"Dalam urusan mencintai aku selalu kalah. apalagi saat aku mencintai orang yang banyak mencintainya, sulit untuk mendapatkan nya."
***
Saat ini, Aira hanya akan mengingat semua tanggal kecuali tanggal 24. Dan itu akan selamanya. Karna pada tanggal itu lah hari yang Aira sangat benci terjadi hari di mana ke dua orang tua nya memutuskan untuk berpisah.
Yang hanya dia ingin bahwa pada tanggal itu pada saat ia berumur 6 tahun ayah dan ibu nya melibatkan Aira dalam masalah dimana ia sangat membenci itu karna bagi dia hal yang paling berat untuk di jalani adalah perpisahan.
Sambil berjalan dengan langkah perlahan menuju sekolah karna dia sangat membenci hari senin di mana semuanya berkumpul di lapangan untuk upacara, dan dia juga benci pada tanggal 24. itu sudah seperti tanggal pembawa kesialan bagi dia mulai dari bangun telat, bensin abis, dan ketinggalan uang saku.
"Argg, tanggal 24 lagi." Ucap nya sembari mempercapat langkah kaki nya karna bel sudah berbunyi.
***
Pukul 9.50 bel berbunyi...
Dengan membuka lebar kedua matanya yang tadi nya seperti ingin tidur karna berada di pelajaran paling membosankan di sekolah yaitu, pelajaran Matamatika. Walau seperti itu Aira selalu menjadi langganan tidur di saat pelajaran matematika, tapi ia masih bisa menjawab semua pertanyaan yang di ajukan dia juga pernah meraih piala di perlombaan matematika.
"Gila yah, perasaan tadi pas pelajaran bu alda lama banget." Tanya seorang gadis yang memiliki postur tubuh yang tinggi, kulit putih, dan selalu tampil dengan feminim selayaknya cewek pada umumnya dia Rasyika altafa. tidak seperti Aira gadis yang berpenampilan selayak nya cowok yang urak-urakan.
"Lagian di rasain." Jawab Aira dengan sikap yang sangat cuek selayak nya cowok yang sok dingin.
Rasyika hanya terdiam mendengar perkataan temen nya itu, dan mempercapat langkah nya menyusul Aira yang sudah berada di paling depan.
"Itu ada apaan si rame banget, udah kayak pasar malem tau gk." Tanya Aira dengan memperlambat langkah nya dan berhenti tepat di depan sekumpulan orang-orang yang sedang berada di sana.
"Ooo.. itu biasa para cewek-cewek centil sedang menggosip di sana, ra." Jawab Rasyika dan memberhatikan langkah nya di samping Aira.
Aira terdiam setelah mendengar perkataan Rasyika dan kembali melangkah bukan ke kantin tapi menuju ke tempat yang sedang ramai tersebut.
Tak di sangka ternyata orang yang sedang di kerumunin banyak cewek centil itu ternyata adalah seorang laki laki yang bisa di bilang biasa saja. Aira terdiam melihat apa yang ada di depan nya hanya karna laki laki ini semua cewek rela mengerumuni nya.
"Receh dan aneh." Ucap Aira dengan ketawa sinis, di iringi tatapan mata Elang Aira yang melihat pada cewek-cewek centil itu.
Semuanya hanya terdiam dan menunduk, sementara Aira hanya tertawa kecil sambil berbalik arah dengan langkah perlahan.
"Heran deh ama cewek centil jaman sekarang ko mau banget si jadi receh demi seorang yang biasa saja." Teriak Aira yang di iringi gelak tawa Rasyika yang tertawa begitu kencang nya.
Sementara semua nya hanya terdiam entah mau berkata apa, atau memang tak berani dengan preman sekolah SMA BAKTI WISADA itu.
Lelaki tadi pun hanya terdiam dia ada adalah Argafan. Ia pun tak tau harus berkata apa entah kenapa perempuan itu seperti pisau mulut nya tajam sekali karna kata kata nya itu menusuk ke hati. Pakaian perempuan itu pun juga acak-acakan saperti preman saja. Baju yang di keluarkan, kaos kaki yang dipendek kan, baju yang ujung lengan nya di lipat, rambut yang di kuncir acak-acakan.
Entah apa yang membuat pikirian laki-laki bernama Argafan alaksara. R jadi tertuju ke penampian cewek tersebut. Argafan pun diam beberapa saat dan berbalik arah lalu mengambil tas nya dan ingin menuju ke kelas XI ipa 2
***
"Hah gilaa ra, tuh cowok ganteng banget gak sih?." Tanya Rasyika dengan wajah sedikit memerah dan bola mata di naikan ke atas sambil berkhayal
"Gk."
Mendengar jawaban yang tidak memuaskan dari teman nya itu rasyika hanya memutar bola mata nya dan kembali meminum es teh manis yang ada di depan nya.
"Oii, raa." Panggil salah satu laki laki yang memiliki postur tubuh tinggi dengan rambut yang berantakan, baju yang di keluarkan menambah kesan sosok bad boy di dirinya, namun siapapun bisa meleleh dengan melihat mata nya yang sangat berbinar dan berwarna coklat dia adalah Fatir prabujayaksa.
"Oh, aira doang yang di panggil." Triak Rasyika dengan bibirnya yang di cemberut kan.
Mendengar ucapan Rasyika laki laki yang bernama fatir hanya tertawa dengan kencangnya yang di susul iriangan tawa dari teman teman nya. Rafael putra. A pria dengan postur tubuh tak terlalu tinggi namun memiliki muka yang blasteran inggris membuatnya sangat di idolakan di sekolah ini terlebih dia ada fuck boy di sini dan Afansyah. L pria yang berpostur tubuh tinggi badan yang atletis, memiliki lesung pipi yang indah dan pastinya senyum yang mampu membuat wanita manapun yang melihat nya langsung meleleh. ketiga laki laki itu adalah teman dekat Aira sang kapten basket itu sendiri.
Aira hanya terdiam melihat ketika laki laki itu tertawa dan mencoba bediri dari tempat nya.
"Raa, mau kemana." Tanya Rasyika dengan wajah yang masih kesel akibat di tertawakan temen temen nya sendiri.
"Wc, nape mau ikut luh." Jawab Aira dengan memutar bola matanya ke arah depan.
"Wahh mau ngapain, gw ikut juga dong." Celetus rafael dengan tertawa nya yang amat bahagia kalau sudah mencela Rasyika.
"stress lu." Jawab Aira dengan mata tatapan yang amat sinis ke arah Rafael.
Mendengar perkataan itu Rafael hanya terdiam dan berusaha tersenyum agar Aira dapat meredakan emosinya.
•••••
Aira yang berjalan sendiri tanpa di temani Rasyika, karena sepertinya Rasyika mengerti Aira ingin sendiri.
dirinya berjalan dengan telinganya yang masih mendengarkan earphone dan tak luput tangan nya yang memainkan game di ponselnya, ia malas dengan keberisikan yang di buat beberapa murid di sini.
"dia menarik,"
ujar seseorang yang tengah duduk dengan menatap Aira yang berjalan, sembari mengulas senyum sedikit.Aira tiba-tiba memilih untuk tetap berjalan lurus, padahal toilet wanita seharusnya belok. dan tempat yang ia tuju adalah taman belakang gedung 1, tempat yang sepi karena beberapa menganggap tempat ini angker, hingga akhirnya pihak sekolah menutup tempat ini.
dirinya langsung duduk di kuris putih yang tampak sudah tua, karena sudah lama tak di rawat begitu juga tumbuhan yang menjalar di sekeliling, di tambah pohon yang berada tepat di samping kursi ini membuat sinar matahari tak langsung mengenai Aira yang duduk tenang.
tempat ini bisa di bilang tempat yang sangat tak terurus, tidak seperti bangunan lain yang tampat sangat mewah dan juga terawat, berberbanding terbalik bukan,
Aira tampak mengambil nafas panjang dan mulai merogok kantong celananya dan tampak mengambil pil dan menatap sendu ke arah pil tersebut, dirinya terus memutar-mutarkan pil itu sampai ia menelannya dan mulai menarik nafasnya perlahan hingga ia terlihat menyeramkan mata, seperti menikmati angin yang menusuk ke arah kulitnya.
***

KAMU SEDANG MEMBACA
Ay & Ar
Fiksi Penggemar"Kamu tau ga Walaupun aku udah gaada Cinta aku ke kamu masih terus tumbuh Lewat arga Dan mungkin arga orang yang kamu cinta Tapi aku orang yang selalu kamu dan arga kenang. Sampai jumpa." **** Kisah beberapa orang remaja yang terjebak di lingkup...