'Adara' - 26

4.2K 279 22
                                    

Yok di vote dulu yokk sebelum baca yokk...

Happy reading.


Masuk ke dalam rumahnya dengan berlari-lari, Adara hampir saja terpeleset saat ia ingin menaiki anak tangga menuju lantai 2 dimana kamarnya berada. Adara berlari sebab ia merasa senang sekaligus malu.

Senang karena Alden akan mengajaknya jalan-jalan. Dan malu karena tidak menjaga tingkahnya didepan Alden. Tapi Adara sebodo akan hal itu. Ia akan menjadi dirinya sendiri untuk mendapatkan hatinya Alden.

Buat apa kalau Alden mencintainya, kalau bukan jati dirinya yang asli?

Adara ingin cowok itu menerima apa adanya. Baik kelebihannya maupun kekurangannya. Tapi bagi Adara, dirinya itu banyak kekurangan. Contohnya, malas, barbar, nggak bisa diam, mulut nggak dibisa di rem, kelakuan abstrak, otak pas-pasan, dan masih banyak lagi. Kalau disebutkan satu-satu, ia akan malu dengan para readers disini.

Sedangkan kelebihannya paling hanya beberapa. Seperti cantik, manis, bodygoals, lumayan dalam hal masak-memasak. Meskipun harus didampingi oleh yang mahir.

Saat membuka pintu kamarnya, terlihat Silmi yang sudah tertidur pulas dengan wajah yang berhadapan dengan layar laptop milik Adara.

Tadi sebelum Alden tiba, mereka sedang menonton drama Korea. Tapi Adara meninggalkan Silmi sendirian hingga cewek itu tertidur karena tidak ada teman saat menonton drama tersebut.

Tidak mau membangunkan Silmi yang sudah pulas, Adara hanya memindahkan laptopnya dari hadapan sahabatnya. Meski posisi tidur Silmi berlawan arah dengan biasa Adara tidur, Adara tidak mau bersusah payah menggeser posisi Silmi.

Jadi lebih baik ia mengikuti gaya Silmi tidur. Daripada melakukan hal yang membuatnya susah.

Mata Adara tidak langsung terpejam. Dirinya belum mengantuk. Apalagi ditambah ia kepikiran tentang Alden. Tuhkan, Alden membuat Adara bingung akan kelakuannya. Dia itu kenapa sih? Suka banget berubah sikap. Kadang ketus seperti ditelepon tadi hingga Adara sedih. Eh, setelah itu, membuat Adara terbang bersama rasa sedihnya yang tiba-tiba saja sudah hilang berterbangan entah kemana.

Ingin berharap atas sikap Alden yang seperti barusan saat membawakannya seblak, mungkin akan terdengar mustahil. Tapi kita tak tahu dengan sifat manusia. Mereka akan bisa berubah menjadi lebih baik atau akan menjadi jahat. Itu semua tergantung kepada hati mereka masing-masing.

Adara bingung. Besok Alden akan membawanya pergi kemana? Kalau boleh request sih, Adara ingin pergi ke Dufan. Sepertinya seru. Terakhir kali ia kesana saat umur 12 tahun. Itupun dengan bibi dan saudaranya.

Saat itu bunda dan ayahnya sedang pergi keluar kota. Alasan mereka berdua pergi karena urusan pekerjaan ayahnya.

Untung saja saat Adara dititipkan di rumah neneknya, disaat itu juga ada saudara dan bibinya yang sedang bermain. Kalau tidak, bisa-bisa Adara sangat gabut.

Ditempat neneknya, Adara itu tidak memiliki teman satupun. Makanya ia suka kesal saat Ira menitipkannya kepada sang nenek. Kenapa Adara kecil tidak diajak saja saat Ira dan Adhi pergi? Ah, mungkin mereka ingin berpacaran agar tidak ada yang menggangu.

Daripada Adara begadang seperti biasa, lebih baik ia tidur agar esok pagi tidak terlambat bangun. Tapi sebelum itu, Adara menyetel alarm terlebih dahulu agar saat berdandan, tidak terburu-buru karena waktu yang kepepet.

Tidak membutuhkan waktu lama, akhirnya cewek itu dapat memejamkan matanya dan menyusul Silmi kedalam alam mimpinya.

***

ADARA [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang