#28 berbeda

47 29 0
                                    

Menunggu waktu untuk mengejar takdir,
Yang entah tak tau bagaimana ujung nya.
Yang pasti, diriku selalu meminta kebahagian bersama seorang yang ku sayangi.
Bukan sebuah hal menyakitkan mengenai beberapa perpisahan.

Setelah beberapa hari Aira tak masuk sekolah akhirnya dia mulai beraktivitas kembali, Aira terbangun di sela-sela sinar matahari yang menembus ke jendela kamar Aira.

Aira terbangun dengan senyum yang menghiasi wajahnya dia bahkan tak memperlihatkan lagi rasa sedihnya. Dirinya mulai bersiap untuk berangkat ke sekolah.

Setelah cukup lama bersiap-siapa, Aira turun dan melihat bibinya sudah menyiapkan sarapan untuknya, Aira langsung saja mendekati meja makan dan mulai duduk tenang di sana.

Bi asih yang melihat Aira seperti berbeda hari ini cukup kebingungan namun dirinya senang dengan senyum yang menghiasi wajah cantik milik Aira ini. Bi asih mulai berjalan membawakan segelas susu untuk di berikan kepada nona nya yang tengah asik menikmati sarapan paginya.

"wahh pelangi lagi terlihat nih?" ujar bi asih sambil meletakan minuman nya di atas meja makan itu.

"maksud bibi aapa?" tanya Aira yang kebingungan dengan perkataan bi asih.

"kan setelah hujan, muncul pelangi di sini," seru bi asih sambil menunjuk ke wajah Aira

Aira yang menyadari itu kembali tersenyum malu dan melanjutkan kegiatan makanan nya.

"semoga gk akan mandung lagi ya non," ujar bi asih yang masih duduk memandang Aira yang lahap memakan masakan nya.

"semoga bi, eh iya bunda belum pulang?" tanya Aira yang mengingat sudah beberapa minggu bundanya tidak terlihat di rumah ini.

"belum non, yaudah lah ayo lanjutkan makannya." jawab bi asih yang meminta Aira kembali melanjutkan aktivitas makanan nya, dirinya pun masih setia melihat Aira makan di hadapan nya, karena sebelumnya Aira lebih memilih membawa sarapan itu untuk di makan saat perjalanan atupun saat di sekolah, namun saat ini Aira mau menikmati makanan itu dengan lahapnya, hal ini membuat bi asih sangat senang karena perubahan Aira.

Aira yang sudah selesai memakan sarapan nya langsung bangun dari duduknya dan mengucapkan selamat tinggal pada bibinya untuk dirinya berangkat ke sekolah, Aira langsung berdiri mengambil tas nya serta mulai berjalan ke arah luar rumahnya, namun saat dirinya sudah berada di luar rumahnya, Aira langsung memasuki mobilnya lalu mulai mengendarainya untuk ke sekolah.

'entah kenapa pagi ini terasa berbeda, tapi semoga hal baik terjadi pada hari ini.' batin Aira dengan sesekali melihat jalanan yang dia lewati.

Sesaat Aira yang sudah tiba di depan sekolahnya, dirinya langsung saja mencari tempat untuk  memarkirkan mobilnya, namun setelah memarkirkan mobilnya Aira tak memilih untuk turun terlebih dahulu, Aira malah berdiam diri di dalam mobilnya sebentar.

Rafael yang baru saja memarkirkan motor Ducati Monster 1200 R Red yang merupakan salah satu motor kesayangan nya karena motor ini merupakan salah satu hadiah yang di berikan pada Rafael,

Rafael yang turun dari mobilnya, dan langsung melihat mobil Aira yang terparkir sempurna di sana, dirinya hendak menghampiri mobil itu hanya sekedar memastikan Aira sudah keluar dari mobil itu atau belum, karena Aira mungkin saja masih ada di dalam sana yang sudah menjadi kebiasaan rutin nya untuk tidak turun terlebih dahulu.

"raaa." seru Rafael sembari mengetuk kaca jendela Aira, sontak saja Aira langsung membukanya dan melihat Rafael yang sudah berada di samping mobilnya.

"iya iya bentar," ujar Aira sembari tangan nya meraih tas nya dan bergegas untuk turun dari mobil nya.

Aira turun dengan senyum nya yang berikan pada Rafael dan dia pun mulai berjalan dengan menarik tangan Rafael karena Rafael hanya terdiam saat melihat dirinya.

Ay & Ar Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang