'Adara' - 13

4K 290 21
                                    

Happy reading.


Hari ini murid-murid Tirtayasa pulang lebih awal. Setiap hari Sabtu pulang lebih cepat karena akan ada ekstrakurikuler. Kadang banyak anak-anak yang membolos untuk mengikuti ekskul.

Tapi Sabtu ini tidak diadakan ekskul karena guru-guru akan rapat. Sontak membuat mereka bersorak kegirangan.

Setiap koridor sekolah ramai dengan murid-murid Tirtayasa yang terburu-buru untuk mencapai parkiran sekolah lebih dulu.

Tetapi berbeda dengan Alden, dia lebih memilih untuk keluar terbelakang saja agar tidak berdesakan saat ngambil motornya.

Dia terdiam dia kelasnya seorang diri, sedangkan kedua temannya pergi ke kantin untuk membeli minuman. Cukup lama ia di dalam kelas akhirnya Alden keluar dari kelasnya.

Alden melirik jam tangan di lengan kirinya. Waktu menunjukkan pukul 1. Berarti dia didalam kelas sudah 15 menit.

Berjalan di lorong sekolah, Alden berjalan seorang diri. Tidak ada orang selain dirinya. Dia masih berjalan santai dan sampai dilantai bawah bertemu dengan Adara.

Alden mengerutkan keningnya.

Tuh bocah ngapa belum pulang? tanya Alden dalam hati.

Dia ingin bertanya, tapi nanti dianggap kepo oleh Adara.

Sampai akhirnya cewek itu melihat kearahnya.

"Hai, Mas pacar," sapa Adara.

Alden hanya melirik sekilas.

"Ish! Lo mah Den, disapa malah diem doang kayak kambing ompong," gerutu Adara kesal dengan Alden.

"Terus gue harus respon gimana?" tanya Alden.

"Nih, aturan lo bilang gini. 'hai juga Mbak pacar' gitu," jelas Adara sambil memperagakan gerakan say hi yang lebay.

"Lebay," sahutnya.

"Lo kenapa belum pulang?" tanya Adara mengganti topik pembicaraan.

"Karena gue masih disekolah," jawab Alden asal.

"Ya gue tau. Tapi kan yang lain udah pada pulang. Cuma lo doang yang belum,"

"Bukan gue doang kali, lo juga,"

"Ish, lo mah," lagi-lagi Adara dibuat kesal.

"Gue males desak-desakan pas di parkiran. Makanya gue nunggu dulu dikelas," ucap Alden.

Adara menengok ke arah Alden. "Wah, sama dong gue juga. Jangan-jangan kita jodoh,"

Mendengar celetukan itu, Alden hanya memutar bola mata.

"Eh iya Den, gue bagi nomor WA lo dong," lagi-lagi Adara yang aktif dalam pembicaraan ini.

"Bakal apaan?"

"Ya bakal chating- an lah,"ujar Adara cepat.

"Mau ngapain chating- an?"

"Ngapain aja kek yang enak. Gece ih, mana," paksa Adara.

Alden mendengus sebal. "Yaudah mana sini hp lo,"

Adara mengeluarkan ponselnya dari saku roknya.

"Nih," Adara memberikan ponselnya kepada Alden dan diterima oleh cowok itu.

"Awas aja kalau yang lo tulis nomor tukang sedot WC," ancam Adara.

"Tadinya gue nggak ada pikiran buat ngasih nomor sedor WC. Tapi berhubung lo bilang gitu, boleh juga tuh ide lo," kata Alden sambil mengetik nomornya diponsel Adara.

ADARA [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang