17 - Kau Melihatku?

1K 155 5
                                    

17 – Kau Melihatku?

Zelo sontak bangkit dari tempat duduknya ketika mendengar suara yang sudah tak asing lagi dalam kepalanya. Selama beberapa saat ia membeku, terkejut mendengar betapa dekatnya suara itu.

"Zelo?" Panggilan gurunya itu mengembalikan fokus Zelo.

"Maaf, Bu. Saya izin ke kamar mandi," pamit Zelo. Tanpa menunggu jawaban guru Matematikanya, ia berlari meninggalkan kelas, mengejar arah suara yang kini memenuhi kepalanya dengan makian dan umpatan yang tertuju padanya.

Zelo tersengal kehabisan napas saat akhirnya berdiri di depan Veryn, di tengah halaman sekolahnya. Ia bisa mendengar pikiran beberapa orang yang dikenalnya yang melihat mereka dari jendela kelas. Salah seorang dari mereka menyebutkan nama Veryn. Begitulah murid-murid itu tahu bahwa gadis yang tidak peduli pada penampilan dan berdiri di depan Zelo ini adalah Veryn.

'Apa anak ini lagi ngerjain aku? Dia pikir aku ini apa? Dia bilang dia bisa ngelihat apa yang aku pikirin? Aku nggak tahu gimana dia bisa dapat semua cerita tentang masa laluku itu, tapi ini benar-benar udah keterlaluan. Betapa pun kurang ajarnya anak ini, ngerjain aku kayak gini ...'

"Aku nggak ngerjain kamu," Zelo menyela pikiran Veryn, membuat mata gadis itu melebar terkejut. Tampaknya dia masih belum bisa percaya dengan kata-kata Zelo sebelumnya. Yah, Zelo akan lebih terkejut jika dia langsung percaya. Betapa pun bodohnya Veryn, dia masih bisa menggunakan akal sehatnya dengan baik. Bahkan meskipun itu salah.

Ketika kepala Zelo semakin penuh dengan komentar-komentar penasaran murid-murid yang melihatnya bersama Veryn, akhirnya ia memutuskan untuk membawa Veryn, dengan sedikit paksa, meninggalkan tempat itu. Zelo bahkan tidak terlalu heran ketika Veryn terus berusaha memberontak darinya. Karena akan lebih mengejutkan jika Veryn hanya diam dan mengikuti Zelo. Itu, jelas bukan Veryn.

***

"Ngapain kamu bawa aku ke sini?" Veryn menatap Zelo tajam ketika dia membawa Veryn ke pelataran parkir.

"Seenggaknya, di sini nggak ada nonton kita," balas Zelo.

"Aku nggak ke sini buat jadi tontonan," desis Veryn kesal.

"Trus, ngapain kamu bikin dirimu sendiri jadi kayak gitu?" desah Zelo, lalu tanpa peringatan, tangannya menarik rambut Veryn, membuatnya menjerit kesakitan.

"Diam, deh. Rambutmu berantakan," Zelo berkata sebelum Veryn sempat melaksanakan niatannya untuk protes dan memukul tangan anak itu. "Seenggaknya, kamu udah mandi," gumam Zelo pelan, meski tidak cukup pelan sehingga Veryn masih bisa mendengarnya dan membalas dengan desisan kesal. "Kamu tadi ke sininya lari?" tanya Zelo pelan.

Veryn hendak menjawab, tapi mengurungkan niatnya. Tidakkah ia akan tampak bodoh jika mengatakan bahwa ia kemari naik taksi karena terlalu terburu-buru untuk menemui Zelo. Ia bahkan meningggalkan rumah di tengah acara menyisir rambutnya karena tidak tahan berada di sana dengan pikiran Zelo mempermainkannya. Bagaimanapun ia memikirkan kata-kata Zelo, itu tidak masuk akal. Tidak mungkin Zelo bisa ...

Desahan berat Zelo menghentikan pikiran Veryn. Gadis itu menatap Zelo yang masih fokus merapikan rambut Veryn.

"Seenggaknya, kamu nggak datang pakai baju tidur," ucap Zelo tanpa menatap Veryn.

Veryn bisa merasakan wajahnya memerah. Meski tidak separah itu, tapi ini tidak bisa dikatakan lebih baik. Ia hanya mengenakan jaket di atas kaos santai dan celana training tiga perempatnya. Yah, setidaknya ia mengenakan crocs-nya alih-alih high heels.

I See You (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang