Happy reading.
"Bun, aku berangkat duluan ya. Aku buru-buru," ucap Adara sambil menuruni anak tangga dengan tergesa-gesa.
"Sarapan dulu Ra!" Teriak Ira saat anaknya yang sudah menyelonong sehabis salim dan pamit dengan dirinya.
"Itu Adara kenapa, Bun?" Tanya Adhi menghampiri istrinya yang sudah berada di dapur.
"Nggak tau. Aku tanya malah nggak di jawab. Katanya sih buru-buru," jelas Ira.
"Tumben banget. Biasanya juga berangkat nya kalau udah mepet banget sama bel," Adhi terheran-heran melihat tingkah Adara yang aneh.
Gimana nggak aneh, Adara itu cewek mager, termasuk berangkat ke sekolah pagi-pagi. Apalagi ini masih jam 6 pagi. Biasanya Adara akan berangkat dari rumah pukul 6.40 agar sampai sekolah pukul 6.55, dan dia nunggu di sekolah cukup 5 menit sampai bel masuk berbunyi.
"Biarin aja Mas, mungkin dia lagi ngelindur. Nih teh kopi kamu, udah aku buatin." ucap Ira seraya memberikan cangkir yang berisi teh kopi kepada Adhi.
Adara berlari menuju mobil yang sudah ada di halaman rumahnya, tetapi belum di panaskan oleh mang Uun.
"Mang, ayo antar Adara ke sekolah," Adara memanggil mang Uun yang sedang duduk sambil minum kopi.
Mang Uun selaku supir sekaligus satpam dirumahnya pun terkejut.
"Mau ke sekolah, Neng?"
"Nggak Mang, mau mulung. Ya, iyalah mau sekolah. Ayo mang berangkat sekarang, ada misi yang harus Adara kerjakan." ujarnya.
"Iya, Neng, tunggu sebentar ya, saya mau panasin mobil dulu,"
Diperjalanan Adara terus saja menyuruh mang Uun untuk mengebut. Tentu saja mang Uun mengikuti perintah yang ada suruh. Kalau tidak bisa-bisa itu cewek akan terus berbicara tanpa henti.
"Makasih Mang," saat sudah sampai Adara langsung berlari menuju kelasnya yang berada di lantai 3.
Sampai dikelas nafas Adara terengah-engah. Bayangkan saja, berlari dari gerbang lalu melewati lapangan yang begitu luas agar bisa menuju bangunan kelas.
Adara mengedarkan pandangannya ke penjuru kelas. Hanya ada beberapa temannya yang sedang melakukan piket kelas. 'Rajin amat njir' batin Adara.
Percuma saja ia datang sepagi ini, ternyata Silmi belum datang. Adara sedikit menyesal telah berangkat sepagi ini. Akhirnya Adara memilih untuk merebahkan kepalanya di atas meja dengan lengan sebagai bantalannya.
Silmi baru saja datang saat Adara sudah terlelap. Lagi-lagi Adara ditatap dengan tatapan aneh menuju kepada dirinya. Silmi terheran-heran, ada apa dengan manusia satu ini? Kemasukan peri baik? Atau setan mager nya sudah keluar? Ntah lah Silmi lebih memilih untuk duduk si samping cewek itu sambil mengeluarkan ponselnya.
BRAK!
Dobrakan itu sontak membuat Adara terlonjak kaget. Hingga Adara langsung berdiri saat mendengar dobrakan itu. Tak beda dari Adara, teman-temannya yang berada di dalam kelas juga terkejut, dan menatap Silmi dengan tatapan horor.
"Silmi lo gila ya?! Ganggu gue tidur tau nggak?" Adara berseru.
"Hehe, refleks Ra. Gue seneng banget abisnya." kata Silmi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADARA [END]
Teen FictionMencintai dalam diam mungkin itu yang terjadi dalam diri Adara Fredella Shaquille. Adara cantik, dia juga manis apalagi kalau sedang tersenyum. Bahkan banyak teman laki-lakinya meminta Adara menjadi kekasihnya, tapi Adara menolaknya. Dengan alasan d...