14 - Kepingan Masa Lalu yang Menghancurkan

1K 146 10
                                    

14 – Kepingan Masa Lalu yang Menghancurkan

Saat Veryn datang sore itu, tribun sudah penuh oleh penonton yang kebanyakan murid-murid dari dua sekolah yang bertanding. Karena ia sudah telanjur keluar dan membuang waktunya untuk sampai di sini, ia tidak bisa kembali begitu saja. Bahkan meskipun ia terlambat, setidaknya ia harus melihat jika Zelo akan menang, atau lebih menyenangkan lagi, jika dia kalah.

Veryn bersandar di dinding tribun. Setelah menyaksikan jalannya pertandingan beberapa saat, Veryn bisa menyimpulkan bahwa tim Zelo memimpin satu poin, dan dalam hitungan detik, saat tim lawannya melakukan serangan, tim Zelo kalah dua angka karena three point shot lawannya.

Dengan skor 35-37, quarter kedua berakhir. Saat Zelo berbalik, berjalan ke bangku para pemain, ia melihat Veryn. Zelo mendengus seraya menghampiri Veryn tatkala Veryn mengangkat alis protes dan melirik ke arah papan skor.

"Kamu telat," cetus Zelo. "Kalau emang ngak niat datang, nggak perlu repot-repot datang, kan?"

Veryn mengedikkan bahu. "Kalau aku nggak datang, aku pasti bakal ngelewatin hasil pertandingan yang menyenangkan ini," seringainya. "Kamu kalah, ya?"

Zelo memalingkan wajah. "Ini masih quarter kedua."

Veryn mengangguk-angguk, tapi bibirnya melengkung membentuk senyum meledek. Ia memekik kecil ketika tanpa peringatan, Zelo menarik tangannya, membawanya ke ... bangku pemain?

Teman-teman setim Zelo dan juga pelatihnya menatap Veryn, membuatnya salah tingkah.

"Ini temanku. Dia ntar mau nraktir kita kalau kita menang," Zelo mengumumkan, disambut sorakan teman-teman setimnya, sementara Veryn melotot kaget ke arahnya.

"Hei, kamu ..."

"Duduk aja di sini dan jangan bikin masalah," Zelo memotong seraya menarik Veryn duduk di tempat kosong. Dia lalu menarik tasnya ke samping Veryn. "Kalau kamu butuh makanan, atau minuman, cari di sini," katanya seraya menepuk tasnya. "Dan tolong, jangan bikin masalah."

Veryn bahkan belum sempat membalas kata-katanya ketika Zelo sudah meninggalkannya dan bergabung dengan teman-teman setimnya, membahas strategi mereka untuk permainan mereka. Veryn hanya bisa mengumpati Zelo dalam hati saat teman-teman setimnya dengan riang menyebut-nyebut pizza.

***

Biasanya, Zelo akan merasa sangat terganggu dengan kehadiran suara Veryn dalam kepalanya. Tapi kali ini, bahkan meskipun suaranya terdengar begitu keras, lebih keras dari suara pikiran teman-teman Zelo, ia justru merasa tenang. Veryn ada di sini.

Sepanjang quarter pertama tadi, Zelo terus-menerus mencari Veryn di antara para penonton, berusaha mendengar suara pikirannya di tengah ributnya pikiran pelatihnya, teman-temannya, juga lawannya. Ia bahkan tidak bisa berkonsentrasi pada pertandingannya karena itu.

Tapi kini, bahkan meskipun ia harus mendengar umpatan Veryn yang begitu berisik dan tertuju padanya, ia justru merasa tenang. Hanya dengan menyadari kehadiran gadis itu di sini, Zelo merasa tenang. Selama Veryn berada di dekatnya, ia tahu gadis itu akan baik-baik saja.

Zelo tersenyum ketika Veryn mengumpat keras saat Zelo berhasil melesatkan tiga poin dengan mulus ke arah ring dari tengah lapangan. Bahkan meskipun ini terdengar sedikit gila, tapi Zelo mulai merasa nyaman mendengar umpatan dan makian Veryn padanya. Karena itu berarti, gadis itu baik-baik saja.

***

"Ini balas dendammu, ya?" desis Veryn pada Zelo yang tengah asyik menikmati pizza bersama teman-teman setimnya.

I See You (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang