#11 derita

77 48 3
                                    

Jika hari ini belum ada hal yang baik terjadi
Mungkin hal baik itu akan terjadi berturut-turut di kemudian hari.
kita ga akan pernah tahu
tapi percayalah tuhan pasti akan menyiapkan hal baik

***


Saat Aira terbangun ia sudah berada di kamarnya, dengan di samping nya ada bi asih yang sedang mengopres semua luka bekas dia pukul sendiri tadi malam.

Bibinya yang melihat putri dari majikan nya seperti ini hanya bisa pasrah karena dia sudah berjanji kepada Aira, untuk tidak mengatakan apapun kepada bunda nya bahwa dia menderita seperti ini. Padahal dalam lubuk hati terdalam nya bibinya sangat ingin memberitahu kepada Aulia, namun saat di hubungi semalaman Aulia malah susah di hubungi, sekalinya menjawab dia hanya mengatakan 'maaf bi Aulia sedang ada pertemuan maaf bi, nnti saja hubungi lagi.' hanya itu yang ia katakan sebelum mematikan sambungan panggilan nya. memang dia sedang berada di di Inggris, Untuk melakukan sesuatu pertemuan dengan rekan kerja nya.

"bi jam berapa, Aira mau berangkat ke sekolah." seru Aira kepada bibinya yang entah tengah melambunkan sesuatu.

"lah non gausah datang dulu aja hari ini." jawab bibinya yang merasa kondisi dari Aira yang sepenuhnya belum pulih.

"ga apa apa, Aira juga harus nyelesain acara pensi buat minggu depan. Lagian pula ada ini." timpal Aira dengan tangan nya yang menunjukkan pil nya.

Bibinya hanya menggelengkan kepada melihat tingkah Aira yang merasa kuat, namun dirinya tahu bahwa gadis di hadapannya sedang menahan kesedihan teramat dalam.

Aira datang ke sekolah dengan wajah yang masih lebam serta tangan nya yang di perban, ia datang ke sekolah di antar oleh supirnya karena tidak di perbolehkan oleh bibinya untuk menyetir mobil dengan kondisi tangan nya yang masih di perban.

"nanti gausah jemput ya aya pulang sama Afan aja." pinta Aira kepada supirnya dengan senyum di bibirnya yang masih terluka itu.

Supirnya hanya menganggukan kepalanya seraya tersenyum ke arah Aira.

Aira langsung turun dari mobil nya dengan mengenakan hoodie yang menutup semua seragam nya dengan kupluk yang menutupi rambut indahnya.

Semua yang melihat Aira yang berjalan seperti itu dengan hoodie kebesaran hanya bisa menyapa dengan sopan ke arahnya dengan seribu pertanyaan kenapa tangan nya di perban ada apa dengan wajahnya.

Namun sesuatu yang ia tak sangka terjadi ia berpapas-papasan dengan Arga di hadapan nya yang memandang wajah nya penuh tanya.

"kau kenapa?" tanya Afan kepada Aira dengan matanya yang masih memandang tajam ke arah Aira, dengan pandangan seperti tanda kekhawatiran kepada Aira.

Aira yang melihat Afan yang berdiri di depan nya dan memberikan pertanyaan seperti itu, hanya mampu mengumpan dalam hatinya, kanapa ada dia? Kenapa dia bertanya seperti itu apa dia khawatir?

Semua pertanyaan itu berhasil membuat Aira hanya terdiam dan enggan menjawab pertanyaan yang Arga ajukan pada dirinya.

"ra?"

Namun nihil Aira malah melangkah meninggalkan Arga dengan pertanyaan yang belum dia jawab, semua hal Itu berhasil membuat Arga makin penasaran dengan ada apa sebenernya dengan Aira, kenapa dia?

Aira yang terus berjalan hingga meninggalkan Arga mematung di belakang nya hanya menghiraukan nya dan berharap tidak mendapat pertanyaan seperti itu saat memasuki kelas nantinya.

Saat Aira tiba di kelas suasananya masih sangat sepi hanya ada beberapa anak yang sedang mengobrol, dan beberapa di antara mereka malah asik mengerjakan tugas yang memang bagi mereka harus di kerjakan di sekolah karena lebih efektif dalam melatih kecepatan serta keahlihan mengerjakan dengan cepat.

Ay & Ar Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang