#36 di asingkan

51 24 0
                                    

Sudah biasa luka dan rasa sakit ku rasakan,
Tapi entah mengapa jika semua itu terjadi rasanya masih tetap sama masih terasa sakit.
Diriku terlalu rapuh hingga lupa caranya kuat,
Mudah patah, hancur namun piluh kembali,

Suasana rumah sakit nampak tenang, dengan daffa dan hans yang duduk di sofa ruangan itu serta frizka dan bi asih yang duduk di kursi dekat tempat tidur Aulia. Mereka semua tengah menunggu Aulia sampe siuman.

"yah aku mau jalan sama bibah duluan ya." ujar Daffa yang mulai berdiri serta meninggalkan mereka semua di ruangan itu,

Hans yang melihat putranya pergi dari ruangan itu taj lama menyusulkan, dia mengatakan pada Frizka ada urusan kanton yang harus di kerjakan.

Saat itulah Frizka mulai memanggil dokter kembali untuk mengecek keadaan Aulia agar dia cepat sadarr, dan dia bisa memberitahu Aulia semua kelakuan hans pada Aira.

Namun Aulia tak kunjung sadar dia masih tetap tertidur.

Sementara itu bi asih yang ponsel nya berbunyi langsung saja meninggalkan tempat itu untuk segera mengangkat panggilan itu.

"iyaa den apa? " tanya bi asih pada Afan yang menelpon nya.

"Aira ada di rumah sakit sama afan bi. Dia kambuh, afan ketemu dia di taman entah dia ngapain sampai semua badan nya luka bi." ujar Afan di telpon

Tubuh bu Asih seakan terguncang dia merasa bahwa dirinya sudah gagal menjaga Aira.

"eh bi asih bicara dengan siapa?" tanya hans yang sudah berada di belakang bi asih, bi asih yang mendengar hans berbicara seperti itu hanya terdiam dan menunduk, dia pun segera mematikan panggilan nya dengan Afan.

"aneh bukan nya di dalam malah di lorong, bibi ngapain? " tanya hans lagi yang terdengar bentakan. Hans sangat pensaran karena seseorang yang berbicara dengan bi asih menyebut nama Aira.

"Aulia udah sadar bi, " ujar Frizka dengan satu tangan nya memegang pegangan pintu.

"hah dia sudar." ujar Hans yang langsung masuk ke ruangan itu dengan sedikit menabrak tubuh Frizka.

Frizka tidak tahu jika ada hans di sana, kalau saja frizka mengetahui itu dia tak akan memberitahu Aulia sudah sadar,

Mereka bertiga mulai berdiri di sisi Aulia yang mulai perlahan membuka matanya. Mata Aulia seakan mencari seseorang namun dia tetap tidak menemukannya.

"Ai..ra ma.. Naa," ujar Aulia dengan suaranya yang terputus-putus.

"ada bu di... " ucap Frizka yang terhenti.

"tidak dia tidak ada, padahal kita semua sudah mengajaknya tapi mana peduli, dia menganggap mu ibu saja dia tak ingin apalagi menjenggukkmu." ucap hans yang memotong perkataan Frizka.

Frizka malah langsung menatap hans sinis, dia sangat membenci orang yang memutar balikkan fakta.

"dasar om-om gk punya akhlak. Umur saja yang sudah tua tapi masih aja berbohong, demi perhatian dasar caperr." batin Frizka yang mulai memutar bola matanya malas.

Raut wajah Aulia langsung terlihat murung dia seperti bersedih karena anak nya tidak datang melihat nya, apakah sejahat itu Aulia sampai anaknya tidak sudi menjengguknya?

"makanya Aulia kan kakak sudah bilang, bawa saja dia ke ayah nya dia kan sudah di indonesia atau kamu tak mau biar aku yang urus, kamu nanti menikah saja lagi bisa kau dapat anak lagi, lagi pula kamu masih muda aulia." ucap Hans dengan senyum licik nya

Frizka yang mendengar itu hanya mampu mengumpat dalam hatinya dia sangat membenci orang ini, Frizka juga tak ingin sampai Aulia menikah lagi dan meninggalkan perusahaan.

Ay & Ar Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang