'Adara' - 20

4.6K 301 23
                                    

Yok di vote dulu yokk sebelum baca yokk..

Happy reading.


Seperti kabar yang beredar, kedatangan murid baru di SMA Tirtayasa cukup membuat mereka antusias menyambut kedatangan orang tersebut. Apalagi kaum adam, mereka sudah sangat bersemangat sekali mengingat bahwa murid baru tersebut adalah seorang perempuan.

Koridor lantai satu sampai lantai empat diisi oleh murid-murid Tirtayasa sambil menengok kearah lapangan, dimana adanya murid baru tersebut berada. Kaum adam dibuat terpana melihat wajah murid baru itu.

Seluruh murid yang menatap kearah murid baru terkejut saat melihat dua orang disamping perempuan itu. Mereka berdua Adara dan Silmi. Pasalnya dua orang itu keluar dari mobil yang berbeda dan langsung menghampiri murid baru itu.

Mereka bertiga berjalan beriringan menuju kantor kepala sekolah untuk mengantarkan temannya yang notabene merupakan murid baru di SMA Tirtayasa. Setelah selesai dengan urusan itu, Adara dan Silmi langsung bergegas menuju dimana kelasnya berada.

Saat mereka berjalan dari parkiran hingga kelas mereka, murid-murid memandang mereka dengan tatapan seperti ingin tahu ada apa hubungannya mereka dengan murid baru itu.

Dengan langkah yang sedikit berlari, akhirnya Adara dan Silmi sampai juga dikelasnya sambil mengatur napasnya yang memburu. Adara duduk ditempat begitupun dengan Silmi. Mereka  mengambil salah satu buku yang berada di tasnya untuk mengipasi dirinya yang sedang kegerahan.

"Gila, anak Tirtayasa kalo ngeliat yang bening matanya langsung pada melotot," sahut Adara kepada Silmi sambil mengatur napasnya yang terengah-engah.

"Hooh. Awas aja tuh si Yoga kalo matanya ampe ngelirik ke si Adel. Siap-siap aja matanya gue colok pake tusukan sate." balas Silmi dengan sadis.

"Sama gue juga. Awas aja kalau Alden lupa diri kalo udah punya pacar. Gue bilangin mamanya. Biarin aja biarin,"

"Lagi sih, ngapa nambah cakep aja. Perasaan pas SMP udah cakep, ngapa nambah lagi aja tuh glowingnya. Kan kasian murid-murid Tirtayasa pada insecure," lanjut Adara.

"Si Adel pulang-pulang dari luar negeri, mukanya makin bule aja," sekarang ucap Silmi.

Adel, perempuan yang menarik pusat perhatian SMA Tirtayasa adalah teman SMP Adara dan Silmi. Saat kenaikan kelas 9, perempuan itu pindah ke Jerman karena neneknya yang tinggal disana jatuh sakit dan keluarganya mau tidak mau harus menjaga neneknya. Karena papanya Adel anak satu-satunya dan tidak memiliki saudara. Dan saat satu tahun setelah tinggal disana, neneknya meninggal dunia. Tapi keluarganya tidak langsung pulang. Mereka mengurus beberapa hotel yang neneknya kelola disana. Neneknya Adel itu single parents. Saat kakeknya meninggal, neneknya yang mengurus semuanya. Akibat kelelahan, wanita tua itu sering jatuh sakit.

Adara mengangguk mengiyakan ucapan Silmi. "Iya anjir. Disono dia makan apaan ya, ampe mukanya uwaw bingittt,"

"Maklum, dia disono beli makannya pake duit dollar. Beda sama kita yang pake duit recehan." ujar Silmi.

"Anjir. Bisa gitu ya?" tanya Adara dengan wajah tanpa dosanya.

Silmi memutar bola matanya dengan malas. "Terus lo percaya sama ucapan gue?" tanya cewek itu.

Adara menganggukkan kepalanya.

"Bodoh," umpat Silmi dibalas cengiran tidak jelas oleh Adara.

***

Pelajaran Bu Tati sedang berlangsung. Terdengar ketukan pintu membuat sang guru menghentikan penjelasan tentang bagian-bagian, cara pengucapan puisi. Pintu terbuka memperlihatkan guru yang berpostur tubuh yang semampai. Bu Ajeng, guru idaman semua kaum adam. Selain postur tubuhnya yang indah, wajahnya pun tak kalah indah. Bahkan banyak murid-murid yang berani menggoda Bu Ajeng. Maklum, masih muda.

ADARA [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang