'Adara' - 38

4.9K 258 28
                                    

Aku up nih gaes mwehehe

Di vote dulu yuuuu sebelum bacaa...

Di komen jugaa yaaaa

Oiya kalau ada typo komen ya biar aku benerin

Happy reading guys!


Setelah kejadian dimana Adara bertemu Alden di kantin sekolah, ia sudah tidak bertemu lagi. Ini sudah 3 hari setelah kejadian tersebut. Saat dirinya dan kedua temannya ke kantin, hanya bertemu Daniel dan Nevan saja. Itupun hanya sekali. Saat ditanya Alden dimana, mereka bilang ada di kelas. Tapi saat Adara menghampiri ke kelas, teman kelasnya berkata bahwa mereka sedang berada di perpustakaan. Entah siapa yang berbohong.

Selain tidak bertemu, Alden juga tidak mengabarinya. Di telpon tidak diangkat padahal terhubung. Alden sengaja menjauh darinya? Ia salah apa?

"Udahlah, Ra. Kita susulin lagi aja ke kelasnya," usul Silmi karena sudah bosan melihat Adara yang uring-uringan seperti itu.

"Nanti pas ke kelasnya, tau-tau nya nggak ada manusia nya," celetuk Adel yang masih fokus memberikan kuku-kukunya kuteks.

"Kali aja nanti ada," ujar Silmi.

"Balik sekolah aja kita ke kelasnya. Kalau pas istirahat nanti temen kelasnya bilang mereka lagi di perpus. Males gue kalo ke perpus. Hawanya panas,"

"Ebuset, setannya banyak tuh," seru Adel.

"Diem deh, Del. Jangan ngajak ribut gue dulu. Gue lagi galau nih. Mana bokap sama nyokap gak jengukin gue disini. Terus si Alden bertingkah gak jelas," Adara memejamkan mata sambil menaruh kepalanya diatas meja dengan tangan sebagai bantalan. Ia cukup pusing dengan kegalauannya. Ditambah lagi semalam dirinya habis maraton drama dan baru tidur saat pukul 2 dini hari.

"Iya, iyaa..."

Disaat jam pelajaran seperti ini, kelas Adara hanya diisi beberapa anak saja. Yang lain pada sibuk ke kantin dan yang kutu buku tentu saja pergi ke perpustakaan. Kali ini Adara ingin tidur sebentar saja. Lagi pula mau ke kantin sama siapa. Orang kedua temannya sibuk dengan urusannya masing-masing. Adel sibuk memberi warna pada kukunya. Silmi sibuk membaca novel. Ya sudah Adara sibuk tidur saja.

Perasaan baru beberapa menit tertidur, tapi ada saja manusia yang membangunkannya dari tidur nyenyak nya. Adara kesal kalau ada orang yang mengganggunya disaat-saat keadaan sedang tidak jelas.

Adara berdecak kala ada orang yang menggebrak mejanya. "Siapa sih, ganggu aja," katanya dengan nada sinis.

"Kamu berani bicara sinis dengan saya?" tanya orang yang mengganggu tidurnya.

Mata Adara melotot saat menyadari siapa yang ada didepannya ini. Tolong siapapun bawa Adara pergi dari sini. Ia tidak kuat menghadapi galaknya Bu Wati.

"Aduh, Bu maap. Saya kira si Silmi," Adara meringis saat melihat wajah merah dari Bu Wati.

"Berani sekali kamu bicara sinis dengan saya,"

"Saya kan gak tau kalau itu Bu Wati," elak Adara.

"Ngeles saja kaya bajai. Sana kamu cuci muka. Awas saja kalau ngelayap kemana-mana," ketus Bu Wati.

"Emang bajai suka ngeles, Bu?" Lagi-lagi Adara dibuat meringis dengan perkataannya. Sungguh saat mengatakan itu, secara langsung kalimat tersebut langsung keluar begitu saja dari bibirnya.

Sebelum Bu Wati bertambah marah, lebih baik Adara kabur saja. Yang ada panas telinganya kalau mendengar Bu Wati ngomel-ngomel terus.

Teman sekelasnya hanya bisa menahan tawa. Mereka tidak berani tertawa saat Bu Wati masih berada disini. Yang ada guru itu salah paham. Bu Wati kan orangnya ge'er an.

ADARA [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang