#9 rahasia

99 61 4
                                    

Ketika sebuah hati telah di luluhkan kumohon jangan pernah kau keraskan lagi, karena jika sudah mengeras kembali akan sulit lagi untuk di luluhkan.

Setibanya di depan rumah nya Aira tak dapat menyembunyikan rasa senang nya ia sampai tak menghilangkan senyum dari bibirnya hingga ia memasuki pekarangan rumah dan merubah kembali raut wajahnya dan menghadapi kenyataan.

'bisa jadi dia hanya ingin singgah lalu pergi." batin Aira sambil mengacak rambut dengan frustasinya dan memarkirkan mobil di bagasi di rumahnya.

Aira menuruni mobilnya dengan langkah perlahan dan tangan kanan nya yang masih asik dengan ponsel di tangan nya.

[grup line]

Fatir prabujayaksa : woii basecamp...

Rasyika altafa : ngapain?

Rafael putra. A : tinggal otw aje ribet lu.

Rasyika altafa : ga mood, gw gk kesitu😣

Aira laksana. W : y otw...

Afansyah. L : anjay aira otw😎

[line of]

Aira hanya membaca pesan terakhir yang terkirim di grup line di ponsel nya, serta berjalan cepat memasuki rumah untuk kekamar nya mengganti semua seragam yang belum sempat ia ganti.

Sampainya ia di dalam rumahnya ia melihat semua bagian dari rumahnya dan foto-foto yang terpajang di dinding.

'sebulan lagi entah Anda ingat atau tidak.' ujar Aira di tengah ia sedang menatap foto besar di di tempel di dinding itu.

Aira hanya menatap sendu dan melanjutkan langkahnya menuju kamarnya.

****

Suara petikan senar gitar terdengar hampir di seluruh ruangan itu, yang terlihat tengah asik bermain gitar dan melantukan irama lagu tanpa menghiraukan yang lain sudah kesal mendengar suara Rafael yang kelewatan fals nya. Rafael memang jago dalam hal memainkan gitar namun dengan suaranya bisa memecahkan pendengaran seseorang yang mendengarkan nya.

'berisik sialan fals lu nyanyi'

'cobaan apaan ini harus dengerin Fael nyanyi'

'kuping gw beindeng jadinya, hehehe'

'arghhh udh kek pegel kuping gw'

Seperti itulah oceh para tim basketnya yang sedang berkumpul di ruangan itu. Namun Rafael bersikap acuh dan terus-menerus melanjutkan aktivitas nyanyian nya yang malah makin di keraskan olehnya.

"Fael udh kek, ah. " ujar Afan sembari berdiri dan merampas gitar yang sedang di mainkan oleh Rafael, Rafael yang kesel gitar yang di mainkan nya di rampas oleh Afan langsung berdiri mengikuti Afan dan memeluknya dari arah belakang.

"jangan ambil gitar dede, aa Apan." rayu Rafael yang membuat semua orang yang berada di sana menggeleng-gelenggkan kepala melihat tingkah Rafael yang seperti wanita yang ingin di manja itu.

Afan yang merasa jijik dengan tingkah Rafael sontak saja langsung memberikan nya gitar itu kembali pada Rafael, dan berlari dengan tangan yang di usap usap di bagian badan nya seperti orang yang kejijian dengan tingkah sahabatnya itu.

Semua yang berada di ruangan itu langsung tertawa melihat kedua teman nya yang melakukan adegan tadi dengan lucunya.

"insap lu fael. " ujar Fatir sembari menggatak kepala dari Rafael, Rafael yang di seperti itukan hanya memajukan bibirnya lalu mendekatkan nya ke arah fatir.

"jangan gila lu," ucap Fatir sambil memundurkan duduknya dari arah Rafael.

Sedangkan Rafael yang melihat aksi teman-teman nya kegelian dengan tingkah nya hanya tertawa dengan senang nya.

Ay & Ar Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang