Aku memang seorang pecundang yang hanya terus menunggumu di sini dan entah kapan berani melangkah kedepan untuk menemuimu****
Senja yang begitu indah telihat tepat di langit jakarta. Aira yang sekarang sedang berada di rooftop rumahnya yang tengah memandang ke arah langit yang sedang menampakan senja nya.
Aira yang tadi telah melewati banyak hal yang terjadi hari ini sekarang sudah berada di rumahnya untuk memulai lagi semua kesendirian nya saat dia berada di sini, namun dia tak bisa melupakan sesuatu yang terjadi padanya tadi, seorang guru baru yang sekarang adalah wali kelas nya, dia nampak baik pada Aira padahal jelas-jelas Aira penah mengancam dirinya tapi dia malah tetap berlaku baik pada Aira sampai-sampai memeluknya saat dia bersedih dan seakan dia memberikan pelukan seorang ibu pada Aira. Tapi entahlah yang Aira pikirkan saat ini apakah dia hanya ingin mengtahui kondisi Aira lalu berlaku baik karena kasihan atau memang dia peduli dengan tulus padanya.
Senja yang perlahan mulai menghilang, membuat Aira membuyarkan pikiran nya dan kembali menetap langit yang di hiasi senja yang mulai menghilang, Aira yang memang sangat menyukai saat di mana senja menghilang dari pada menikmati senja itu sendiri. Padahal bagi sebagian orang memilih melihat senja yang masih menghiasi langit sore untuk di nikmati bukan malah menikmati kepergian nya yang perlahan mendatangkan gelap, Aira malah menyukai akan hal itu.
"senja ada untuk di kenang, senja ada untuk membuat semua orang kagum padanya, senja juga ada untuk membuat orang kecewa padanya karena pergi begitu saja. Senja datang memberikan keindahan namun pergi meninggalkan gelap. Tapi masih saja banyak yang menyukainya, apa karena banyak orang yang suka akan kepastian dengan keindahan, seperti pasti akan datang dengan indah dan pasti akan pergi meninggalkan kenangan." ujar Aira yang menatap ke arah langit yang sekarang sudah mulai terlihat gelap dengan sendirinya.
Saat langit yang sudah mulai gelap serta hanya kembali menunggu sinar bulan Aira memutuskan untuk meninggalkan rooftop dia seperti tidak ingin lagi ada cahaya saat gelap datang dia seperti tidak ingin akan hal itu.
Aira berjalan turun dari rooftop dan pergi ke dapur untuk mengambil beberapa cemilan di sana.
"bii ada cemilan gak?" seru Aira kepada bibinya yang tengah sibuk dengan masakan nya.
"adaa, itu coba di cek di sana," jawab bi asih dengan menujuk ke lemari dapur di pojok.
Aira yang melihat itu memberikan tanda oke di tangan nya pada bi asih dan pergi menuju ke tempat yang di tujuk oleh bibinya. Aira mengambil cemilan setelah dia cari serta pilih terlebih dahulu setelah mendapatkan nya Aira mulai berjalan menjauh, tidak lupa mengucapkan terimakasih pada bibinya yang saat itu tengah sibuk dengan aktivitas masaknya.
Aira memang sudah tahu bundanya akan pulang setelah berada di luar negri beberapa hari itu dia datang dengan beberapa rekan kerjanya jadi tak heran jika bibinya menyiapkan makanan untuk malam ini.
***
Afan yang tengah sibuk menatap layar di komputer di depan nya dengan melihat seluruh foto-foto orang yang pernah dia kenal cukup dekat. Afan mengamati foto itu satu persatu dengan seksama untuk mencari seseorang yang dia inginkan. Karena Afan masiu cukup penasaran dengan siapa orang yang dia lihat di ruang guru tadi. Siapa orang itu? Dan kenapa Afan seperti mengenal nya dan merasakan wajahnya tidak asing.
Afan memang adalah seseorang yang sangat penasaran dengan sesuatu hal itu yang menyebakan nya melakukan apapun untum mengetahui apa yang ingin dia ketahui.
Merasa belum menemukan foto yang paling tepat dengan orang tadi membuatnya ingin bertanya saja kepada papanya.
"apa dia teman papa ya, jadi aku merasa pernah kenal dia, tapi ya kenapa gw bisa sepenasaran ini yaa." ujar Afan yang sudah terlalu kebingingan dengan hal ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ay & Ar
Fanfiction"Kamu tau ga Walaupun aku udah gaada Cinta aku ke kamu masih terus tumbuh Lewat arga Dan mungkin arga orang yang kamu cinta Tapi aku orang yang selalu kamu dan arga kenang. Sampai jumpa." **** Kisah beberapa orang remaja yang terjebak di lingkup...