Kenangan mu masih teringat
Tersimpan rapi,
Luka nya masih terasa nyata,
Kepergianmu masih menjadi bencana.
Kapan semuanya sirna
Apa harus menunggu sampai
kau datang lagi?Setelah 2 bulan kepergian Aira ke Amerika. Semuanya nampak sibuk jarang berkumpul bersama karena sibuk awal masuk kuliah dan lain nya.
Afan kini sedang memandang sebuah Foto terakhir mereka sebelum semuanya terjadi.
"Aira cepet balik yaa?" ujar Afan yang mulai memalingkan wajahnya dari foto itu.
Dia memilih untuk ke luar sebentar mencari udara segar.
Namun tiba-tiba sebuah pesan masuk.
Grup line
Daffa laksana satma : sini kuy dahh lama, sibuk mulu nih.
Seketika saat membaca pesan itu Afan langsung mengalihkan niatnya. Memilih untuk bertemu dengan beberapa teman nya, dia merindukan berbagi cerita dengan semuanya namun untuk sekarang itu adalah hal yang sulit.
"udah lama juga ga kumpul bareng." batin Afan yang mulai mempercepat laju mobilnya untuk segera menuju cafe,
Saat ia tiba di cafe itu dirinya memandang sekitar.
Masih terasa sama saat satu tahun lalu mereka masih kelas 11 ke cafe setiap selesai latihan, karena setelah kelas 12 mereka jadi lebih fokus sampai tak pernah ke cafe ini lagi.
Afan langsung memasuki cafe mencari keberadaan daffa dll.
"Afan sini," panggil Fatir dan daffa yang duduk di dekat jendela tempat biasa mereka berkumpul.
"dah dua bulan nih gak ketemu," seru Afan yang mulai duduk di antara mereka.
Mereka melanjutkan obrolan sambil menunggu Rafael dan Arga datang.
"maaf permisi, ini pesanan nya. Eh iya Afan kondisi Aira gimana?" tanya Alya selaku barista di cafe itu.
Afan yang mendengar pertanyaan Alya mulai menarik nafas lembut serta menatap ke arah Alya samberi tersenyum.
"masih dalam tahap pemulihan," ujar Afan dengan kembali menunduk.
Mendengar itu Alya hanya terdiam dan mulai berjalan pergi menjauh dari tempat itu dengan kesedihan.
"maaaf guys baru dateng tadi si Arga nya nih," seru seseorang yang bukan lain adalah Rafael dengan Arga di belakang nya.
Mereka yang baru saja datang langsung duduk dengan terlihat wajah Arga yang seperti tidak punya semangat untuk hidup.
Terlebih rambut nya yang acak-acakan tidak seperti biasanya, yang selalu tampil rapi.
"udah gausah terlalu sedih kita percaya aja Aira pasti sembuh," ujar Daffa dengan satu tangan nya yang mengelus bagian pundak Arga.
"bener kata Daffa lu harus fokus tu ke kuliah lu." timpal Rafael di sela obrolan itu.
"gw takut Aira masih salah paham gimana kalau dia masih ngira gw sama Rasyika itu..." ujar Arga yang terpotong.
"tenang gw udah sampein ke bunda lia, dia juga bakalan bilang ke Aira kalau dah sadar dari komanya." ucap Daffa dengan lemah di kalimat terakhir.
Semuanya kembali terdiam dengan pikiran nya masing-masing terlebih Arga.
Arga terlihat menelusuri setiap sudut ruangan dengan matanya yang berair.
Kenangan di kepalanya terus berputar, dimana cafe ini menjadi salah satu tempat di mana Arga pertama kali berbicara dengan Aira namun di diamkan, tempat ini pun menjadi saksi dimana ia dapat melihat senyum indah milik Aira.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ay & Ar
Fanfiction"Kamu tau ga Walaupun aku udah gaada Cinta aku ke kamu masih terus tumbuh Lewat arga Dan mungkin arga orang yang kamu cinta Tapi aku orang yang selalu kamu dan arga kenang. Sampai jumpa." **** Kisah beberapa orang remaja yang terjebak di lingkup...