Kau terlalu hebat dalam berpura-pura sampai kau terkadang lupa semua hal itu hanya akan membuat mu menderita.
****
Aira yang sudah kembali terbangun dengan keadaan nya yang terlihat lemah.
Dia sekarang sudah berada di rumah sakit karena semua orang menganjurkan nya untuk di bawa saja ke rumah sakit.Aira perlahan membuka kedua matanya dan melihat banyak orang di sekeliling nya, yang menatap padanya. namun, dia hanya mencari keberadaan bundanya di antara beberapa orang yang berada di sini
"raa udah sadar?" tanya Afan yang kini telah berada si sampingnya
Aira hanya menatap Afan dengan tatapan sendunya dan kembali ingin memejamkan matanya.
"aku pikir anda datang." seru Aira sembari memejamkan matanya kembali dan meneteskan air matanya.
Semua yang berada di sana mulai keluar perlahan dan menyisahkan Afan dan bi asih di dalam ruangan ini.
"kenapa non bisa sampai seperti ini ya nak?" tanya bi asih yang mengerah pada Afan.
"dia sebenarnya udah cedera dari babak pertama tapi dia paksakan trus ada yang lempar bola sengaja mengenai dadanya mungkin itu yang bikin sakit, terus dia malah melanjutkan mencetak skor dengan kondisinya yang sudah gk memungkinkan. Afan udah gagal ya bi nemenin sama ngejaga dia." ucap Afan panjang lebarr dengan perasaan bersalah nya.
Bibi hanya terdiam dan mulai memandang ke wajah Aira yang terlihat pucat, wajah yang dulu ceria berubah menjadi seperti ini.
"lu gk salah fan, yang penting kali ini kita menang." jawab Aira seketika mendengar perkataan Afan yang merasa bersalah seperti itu.
Afan yang cukup kaget mendengar jawaban Aira langsung saja kembali menegakkan kepalanya yang tadinya tertunduk setelah mengatakan hal tadi, "apa artinya kalau lu kayak gini, ini bukan kemenangan tapi penghinaan." seru Afan dengan tangan nya yang di kepalkan.
Aira hanya terdiam mendengar perkataan Afan lagi pula dia benar, ini seperti penghinaan Aira terlalu memperdulikan kemanangan nya sampai dia lupa niat Daffa memang selalu membuatnya down, daffa berhasil membuat Aira marah dan daffa juga berhasil membuatnya sakit. Namun pembuktian Aira pada Daffa berhasil dia juga bisa mengalahkan daffa.
"bunda mana bi?" tanya Aira yang berusaha mengalihkan pembicaraan.
"bunda sibuk ra, tadi bibi telpon dia bilang gak bisa pulang dulu." ujar bibinya.
Aira hanya terdiam dan mulai memikirkan semua lagi, pada saat bundanya kecelakaan Aira datang secara tiba-tiba hanya untuk bundanya. Namun sekarang sekedar menlpon atau pun bertanya saja bunda nya tak sempat. Memang benar perkataan daffa.
Aira mulai meminta ponsel nya pada Afan untuk memainkan nya.Sesaat Aira membuka ponsel nya sudah terpampang jelas notifikasi dari Daffa untuk dirinya.
Daffa.
Menang yaa 😆😆 selamat. Dan cepat sembuh untuk lu, supaya tidak merasakan sakit lagi yaa kalau bisa mati sekalian ra biar sembuh total dan gada sampah lagi buat orang tua lu 😂Aira hanya mampu memandang notifikasi dari daffa dan enggan untuk membalasnya karena baginya daffa sudah terlalu kurang ajar untuk semua ini.
Afan yang melihat raut wajah Aira yang sedikit berubah saat melihat ponsel nya, membuatnya sedikit penasaran tentang apa yang di lihat Aira.
"raa coba liat." ucap Afan yang mulai ingin mengambil ponsel Aira.
Aira dengan cepat berkata tidak apa apa dan langsung mematikan daya pada ponsel nya serta meletakan nya di meja sebelahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ay & Ar
Fanfiction"Kamu tau ga Walaupun aku udah gaada Cinta aku ke kamu masih terus tumbuh Lewat arga Dan mungkin arga orang yang kamu cinta Tapi aku orang yang selalu kamu dan arga kenang. Sampai jumpa." **** Kisah beberapa orang remaja yang terjebak di lingkup...