Yok di vote dulu yokk sebelum baca yok...Happy reading.
Hari ini, hari dimana Heni menemui mantan suaminya hanya untuk tertukar kabar dan mantan suaminya juga ingin tahu tentang keadaan putranya yang tidak ingin bertemu dengannya.Bukan tidak ingin, hanya belum saja. Alden belum bisa memaafkan penuh sosok papanya yang dulu ia banggakan. Itu dulu bukan sekarang. Rasa kecewa kepada papanya suka muncul begitu saja saat melihat wajah mamanya yang terlihat murung. Alden pikir mamanya yang terlihat murung pasti gara-gara teringat akan sosok mantan suaminya itu. Padahal bukan. Ia hanya memikirkan bagaimana caranya agar Alden memaafkan mantan suaminya itu.
Meski mantan suaminya itu yang berselingkuh dan memilih dengan selingkuhannya, Heni sudah ikhlas. Lagi juga istri dari mantan suaminya itu juga sudah berteman baik dengan Heni.
Tapi kali ini Heni menemui pria itu sendirian tanpa istrinya. Biasanya ia akan selalu membawa istrinya. Bukan untuk pamer, tapi itu permintaan Heni. Ia ingin berdamai dengan masalalu. Tidak ingin berlarut-larut terlalu lama.
Sebab itu, Heni lagi berusaha agar anaknya mau memaafkan tentang masa lalu yang sudah lewat. Ia tahu anaknya masih sakit hati akan hal itu. Tapi Heni juga tidak ingin anaknya itu membawa dendam kepada sang papanya.
Saat pria itu tiba, Heni langsung mempersilahkan ia duduk. Tidak mau mengulur waktu terlalu lama, Heni langsung menanyakan kabar kepada pria didepannya.
"Gimana kabar istri sama anak kamu?"
"Alhamdulillah baik semua. Alden gimana? Dia udah mau memaafkan aku?" tanya balik pria itu.
Heni menghela nafasnya gusar. "Belum. Setiap aku mau bahas kamu, dia selalu pergi begitu saja. Baru nyebut saja, dia udah badmood. Jadi aku biarin dulu sampai dia benar-benar bisa berdamai dengan masalalu nya. Tapi aku berharap Alden menerimanya dengan waktu dekat. Agar kamu tidak terlalu memikirkan tentang Alden terus."
"Aku minta maaf. Bukannya untuk menyakiti kalian, tapi mau gimana lagi. Hati nggak bisa dipaksakan." ujar pria itu.
"Nggak usah dibahas itu udah lalu. Lagi juga aku udah ikhlas dari dulu-dulu."
Awal perselingkuhan papa Alden dengan istrinya yang sekarang ini adalah saat suami lamanya sang istri meninggal, papanya Alden sangat bersimpati sebagai teman saat SMA. Pria itu yang selalu ada untuk beliau saat dia kehilangan sang suami. Tadinya perempuan itu mengira kalau papanya Alden itu bersimpati kepadanya hanya sebagai seorang sahabat yang mendukung sahabatnya. Tapi seiring berjalannya waktu, papanya Alden melamar perempuan itu dan dia mengaku bahwa ia sudah cerai dengan Heni. Mengetahui papanya Alden tidak mempunyai istri, akhirnya perempuan itu menerimanya.
Tapi saat berjalan-jalan di mal, mereka bertemu Heni dan Alden. Disitu Heni sedang hamil besar dan langsung shock dengan keberadaan pria itu dengan perempuan lain sambil berpegangan tangan. Disaat itu juga, Alden masih kecil untuk memahami hal yang seperti itu. Tapi seiring berjalannya waktu, akhirnya ia mengerti dan mulai membenci sang papa.
Disini kita tidak bisa menyalahkan perempuan itu. Sebab yang memulai terlebih dahulu itu papanya Alden. Perempuan itu hanya menganggap sebagai sahabat. Tapi pria itu selalu menyakinkan bahwa ia serius dengannya. Akhirnya perempuan itu luluh juga.
Tapi saat tahu pria itu sudah berbohong dan mempunyai istri, perempuan itu sudah meminta untuk mengakhiri hubungan ini. Ia tidak mau menjadi duri dari rumah tangga orang. Tapi pria itu selalu memaksanya agar tetap bertahan. Dan dia berjanji akan menceraikan Heni. Awalnya perempuan itu tidak setuju dengan pendapat pria itu. Tapi saat Heni dengan ikhlas nya memberikan pria itu untuknya, perempuan itu langsung menangis sejadi-jadinya. Ia berani bersumpah bahwa ia tidak tahu bahwa pria itu memiliki istri.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADARA [END]
Teen FictionMencintai dalam diam mungkin itu yang terjadi dalam diri Adara Fredella Shaquille. Adara cantik, dia juga manis apalagi kalau sedang tersenyum. Bahkan banyak teman laki-lakinya meminta Adara menjadi kekasihnya, tapi Adara menolaknya. Dengan alasan d...