#22 tekad

51 29 2
                                    

Rasa yang tumbuh secara mendadak
Melalui cerita dan tatapan
Dapat mendatangkan rasa yang tak seharusnya ada.

Sinar matahari yang menerobos masuk ke jendelnya di ikuti dirinya yang sudah terbangun seketika saat menyadari sinar matahari ini, dan pada saat itu Aira langsung berdiri dan bergegas bersiap-siap untuk ke sekolah.

Untuk kali ini dirinya seperti ingin cepat sampai ke sekolah agar dia bisa berlatih sebentar sebelum perlombaan akan di mulai, dia sangat nervous, dia takut kalah, dia takut di buat emosi oleh saingan nya nanti, dia takut dan cemas akan semua hal yang akan terjadi hari ini.

"gw harus bisaa." ujar Aira yang berusaha memberi semangat pada dirinya sendiri.

Dirinya yang telah siap untuk ke sekolah langsung saja keluar kamar dan bergegas menuju dapur untuk makan sedikit sarapan nya, namun saat dia baru saja melewati kamar bunda nya yang pintu nya seperti terbuka sedikit, Aira dapat melihat bundanya yang sedang menangis sambil menatap sebuah foto, Aira sudah menebaknya itu pasti foto ayah nya dan dirinya, kenapa perempuan itu menangis?apa yang membuatnya sampai seperti itu?

"harusnya kita tak di jodohkan mas." ucap Aulia dengan dirinya yang masih memandang foto itu.

Aira yang mendengar perkataan seperti itu dari bundanya langsung saja berjalan cepat karena dia tak ingin membuat paginya kacau, karena merasa tak pantas di lahirkan.

"bii." panggil Aira dari arah tangga.

Bibinya yang mendengar panggilan dari Aira langsung menyautnya, dan mengerti bahwa Aira ingin sarapan untuk saat ini, bibinya langsung saja menyiapkan makanan di atas meja untuk Aira nikmati.

Aira yang sudah tiba di dapur dan melihat makanan di sana, dia mulai duduk dan menikmati beberapa makanan lalu selesai dengan sedikit terburu-buru.

"bi jalan ya." ujar Aira yang mulai berjalan menjauh dari arah dapur untuk keluar dari rumahnya.

Bibinya hanya mengiyakan dengan menganggukakan kepalanya lalu tersenyum ke arah Aira yang perlahan dirinya sudah tak terlihat lagi.

Aira yang kini sudah berada di dalam mobilnya mulai mengendarai dengan kecepatan yang standar, dirinya masih memikirkan bundanya, apa yang salah dan apa juga yang terjadi, apa dia akan memakinya lagi, apa lagi ini. Aira terus bergemuru dengan pikiran tentang bundanya.

Saat Aira tiba di sekolah nya masih terlihat sepi dan tak banyak siswa siswi yang biasanya lalu lalang untuk masuk ke gerbang sekolah. Aira yang sudah tiba di parkiran sekolah, namun dirinya belum juga ingin turun dari mobilnya, Aira masih memilih diam dan menatap ke sekitar tanpa mengucapkan sepatah katapun.

"raaa." ketuk Rafael ke kaca mobil Aira saat Rafael melihat Aira hanya diam di dalam mobilnya dirinya yang terus menatap ke depan dengan tatapan kosong nya.

Aira yang menyadari ketukan Rafael sontak saja membuka pintu mobilnya dan melihat ke arah Rafael, "kenapa?"

"gw kenapa? Lu kali yang kenapa, bukan nya langsung turun dari mobil malah diem." ujar Rafael pada Aira yang kini masih duduk di dalam mobilnya dengan pintu mobilnya yang sudah terbuka.

"gw gk apa-apa, lagian gw juga baru nyampe," jawab Aira yang mulai berdiri keluar dari mobilnya.

Aira mulai menutup pintu mobilnyaa dan berjalan dengan mengajak Rafael yang masih terdiam di sana. Saat berjalan bersama Aira, Rafael terus membicarakan pertandingan nanti yang akan mereka hadapi pada Aira, Aira yang sebenarnya sangat malas menjawab pertanyaanya hanya mampu menjawab seadanya pada Rafael. Dan mereka tepat berpisah saat Rafael yang sudah tiba terlebih dahulu di kelasnya. Sedangkan Aira masih harus berjalan beberapa langkah dari kelas milih Rafael untuk tiba di kelasnya sendiri.

Ay & Ar Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang