Daniel tidak ikut bermain dan memilih untuk memperhatikan saja. Katanya sih, dia bosen kalau main selalu kalah.
"Nih, Den!" Daniel menyodorkan ponselnya Alden kepada sang pemilik.
"Bentar-bentar," sahut Alden masih fokus terhadap stick PS nya
"Gece angkat. Ini Adara nelpon lo,"
Mendengar hal itu, Alden langsung mengambil ponselnya dari genggaman tangan Daniel. Alden menaruh ponselnya dipundak dan ditekan oleh kepalanya. Sedangkan kedua tangannya masih sibuk dengan stick PS nya.
Alden sebenarnya bingung. Tumben sekali Adara menelponnya. Biasanya cewek itu menge-chat-nya, itupun jarang.
Panggilan sudah tersambung, tapi Alden tidak mendapatkan cewek itu berbicara. Sampai akhirnya Alden yang memulai.
"Kenapa?" tanya Alden dengan tangan yang masih mengotak-atikan stick PS dan pandangan lurus kedepan.
"Heum..,"
"Bilang cepetan," tukas Alden.
"Gue mau seblak,"
"Terus?"
"Beliin gue seblak,"
"Emang pembantu lo kemana? Kan bisa lo minta bikinin dia,"
"Dia udah tidur. Gue nggak enak bangunin dia,"
"Kan udah tugas dia. Terus apa bedanya sama lo minta beliin seblak sama gue? Emang gue pembantu lo?"
Perkataan Alden sontak membuat kedua pasang mata Daniel dan Nevan menatapnya dengan tatapan tajam.
Mereka tak percaya apa yang diucapkan Alden. Sungguh, baru kali ini mereka mendengar Alden berucap seperti itu.
"Oh oke deh. Maaf ngerepotin lo malem-malem." lirihnya seperti nada bersalah.
Baru ingin mengucapkan sesuatu, panggilan terputus secara sepihak. Tentu saja dimatikan oleh Adara.
Pandangan Alden fokus ke arah layar TV. Dia memikirkan sesuatu, apakah ucapannya menyakiti Adara sampai cewek itu berbicara seperti itu? Kalau sampai cewek itu benar-benar sakit hati dengan ucapannya, Alden akan mengutuk dirinya.
Karena dia sudah berjanji kepada dirinya sendiri, bahwa dia tidak akan menyakiti hati perempuan seperti ayahnya. Meskipun Alden suka berbicara ketus, Alden berharap ucapannya tidak menyakiti hati orang lain.
Dengan kesal Daniel melempar bantal kepada Alden yang dari tadi ia taruh diatas kedua pahanya.
Dengan tangkas Alden menghindar kesamping.
"Apaan sih?" protes Alden.
"Ipiin sih!" cibir Nevan.
"Temen lo pura-pura bego tuh Van. Kalo lo bego beneran, yang rugi gue sama Nevan, gara-gara gak dapet contekan," sahut Daniel.
Nevan memandang Daniel dengan datar.
"Yang bener anying!"
Daniel tersadar akan ucapan Nevan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADARA [END]
Teen FictionMencintai dalam diam mungkin itu yang terjadi dalam diri Adara Fredella Shaquille. Adara cantik, dia juga manis apalagi kalau sedang tersenyum. Bahkan banyak teman laki-lakinya meminta Adara menjadi kekasihnya, tapi Adara menolaknya. Dengan alasan d...