37 - Don't Leave Me

1.2K 157 27
                                    

37 – Don't Leave Me

Seharian itu, Zelo dan Ardan disibukkan dengan kasus kematian orang tua angkat Della. Kali ini, pembunuhannya terjadi pada hari Senin dini hari. Tapi, tidak seperti pembunuhan lainnya, kali ini pembunuhnya meninggalkan jejak. Dia meninggalkan sebuah buku harian di samping tubuh korban.

Setelah membaca buku harian itu, Zelo mendapatkan info bahwa pembunuhan berantai ini bukannya tidak berhubungan. Ini sudah direncanakan. Semua nama yang ada dalam buku harian ini, adalah nama-nama orang yang pernah menyakiti Della, baik sengaja maupun tidak sengaja, dan mereka semua meninggal di tangan kakaknya.

Setelah membaca buku harian itu dan mencocokkan semua nama yang ada di dalamnya, orang tua angkat Della memang adalah korban terakhir. Tapi, satu nama tersisa di halaman terakhir, yang meski berdasarkan tulisan Della ini tidak menyakitinya, tapi tertulis di sana, membuat jantung Zelo seolah berhenti berdetak selama sesaat.

"Veryna ..." Ardan menggumamkan nama itu dengan bingung.

Beruntungnya cewek itu. Dia juga nggak punya teman, tapi nggak ada yang gangguin dia. Apa karena dia bukan anak angkat? Apa karena dia punya orang tua yang sayang sama dia? Kenapa aku nggak bisa kayak dia? Kenapa cuma aku yang harus menderita kayak gini? Apa karena aku nggak punya siapa-siapa? Kenapa aku? Kenapa cuma aku? Seandainya aku adalah Veryna, apa aku bakal baik-baik aja? Seandainya aku adalah Veryna, apa aku akan berakhir kayak gini?

Zelo mengangsurkan buku harian itu pada Ardan dan bergegas meraih ponselnya. Zane mengangkat teleponnya pada dering kedua.

"Veryn ...?"

"Dia baik-baik aja, di kamarnya," Zane membalas bahkan sebelum Zelo menyelesaikan kalimatnya. Selama Zelo jauh dari gadis itu, ia memang selalu mengecek keadaan Veryn. Sepertinya terlalu sering.

Zelo menghela napas lega. "Syukur, deh. Tolong kamu awasin dia, jangan sampai dia ninggalin rumah."

"Apa sesuatu terjadi?" tanya Zane, mendadak curiga karena kekhawatiran Zelo yang lebih dari biasanya.

Zelo menceritakan dengan singkat apa yang barusan ia dapatkan di rumah Della.

"Jadi ... meskipun Veryn nggak ngelakuin apa pun ke Della, tapi namanya ada di buku harian Della?" Zane mengulangi.

"Ya. Makanya, kalau emang pembunuh itu ngincar Veryn, apalagi Veryn juga saksi yang sempat ngelihat wajahnya, dia pasti bakal ngelakuin apa pun buat nemuin Veryn. Juga, karena tujuan awalnya adalah balas dendam, selama dia bisa mengakhiri balas dendamnya, dia bakal ngelakuin apa pun, bahkan hal yang bisa membahayakan dirinya sendiri. Kalau ini emang rencana terakhirnya, dia mungkin bakal ngelakuin hal-hal yang lebih berbahaya. Bahkan orang-orang di sekitar Veryn juga bisa terluka. Makanya, kamu juga ..." Zelo ragu untuk melanjutkan kalimatnya.

"Jangan bilang kamu ngawatirin aku." Suara Zane terdengar geli.

"Cuma ... hati-hati aja," ucap Zelo canggung.

Zane tertawa kecil. "Kamu juga tahu ini bukan hal yang asing buat aku. Kamu nggak perlu khawatir dan pastiin aja kamu pulang tanpa terluka. Dan lagi, aku bisa ngalahin kamu dalam taekwondo, kalau kamu lupa."

"Nggak dengan mudah," sangkal Zelo.

"Itu karena kamu selalu bisa ngelihat gerakan yang aku rencanain," dengus Zane.

I See You (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang