#37 merelakan

49 22 6
                                    

Aku tak dapat menyapa mu
Hanya mampu melihat wajahmu dari jauh
Mengapa kini begini,
Kita memang dapat berjumpa tapi tidak dengan berbincang.


Sore hari ini semua sudah berada di rumah sakit tempat Aira sedang di rawat. Aulia yang sekarang telah duduk bersama Frizka di samping nya dan juga Arga serta bi asih.

Semuanya tengah menunggu sampai Aira mau bertemu dengan mereka semua, namun belum ada jawaban pun dari Aira yang ingin di temui.

"maaf bu, dan semuanya Aira masih tidak ingin di temui." ujar seorang psikiater yang merawat Aira saat ini.

Semua yang mendengar itu hanya mampu menghembuskan nafas perlahan nya dengan sedikit kecewa karena tak dapat bertemu dengan Aira.

"Aira semalaman ada di mana dia tidur di mana Fan, " tanya Aulia yang masih dirinya yang masih menangis

"Afan juga ga tau, Afan ketemu dia pas di taman dan kondisinya udah seperti gk terkendali." jawab Afan menjelaskan pada Aulia.

Sontak semuanya hanya diam dan merenungi pikiran nya masing-masing

Mereka semua di sini masih di liputi rasa bersalah.

Afan yang sedang duduk tenang tiba-tiba mendapat pesan dari Wali kelas Aira yang bukan lain adalah Alisa,

Bu alisa

Afan tau tidak Aira
sedang di mana?

Aira lagi di rumah sakit bu

Hah kenapa bisa,
rumah sakit mana?

Saya juga gk tau bu
Tiba-tiba saya liat dia di
Taman dengan kondisinya
Udah gk terkendali bu,

Ibu kesana ya

Melihat pesan terakhir dari bu Alisa, Afan langsung saja mengirim lokasi dan kembali fokus dengan pikiran nya yang menghawatirkan Keadaan Airanya sekarang ini.

"dok saya boleh ketemu anak saya sebentar saja," ucap Aulia

"tidak bisa dia yang tidak ingin bertemu siapa-siapa." jawab nya yang langsung masuk kembali ke dalam ruangan Itu.

"panggil hans sekarang ke sini, saya tak peduli 10 menit lagi harus sudah di sini." ujar Aulia pada Frizka dengan dirinya yang langsung saja berdiri meninggalkan semuanya.

Frizka yang mendengar ucapan langsung saja pergi meninggalkan tempat itu untuk menghubungi hans secara privasi.

Afan hanya melihat Mereka pergi dengan perlahan, di dalam pikiran nya masih tetap memikirkan keadaan Aira saat ini.

"eh iya nak Afan, cwo yang pernah ke rumah itu siapa dia orang nya baik banget bisa hibur non Aira waktu itu. Tapi dia tak terlihat lagi sekarang ini, " ujar bi asih pada Afan

Afan yang mendengar itu langsung mengangkat kepalanya dia hanya tersenyum ke arah bi asih dan mulai berdiri serta berjalan menjauh dari arah bi asih, dia sedang ingin menghubungi Arga, sekarang ini Afan merasa bahwa Arga lah yang bisa membuatnya sebahagia dulu, sejak kebodohan Fatir yang membuat Arga menjauhi Aira, membuat Aira jadi seperti dulu tidak ada senyum dan harapan lagi di matanya.

"Afaan!" teriak dua orang laki-laki yang berjalan ke arah afan dia adalah Rafael dan fatir.

"gw minta maaf gw emg bodoh banget fan gw minta maaf." ujar Fatir dengan rasa bersalah di dirinya.

"gk lu gk salah, ini semua udah di takdirin. Sekarang bantuin gw hubungin Arga demi Aira." ujar Afan dengan dirinya yang mulai mencari nama Arga di ponselnya.

Ay & Ar Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang