Saat semuanya menjauh keluarga lah tempat terakhir berkeluh kesah tapi bagaimana jika
hal itu sudah patah terlebih dahulu?
Apakah sudah tak ada tempat lagi bagi dia.Sudah lebih dari tiga hari Aira berada di kamarnya dengan hanya memandang foto yang berada tepat di depan kasurnya, dirinya pun tak melupakan kotak musik pemberian dari Arga, kotak itu sedang mengeluarkan suaranya bersama dengan itu Aira mulai menangis dengan diam, dirinya masih kembali mengingat semua perkataan yang di lontarkan oleh Daffa padanya.
'gw cuma mau bilang. Emang bener kan ya gara-gara lu kehidupan orang tua lu gak berjalan bagus gara-gara lu lahir hahahha."
'eh liat lu tu emang hadir nyusahin aja kan, gada guna nya mau bikin hidup bunda lu menderita.'
Semua kalimat itu selalu terdengar di pikiran Aira, serasa tidak pernah berhenti berguma di pikiran nya.
Aira yang sudah cukup kesal dengan semua perkataan yang terus berputar di pikirannya, dirinya mulai berdiri ke arah foto itu dan mulai mengambil nya dari dinding serta kemudian membanting nya hingga kaca dari bingkanya berhamburan kemana mana, Aira mulai menangis dan menjatuhkan dirinya hingga beberapa badan nya terkena kaca dari bingkai itu. Dia mulai mengacak rambut nya frustasi serta terus-terusan menangis tiada hentinya.
"kalian jahat, kenapa harus akuu." teriak Aira yang kini sudah lemah tak berdaya hingga dirinya tidur di antara pecahan bingkai itu.
Flashback on
"kenapa dia hadir, kenapaa." teriak seorang wanita dengan melempar sebuah bingka foto ke lantai, wanita itu terus-terusan menangis sejadi-jadinya.
"tapi saya menyanyanginya, tapi kenapa kenapa harus saya yang menderita kenapa." teriak wanita itu yang berusaha di tenangkan oleh bi asih, wanita itu terlihat memporak-porandakan seprai dan melampar berbagi barang tak karuangan
"udah lia udahh," ucap bi asih yang langsung memeluk Aulia yang sedang menangis sejadi-jadinya.
Aira kecil yang melihat semua kejadian bundanya yang marah-marah tidak jelas seperti itu hanya mampu memandang nya dengan tatapan takut, baru saja kemarin bundanya dan ayahnya berpisah namun bundanya sudah seperti orang yang kehilangan kehidupannya.
Aulia yang mulai menyadari kehadiran seseorang mulai berjalan ke arahnya, "semua ini salah muu kenapa kau hadir kenapa hah. Kau menghancurkan saya. " teriak Aulia pada Aira yang masih berusia 6 tahun.
Aira yang melihat bundanya seperti itu hanya bisa menangis di bentak oleh bundanya yang selama ini dia sayangi.
"Aulia sadar kamu, itu anakmu. Bukan Suami mu, sadar." Teriak bi asih pada Aulia.
Aulia yang menyadari di hadapan nya bukan suami nya mulai ingin memeluk putrinya dan meminta maaf namun emosinya terlalu mebeludak hingga dia lebih memilih memukul tembok di hadapan nya.
"Aya sayang kamu gppa kan, bundamu hanya sedang hilang kendali dia masih gak bisa menerima semua ini dia hanya berpura-pura selama ini. Tolong Aya jangan menangis." ucap bibinya yang mulai memeluk Aira dengan cepat. Namun Aira malah berlari menuju ke arah kamarnya dan menutup kamar itu dengan kencang.
"kau sudah menghancurkan hati lembut putrimu." seru bi asih pada Aulia yang masih menangis dengan memukul serta melempar apapun.
"ga ada yang sayang Ayaa hikss hikss, semua jahat." ucap Aira kecil dengan dirinya yang sekarang menangis tersendu-sendu di dalan kamarnya.
Flashback of
Aira yang kembali mengingat kejadian memilukan itu hanya mampu menangis dalam diam nya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Ay & Ar
Fanfiction"Kamu tau ga Walaupun aku udah gaada Cinta aku ke kamu masih terus tumbuh Lewat arga Dan mungkin arga orang yang kamu cinta Tapi aku orang yang selalu kamu dan arga kenang. Sampai jumpa." **** Kisah beberapa orang remaja yang terjebak di lingkup...