Yok di vote dulu yokk sebelum baca yok ...
Happy reading guys!!
Setelah makan di restoran 'Mampir Yuk' --milik keluarga Adara, Alden langsung mengantarkan Adara pulang.
Oh iya, btw tadi Alden yang bayar makanannya. Masa iya gratisan. Malu dong.
Mobil Nevan yang dikendarai oleh Alden sudah tiba didepan rumah Adara. Adara masih belum turun juga. Hal itu membuat Alden bingung.
Saat Alden tatap, cewek itu hanya menundukkan kepalanya dan tak lama isakan dari bibirnya keluar begitu saja. Hal itu membuat Alden tersentak.
Dengan perlahan tapi pasti, Alden memegang lengan Adara. "Lo kenapa?" tanyanya.
Pertanyaan Alden hanya dijawab oleh gelengan kepala oleh sang pemilik.
Melihat respon Adara, Alden bingung harus apa. Ia tak begitu berpengalaman untuk meredakan orang yang sedang menangis secara tiba-tiba. Sepertinya hanya orang pintar yang bisa meredakan tangisannya.
'Cewek gue gak kesurupan kan ya?' Alden membatin.
"Hei, lo kenapa?" Sekali lagi Alden bertanya. Ia harap Adara menjawabnya agar asumsi bahwa Adara kesurupan hilang dalam pikirannya.
Dengan tiba-tiba Adara langsung meresponnya dengan memeluk Alden secara tiba-tiba. Suara isakan itu semakin besar. Sungguh, Alden sangat bingung dengan situasi seperti ini.
Tangan Adara diletakkan di leher Alden dan kepalanya disandarkan di pundak Alden. Dengan refleks Alden mengusap-usap punggung Adara agar keadaan cewek itu lebih tenang.
Usapan tangan Alden kepada punggung Adara berhenti saat tangisannya pemilik suara itu mulai berhenti dan langsung menjauhkan dirinya dari tubuh Alden.
Netra Adara menatap langsung terhadap netra milik Alden dan beralih ke bagian pundak Alden. Adara merasa tidak enak saat melihat seragam sekolah Alden di bagian pundak nya basah akibat air matanya.
"Seragam lo basah," ujar Adara dengan nada tak enak hati.
"Udah gapapa. Tapi lo kenapa? Tiba-tiba nangis begitu aja. Gue kira kesurupan."
Yang tadinya Adara merasa bersalah dengan Alden, tapi saat mendengar kalimat terakhir cowok itu membuat Adara kesal bukan main. Sebagai pelampiasan kekesalannya terhadap Alden, Adara menampar pelan pipi Alden.
Saat tangan Adara sudah mendarat di pipi bagian kanan Alden, tangan Alden menahan pergelangan tangan Adara.Tatapan Alden juga menjuru ke netra milik Adara. Dan Alden berucap, "bilang aja mau modus megang bagian wajah gue."
Ucapan Alden sontan membuat Adara menghentakkan tangannya yang masih di pegang oleh Alden. "Lo juga modus. Pegang-pegang tangan gue," sahut Adara tak mau kalah.
"Modus ke pacar sendiri nggak salah kali," ujar Alden acuh. Dan Adara memilih untuk tidak merespon. Bisa-bisanya Alden berucap seperti itu yang ada Adara malah baper.
Dan benar saja, telinga Adara memerah saat Alden menyebutkan dirinya sebagai pacar. Ah, katai saja kalau dirinya lebay. Tapi jujur saja, saat Alden menyebutkan dirinya sebagai pacar, hati Adara langsung menghangat. Kebahagiaan Adara sungguh sederhana.
Tak ingin berlama-lama didalam mobil, Adara membuka pintu mobil. Tetapi saat ia ingin keluar, tubuhnya terhuyung lagi kebelakang.
Adara meringis saat tahu penyebab yang membuat tubuhnya terhuyung ke belakang. Ternyata ia lupa melepaskan selt beat yang melekat pada tubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADARA [END]
Teen FictionMencintai dalam diam mungkin itu yang terjadi dalam diri Adara Fredella Shaquille. Adara cantik, dia juga manis apalagi kalau sedang tersenyum. Bahkan banyak teman laki-lakinya meminta Adara menjadi kekasihnya, tapi Adara menolaknya. Dengan alasan d...