Yok di vote dulu yokk sebelum baca yokk...Happy reading.
"Mau pesen apa?" tanya Alden sambil membuka-buka buku menu yang berada di restoran Jepang."Apa aja." jawabnya dengan ketus
"Kalo gue kasih batu, mau?"
"Boleh aja. Asal kalo gue mati, nanti bakal gue gentayangin lo. Secara tidak langsung, lu bunuh gue."
"Serius mau makan apa?"
Adara melirik isi menu yang dipegangi oleh Adara dari tempatnya yang bersebrangan dengan cowok itu dan dibatasi oleh meja. "mau Sukiyaki sama Yakitori. Minumannya cukup ice tea aja." ucapnya dengan nada yang sedikit ketus.
Adara kesal, baru saja memainkan satu permainan, masa udah disuruh makan? Padahal ia belum lapar sama sekali meskipun tadi pagi belum sarapan.
Tapi ia sudah bilang Bi Nani agar masak sarapannya seperti biasa saja. Anggap saja porsi Adara makan untuk si Silmi. Ia juga sudah ijin kepada Ira, dan untungnya beliau mengijinkannya. Kalau tidak, sudah pasti Adara merengek seperti anak kecil.
Dari kecil sudah dibiasakan minta apa-apa selalu di berikan, jadi terbiasa hingga kecil. Tapi akhir-akhir ini, Adara sudah sedikit berubah agar tidak menjadi seperti itu lagi. Ia sedikit merubah kebiasaan jeleknya agar bila ia jauh dari orangtuanya, Adara bisa lebih mandiri.
"Mau pesen apa mas?" tanya seorang waiters yang umurnya sekitar 20 keatas kepada Alden.
Adara mengernyit heran. Padahal disini bukan hanya Alden saja, melainkan ada Adara juga. Dasar, mbak-mbak centil! Gerutu Adara dalam hati. Ingin menyeletuk, tapi ia masih kesal dengan Alden.
"Sukiyaki nya satu, Yakitori nya satu, ice tea nya satu dan air mineralnya satu." jelas Alden kepada waiters itu.
Adara menatap Alden dengan wajah bertanya. 'Dia nggak makan?'
"Sudah itu saja mas?" tanyanya.
Alden mengangguk. "Iya mbak,"
"Adiknya nggak nambah mas?" tanyanya lagi sambil melirik ke Adara. Sedangkan perempuan yang mendapatkan lirikan itu, langsung membulatkan matanya.
Mengerti situasi, Alden langsung berceletuk agar rasa kesal Adara tidak meningkat ke pangkat yang lebih tinggi dari sebelumnya. "Bukan adik mbak, tapi pacar saya,"
Adara mendengar penuturan Alden hanya mempu menahan senyumnya agar tidak mengembang. Soalnya Adara kan lagi mode ngambek gara-garanya harus makan dulu.
"Ah, gitu ya," ujar waiters itu dengan wajah tidak seperti sebelumnya.
Setelah mengatakan kalimat itu, waiters itu langsung melangkahkan kakinya pergi menjauh dari meja pasangan yang sedang diam-diam saja.
Mulut Adara gatal sekali karena tidak ada topik pembicaraan. Ingin menyerocos, tapi keadaan hatinya sedang kesal. Apalagi saat melihat Alden memilih memainkan ponselnya daripada membuka percakapan diantara mereka.
Rasa kesalnya bertambah dua kali lipat. Adara ingin cepat-cepat makan saja biar cepat juga bermain wahana-wahana yang berada disini dan hal itu dapat menghilangkan rasa kesal kepada Alden dengan sendirinya.
Saat makanannya tiba, Alden masih saja fokus terhadap layar ponselnya. Eh iya, kan cowok itu tidak mau makan.
Si ambyarrrr
KAMU SEDANG MEMBACA
ADARA [END]
Teen FictionMencintai dalam diam mungkin itu yang terjadi dalam diri Adara Fredella Shaquille. Adara cantik, dia juga manis apalagi kalau sedang tersenyum. Bahkan banyak teman laki-lakinya meminta Adara menjadi kekasihnya, tapi Adara menolaknya. Dengan alasan d...