Harapan memberikan sesorang untuk tetap bisa hidup namun apa daya jika harapan musnah apa lagi alasan untuk hidup.
Matahari bersinar terik di antara kerumunan awan yang tampak ingin menutupi cahyanya.
Di balik itu pula ada seorang pria tampan yang mencari ke segala arah untuk menemukan orang yang ia cari beberapa detik lalu.'mana sih yang lain tadi aja nyuruh gw ke tempat latihan lah ini malah sepi' batin seorang laki-laki, yang bukan lain adalah Rafael ia mencari seluruh teman ny karna dia di hubungi untuk datang latihan basket di sekolah namun saat sampai di tempat tujuan tak ada satupun orang yang ia lihat sedang bermain basket, sepertinya Rafael sudah berpikir kalau dia ini hanya di prnk untuk datang lalu mereka semua pergi, untuk membuat Rafael kesal dan berbalik berjalan ke arah parkiran sekolah untuk melanjutkan saja tidurnya di rumah yang sudah di ganggu eh teman-teman nya, yang bilang bahwa latihan namun nihil ia tak menemukan salah satu di antara mereka.
"Rafael mana yang lain." panggil rai salah satu anggota dari tim basket itu sendiri dan ia pun berlari ke arah Rafael yang membalik tubuhnya ke arah belakang untuk melihat siapa yang memanggilnya.
"ga tau gw aja nyariin pada kaga ketemu di lapangan tu mane gk ada," kata Rafael pada Rai dengan tangan yang menujuk ke arah lapangan basket di ikuti mulut yang menekuk akibat kesal tak menemukan yang lain.
Mendengar jawaban itu rai hanya diam dan memandang kesekeliling dan berharap menemukan beberapa tim nya.
"woiiii, " teriak seorang dari arah lantai dua sekolah mereka, orang itu adalah afan reflek mereka berdua melihat ke arah afan yang melambaikan tangan dan mengisaratkan mereka berdua untuk naik dan menyusul mereka ke lantai atas.
Melihat itu Rafael dan Rai langsung melangkah dan menyusuri bagian sekolah untuk menyusul yang lain di lantai 2.
Sesampai nya di lantai dua mereka melihat semua tim basketnya sudah berganti baju dan sepertinya siap untuk memulai latihan namun hanya rafael dan rai yang masih terlihat santai dengan baju yang sama sekali belum mereka ganti karna yaa mereka ketinggalan dan tidak tau dimana kebaradaan tim mereka tadi.
"a*jr lu semua gak bilang bakalan kumpul di sini." ujar Rafael dengan memasang wajah masam nya, sambil berjalan ke arah ruang ganti untuk menggenakan seragam basketnya untuk latihan.
Semua yang berada di situ hanya membalas perkataan Rafael dengan gelak tawa yang terdengar di koridor lantai 2 itu.
Melihat itu tingkah anggota tim Aira hanya terdiam dan enggan tertawa serta masih terus melanjutkan aktivitas nya dengan bola basket di tangan nya yang terus di lempat ke arah tembok dan berbalik lagi ke arah nya berulang-ulang hanya itu yang dia lakukan.
***
"Rasyika lu gk cape nulis sebanyak ini dan lagi pula di udah mau sore juga mendingan lanjut besok aja, gw juga mau balik ada urusan, " ujar ArgaMendengar itu Rasyika hanya tersenyum dan melanjutkan mencatat semua daftar peserta yang harus ia selesaikan.
Melihat yang di lakukan Rasyika, Arga hanya tersenyum dan merasa bahwa Rasyika sangat tulus dengan hal yang ia kerjakan.
"lu kalau mau duluan gk apa apa ko gw mau lanjutin ini lagi pula temen" gw belum pada balik mereka lagi latihan basket di depan dan juga osis lain masih ada ko masih bisa bantu gw." jawab rasyika dengan masih mencatat beberapa kata di atas kertas yang berada di atas meja itu.
Sedangkan Arga ia hanya bisa mengangguk kecil dan tersenyum lalu melangkah pergi keluar ruangan dan menyisakan Rasyika di ruang osis itu sendiri.
Rasyika yang melihat senyum Arga hanya bisa bisa salah tingkah dan dengan pipinya yang meroba akibat melihat Arga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ay & Ar
Fanfiction"Kamu tau ga Walaupun aku udah gaada Cinta aku ke kamu masih terus tumbuh Lewat arga Dan mungkin arga orang yang kamu cinta Tapi aku orang yang selalu kamu dan arga kenang. Sampai jumpa." **** Kisah beberapa orang remaja yang terjebak di lingkup...