#10 terbongkar

82 56 0
                                    

Kita seorang penanti yang menyakiti diri sendiri.
Karena kadang kita mananti seseorang yang malah menanti orang lain, sedangkan kita menanti dirinya untuk di jadikan lampiasan nya

****

'gw gk nyangka ra, lu nutupin semuanya ini.' batin Rafael saat mengetahui sebuah fakta akan teman nya itu, sekarang yang jadi pertanyaan kenapa Aira? Bagaimana dia? Apa yang terjadi? Apa benar ini miliknya?

Semua pertanyaan itu terus terputar di kepala Rafael yang saat di ini telah berada di kamar kakaknya untuk mengetahui untuk apa pil itu.

"fael, are you okey? " tanya kakaknya Rafael yang berusaha membuyarkan lamunan Rafael, yang telah mengatahui apa guna dari pil itu.

Rafael yang menyadari akan pertanyan kakaknya itu hanya menganggukan dengan perlahan sambil memutar badan nya, dan mulai melangkah perlahan meninggalkan ruangan kakaknya dengan beberapa pertanyaan di kepalanya. Rafael berjalan perlahan sampai ia tiba di kamarnya.

Rafael masuk ke kamarnya dan membaringan diri ke kasurnya serta mengecek kembali ponsel di sampingnya. Serta ia menelpon seseorang untuk diajak nya ke cafe malam ini, dan dia tidak akan bercerita kepada siapapun tentang yang ia ketahui sebelum mengkonfirmasi dari Aira itu sendiri.

"haloo"

"......"

"malam ini, di cafe. "

"......"

"ya. " kata yang di ucapan Rafael terakhir sebelum mematikan panggilan nya kepada Fatir.

Rafael yang selesai mengobrol dengan Fatir di panggilan nya, langsung meletakan kembali ponsel ke samping tubuh nya serta mulai memejamkan kembali matanya dan mengingat tentang sesorang yang kembali jadi pertanyaan di dirinya saat ini.

Fatir yang sudah sampai di cafe tempat mereka biasa manggung serta cafe yang sering di datangi banyak anak sma bakti wisada, yang sudah seperti tempat yang harus di datangi oleh puluhan siswa yang bersekolah di sana.

Fatir sudah duduk dahulu di meja yang selalu ia tempati dengan teman-teman, namun kali ini ia hanya duduk bersama Rafael yang belum tau kapan kedatangan nya.

'gila sih anak baru itu, jago banget bikin puisinya'

'yaa bener tuu gw pasti jadi Aira seneng banget di bacain gtu'

'jangan-jangan emang mereka deket'

'atau si Arga suka kali'

'eheh seriusan'

Fatir yang mendengar banyak bisik-bisik dan omongan yang ia yakini adalah dari siswa sma bakti mengenai Aira itu kebingungan apa yang sebenarnya mereka bicarakan, kenapa Aira dan Arga, apa yang terjadi apa mereka bertemu di cafe ini, kenapa semuanya jadi membicarakan nya. Fatir yang penasaran tentang apa yang terjadi mulai berdiri dan berjalan ke arah sekelompok wanita yang membicarakan tentang Aira itu.

"woii nape lu ngomongin Aira." seru Fatir kepada sekelompok wanita itu. Dengan posisi tangan yang sudah berasa di atas meja.

"ehh kak fatir maaf, kita cuma pensaran aja. Jangan bilang kak Aira kita takut." jawab salah satu di antara mereka dengan wajah pucat pasinya.

Arga yang mendengar itu mulai memikirkan kembali apa yang di katakan wanita ini.

"emang Aira kenapa trus Arga?," tanya Fatir lagi berusaha memastikan rasa penasaran nya itu.

Dan salah satu dari mereka menjelaskan tentang kejadian yang ia lihat, dimana Arga mempersembahkan satu puisi untuk Aira tadi siang di cafe ini.

Sontak saja Fatir yang mendengar itu terdiam dan pergi meninggalkan sekelompok wanita tadi, namun masih banyak pertanyaan yang memutar di pikiran nya. Sebenarnya ada apa? Kenapa?

Ay & Ar Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang