'Adara' - 12

4.2K 298 31
                                    


Happy reading.


Sekolah SMA Tirtayasa akan menjalankan rutinitas setiap hari Sabtu yaitu senam bersama. Tapi kali ini senam bersama diurungkan oleh pihak sekolah, karena hujan tiba-tiba mengguyur sebagian kota Jakarta.

Hujan di pagi hari sangat menguntungkan sebagian siswa yang bersekolah di sekolah tersebut. Apalagi bagi siswa perempuan. Mereka tidak perlu kegerahan akibat senam pagi. Menurut mereka senam pagi bisa membuat make up nya luntur. Sudah dandan cantik-cantik dari rumah, eh malah luntur, sayang sekali.

Adara, perempuan itu baru saja turun dari mobil yang mengantarkannya. Cewek itu langsung berlari dari gerbang menuju gedung kelas karena hujan yang lumayan besar.

Terlalu terburu-buru, Adara tidak memperhatikan jalan yang ia lewati. Ada genangan air dan dia tidak sengaja menginjakkan dan akhirnya dia terpeleset.

BRUK!

Adara memejamkan matanya. Dan bodohnya dia tidak langsung bangkit. Adara yakin, pasti banyak yang melihat adegan ini. Adara ingin sekali menenggelamkan kepalanya di rawa-rawa saja lah.

Baru saja ingin bangkit, ada yang mengulurkan tangannya untuk membantu Adara berdiri. Saat mendongok kan kepalanya ke atas, ternyata orang itu Alden, pacarnya. Dia juga membawa payung, dan cowok itu memayungi Adara dan juga dirinya

Cowok itu berdecak, "Udah tau jatuh, bukannya langsung bangun malah merem," ketus Alden.

"Malu, Alden." tekan Adara.

"Kalau malu, tinggal langsung lari apa susahnya,"

"Gak mau, nanti jatuh lagi kayak tadi,"

"Makanya jalan pake mata," ucap Alden.

"Ternyata orang pinter bisa bego juga ya. Dimana-mana jalan pake kaki lah. Mana ada jalan pake mata," celetuk Adara.

Alden diam tidak menjawab. Meskipun mereka jarang mengobrol, Alden tahu, pasti cewek itu selalu punya kata-kata yang bisa membalas perkataannya.

"Nggak mau ganti rok?" Tanya Alden saat sudah di lantai 3, dimana ruang kelas mereka berada. Ah, ternyata Alden bisa perhatian juga.

Adara menengok belakang rok nya dan ternyata rok nya itu basah gara-gara jatuh tadi. Kenapa dia tidak berasa ya, padahal dia yang merasakan. Sungguh gadis aneh.

"Biarin ajalah, nanti juga kering sendiri."

"Ya udah, terserah," jawab Alden datar.

"Makasih tumpangan payungnya,"

"Hm,"

Setelah selesai mengucapkan itu, Alden langsung menuju kelasnya yang berlawan arah dari kelas Adara.

Sekolah Adara berbentuk leter U. Kelas Bahasa berada di sebelah kanan dan kelas IPA berada di sebelah kiri. Sedang di tengah itu adalah kelas IPS. Dan tangga berada di antara kelas IPS dengan kelas IPS juga. Jadi kelas IPS 1, 2 dan 3 ke kelas IPS 4 dan 5 dibatasi oleh jalan menuju tangga.

"Ra, rok lo basah kenapa?" Tanya Mia, salah satu anak IPS 3 kebetulan mereka berpapasan.

Sekedar informasi saja, Adara cukup terkenal di angkatannya maupun angkatan lain. Karena memiliki sifat yang bar-bar.

"Yaelah, lo gak tau apa pura-pura nggak tau?"

"Basa-basi doang anjir," sahut Mia.

"Udahlah gue cabut dulu mau ke kelas ganti rok,"

Setelah meninggalkan Mia, Adara berlari menuju kelasnya.

Tibanya di kelas, tawa teman-temannya menggelegar. Adara tahu apa yang sedang mereka tertawa kan. Tentu saja dirinya sendiri gara-gara jatuh di lapangan sekolah.

ADARA [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang