Tidak mungkin ada kata menunggu dan meninggalkan, memiliki dan mengecewakan jika kita selalu berusaha mepertahkan hubungan berdua, bukan hanya sendiri.
Afan kini tengah mengandarai mobilnya dengan kecepatan sedang, dia ingin menuju ke rumah Aira untuk melihat kondisi nya sekarang, dia di temani oleh Rafael di dekatnya, Rafael selalu saja ingin menemui Aira sejak kejadian dengan Rasyika, namun dia belum pernah ada waktu.
Dan saat itu saat yang pas untuk menemuinya.Setelah mereka tiba di kediaman Aira, mereka langsung berjalan memasuki rumah Aira, Afan langsung mencari bi asih ke dapur untuk menanyakan keadaan Air sebelum dirinya menemui Aira.
"misi biii," ujar Afan yang kini sudah berada di samping Bi asih yang sedang sibuk menyiapkan makan malam untuk hari ini.
"iya den, udah dateng ajaa. sini yuk sekalian makan bareng." ucap bi asih yang masih sibuk dengan aktivitas menyiapkan makanan nya
"eh iyaa bi, Aira gimnaa ya sekarang?" tanya Afan kepada biasa yang masih sibuk dengan meja makan di depannya.
"seperti biasa den." jawab bi asih dengan raut wajah yang mulai berbeda.
" Bibi sebenarnya kasihan dengan non Aira tapi mau bagaimana lagi, Bibi juga nggak bisa melakukan apapun semua yang bisa merubahnya adalah Aira sendiri. Apalagi untuk sekarang ini dia sudah menjadi ceria lagi namun tiba-tiba berubah drastis seperti semula penuh kegelapan yang entah kapan sirnanya. Hanya satu hal yang mampu merubah dia lelaki yang dicintai dan juga berdamai dengan masa lalunya. " ujar dia sih yang mulai duduk dengan memandang entah ke arah mana. Bibi masih berpikir bagaimana semua hal itu dapat terjadi jika cobaan yang diterima oleh Aira selalu berdatangan membuat dirinya semakin membenci arti kehidupan, apalagi untuk masa lalunya bersama orang-orang yang dulu sangat dicintai namun sekarang menjadi orang yang amat Dia benci.
Rafael yang mendengar itu semua hanya terdiam. Yang ada dipikiran Rafael sekarang semua perkataan bibi adalah hal yang benar karena ketika kita bertemu dengan orang yang kita cintai perlahan akan mengubah hidup kita tentang menjadi jahat karena cinta atau pun menjadi lebih baik karena pengaruh nya sendiri semua sudah ada resikonya kembali lagi ke kita Bagaimana kita menyikapi dan menerima semuanya. Namun yang terjadi sekarang Aira dapat berubah karena pengaruh dari Arga.
Sedangkan Afan mulai berfikir dengan hal yang ia ketahui sebenarnya mengenai keberadaan seseorang yang sangat berpengaruh di kehidupan Aira, tapi dia masih tidak mampu untuk mengatakan yang sebenarnya Afan takut jika dia mengatakannya. Dia takut akan terjadi apa kepannya Jika dia mengetahui semua hal ini.
'sampe kapan gw harus nyembunyiin ini yaa.' batin Afan yang memikirkan tentang hal itu.
"Afan, fael kalian sekalian tolong panggil Aira ya di atas buat makan." ujar Bi asih yang kembali berdiri dari duduknya untuk mengambil air.
Mendengar hal itu Afan dan Rafael bergegas meninggalkan dapur, dan saat mereka berjalan ke arah kamar Aira, mereka malah melihat
Aira yang duduk di kemar bundanya dengan menatap foto keluarga mereka.Afan dan Rafael yang melihat itu langsung saja menghampiri Aira dan segera berdiri di hadapnnya.
"raa, ayu makan." seru afan dengan menduduk kan kepalanya sedikit agar mampu melihat wajah Aira.
Aira yang mendengar itu hanya menaikkan sedikit kepalanya serta mulai berdiri dengan sendirinya.
"gw mau ketemu Arga nanti tolong bilang ke dia, karena dia gk angkat ataupun bales pesan gw." ucap Aira yang mulai berjalan menjahui Afan dan Rafael.
Sontak saja Afan dan Rafael langsung saling berpandangan, karena mereka keheranan dengan hal ini. Bagaimana mungkin Arga tak membalas pesan Aira, ada apa sebenarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ay & Ar
Fanfic"Kamu tau ga Walaupun aku udah gaada Cinta aku ke kamu masih terus tumbuh Lewat arga Dan mungkin arga orang yang kamu cinta Tapi aku orang yang selalu kamu dan arga kenang. Sampai jumpa." **** Kisah beberapa orang remaja yang terjebak di lingkup...