29 - Jangan Lepaskan Tanganku

1.1K 158 23
                                    

29 – Jangan Lepaskan Tanganku

Veryn mengerjap bingung. 'Udah? Cuma gitu doang?'

Veryn yang bingung dengan tanggapan yang sedikit terlalu santai dari Zane itu, menatap Zelo dengan alis terangkat. Zelo mengedikkan bahu sebagai jawaban, membuat gadis itu melotot kesal.

'Argh ... adik sama kakak sama aja,' pikir Veryn geram. 'Ya, ya. Lihat aja wajah mereka. Mirip banget udah.'

Zelo berdehem. Veryn meliriknya dan berkata dalam pikirannya,

'Harus aku akuin, kamu tuh emang agak cakep. Tapi kamu tahu kan, kakakmu tuh lebih cakep dari kamu?'

Veryn kembali tersentak ketika tiba-tiba Zane terbatuk. Zelo berbaik hati mendorong gelas kakaknya itu mendekat.

'Kakakmu kenapa?' Veryn menatap Zelo, meminta jawaban. 'Dia sakit?'

Zelo menunjuk tenggorokannya, lalu menunjuk makanan di piringnya. Veryn mengangguk-angguk dengan bibir membulat.

"Sori," gumam Zane pelan.

'Tuh, lihat tuh ...' Veryn menatap Zelo dengan tatapan meledek. 'Gimana kamu bisa kurang ajar banget padahal kakakmu sopan banget gini?'

Zelo mendengus seraya menunduk, memainkan makanannya sementara pikirannya terus mengikuti isi kepala Veryn. Entah kenapa, Zelo merasa terganggu saat Veryn menatap Zane, tanpa berkedip. Teringat bahwa Veryn menganggap Zane lebih tampan darinya, tiba-tiba Zelo menjatuhkan sendoknya, membuat Zane dan Veryn menatapnya.

"Veryn, apa kamu perlu makanan lainnya?" tanya Zelo dengan nada kesal.

Veryn mengangkat alis. 'Apa kamu salah makan?'

Zelo mendesis kesal, lalu melanjutkan sarapannya. Sementara Zane bahkan tak berkomentar apa pun dan kembali melanjutkan sarapannya juga.

'Wah ... dia lebih pendiam dari kamu,' Veryn kembali menyuarakan pikirannya, membuat Zelo harus mencengkeram sendoknya agar tidak membantingnya lagi. 'Lebih dingin juga,' tambah Veryn, membuat emosi Zelo sedikit mereda. 'Dan ... lebih angkuh? Lebih sombong?'

Zane kembali terbatuk, tersedak makanannya lagi, sementara Zelo menahan senyum saat menatap Veryn yang lagi-lagi tampak bingung saat menatap Zane.

'Kayaknya dia sakit, deh.' Veryn menatap Zelo.

Zelo menggeleng, tersenyum.

Lalu tiba-tiba, Zane berdiri. "Sori, aku harus segera ke kantor soalnya ada meeting pagi ini. Kalian lanjutin aja sarapannya," dia berkata, lalu menatap Veryn, mengangguk singkat sebelum meninggalkan meja makan.

'Apa cewekmu ini selalu kayak gini? Bahkan pas makan?'

Zelo tersenyum mendengar pertanyaan itu dalam kepalanya. Saat kakaknya sudah meninggalkan dapur, Zelo membalas dengan suara yang cukup keras,

"Sori, Zane. Dia emang selalu seberisik ini. Sepanjang waktu."

Mendengar itu, kontan Veryn mendelik galak ke arah Zelo. "Apa maksudmu itu? Ngapain kamu ngomong kayak gitu? Kapan aku berisik? Aku aja tadi nggak ngomong apa ..." Kalimat Veryn terhenti, lalu tiba-tiba gadis itu menjerit panik.

"Sebenarnya aku pengen ngasih tahu kamu tentang Zane tadi, tapi aku nggak tega aja ngasih tahu kamu pas dia masih ada di sini," Zelo memberikan pembelaan.

I See You (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang