Yok di vote dulu yokk sebelum baca..Happy reading.
Selama dikelas Adara tidak banyak bicara. Ia tak bertenaga dan ia juga sedang memikirkan kenapa Alden tiba-tiba menjadi cuek. Dan hal itu membuat Silmi yang berada disampingnya menatapnya dengan tatapan heran. Tumben sekali Adara tidak banyak bicara.
Bukan hanya Silmi saja yang menyadari. Tetapi Adel pun juga merasakan. Meski baru bertemu beberapa hari yang lalu, Adel sudah paham betul bagaimana tingkah Adara.
Silmi menengok kearah belakang dimana tempat Adel berada. Mereka saling bertanya dengan bahasa mengangguk-angguk saja sambil menatap Adara bergantian.
"Ra,"
Mendengar panggilan dari Silmi, Adara langsung menengok kearah cewek itu.
"Kenapa?"
"Lo kenapa? Kok diem aja?" tanya Silmi.
"Iya Ra. Biasanya lo ngebacot terus. Kalo lo diem gini, berasa horor aja gitu," kata Adel yang duduk dibelakang.
Adara tertawa kecil. Sebegitu keliatan kah kalau orang seperti Adara yang tiba-tiba diam seperti ada masalah?
"Gue nggak papa. Mungkin gue kangen bunda sama ayah gue." bohong Adara. Tapi Adara tidak sepenuhnya berbohong. Diri Adara memang merindukan kedua orangtuanya yang sudah 2 minggu lebih tidak bertemu.
"Nanti juga pulang. Lo nggak akan sendiri Ra. Ada gue, Adel. Dan jangan lupakan ada Alden sama temen-temen yang lain." ujar Silmi sembari mengusap punggung Adara.
"Haha santai aja santai kayak di pantai. Gue nggak papa elah." ucap Adara.
"Jujur aja Ra. Kalo lo diem kayak beda aja gitu. Kayak ada yang ilang." sahut Adel dibelakang.
"Soalnya gue ngangenin sih,"
Silmi menjitak kepala Adara pelan. "Apa hubungannya bambang."
"Kalo nggak ada pasti nanti akan ada seiiring jalannya waktu. Sama kayak cinta. Hahahaha," ucap Adara dengan ketawa yang dipaksakan.
Adel mencolek punggung Silmi dan membuat cewek itu menengok kebelakang. "Bucen mode on," ujar Adel dan mendapati anggukan kecil dari Silmi.
"Yang penting gue bucinnya ke cowok gue bukan ke cowok orang." ujar Adara.
"Lah dia baper." kata Adel.
"Bukan baper Del. Dia gitu kalo lagi gak mood. Meski tadi sempet ketawa datar, dia bisa juga jadi judes. Nih anak punya kepribadian banyak asal lo mau tau," ucap Silmi. Adara yang mendengarnya pun hanya diam saja. Memang benar apa yang dikatakan Silmi itu.
"Keren ju—" ucapan Adel terputus karena Pak Didi yang mengajar sebagai guru olahraga sudah datang.
"Silahkan keluar. Hari ini kira praktek lari jauh. Yang belum ganti baju olahraga, silahkan ganti. Dan yang sudah, silahkan ke lapangan." Setelah mengucapkan kalimat itu, Pak Didi langsung keluar.
Untung saja Adara, Silmi dan Adel sudah mengganti pakaiannya tadi. Jadi ia tidak perlu beramai-ramai ganti baju ke tempat ganti baju khusus yang disediakan oleh pihak sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADARA [END]
Teen FictionMencintai dalam diam mungkin itu yang terjadi dalam diri Adara Fredella Shaquille. Adara cantik, dia juga manis apalagi kalau sedang tersenyum. Bahkan banyak teman laki-lakinya meminta Adara menjadi kekasihnya, tapi Adara menolaknya. Dengan alasan d...