31 - Lie to You

1.1K 150 7
                                    

31 – Lie to You

"Huft ... akhirnya kelar juga ..." Veryn merebahkan tubuh di atas tempat tidur begitu ia menyelesaikan bagian akhir novel duetnya dengan Zelo malam itu. "Aku bahkan masih punya waktu dua minggu buat ngeditnya," tambahnya riang seraya menatap Zelo yang sedang membereskan laptop dan catatannya. "Aku ngeditnya minggu depan, jadi minggu ini waktunya istirahat. Kamu nggak pengen ngajak aku jalan-jalan ke mana gitu?" Veryn tersenyum lebar.

"Kamu bisa jalan-jalan ke taman," sahut Zelo bahkan tanpa menatapnya, membuat Veryn memasang tampang kesal saat beranjak duduk.

"Kamu tuh benar-benar nggak ada niatan buat ngajakin aku jalan-jalan buat penyegaran pikiran gitu? Bahkan setelah semua yang aku alami ini?" Veryn memasang ekspresi menderita.

Tapi, Zelo hanya meliriknya sekilas, itu pun tanpa berkomentar.

'Nih anak kurang ajar banget emang ...' Veryn menghela napas berat. 'Kapan sih pelaku penyerangan itu ditangkap? Tiap Liana nelpon, dia cuma ngingatin aku buat hati-hati dan nggak keluar rumah. Tapi, sampai kapan coba? Gimana kalau pelakunya nggak pernah ketangkap? Apa aku harus terkurung di sini selamanya? Aku bahkan nggak bisa keluar dan jalan-jalan pas malam.'

Zelo yang sudah berjalan ke arah pintu, menghentikan langkahnya. Dia menghela napas berat sebelum berbalik.

"Cuma sehari besok, aku bakal bawa kamu jalan-jalan. Kamu punya waktu dua belas jam, dimulai dari jam delapan. Jadi, tentuin tujuanmu," Zelo berkata.

Veryn melompat berdiri. "Seriusan?"

"Tapi, cuma sehari besok doang. Dan sampai pelaku penyerangan itu ketangkap, kamu harus tinggal di sini dan jangan ngeluh atau ngerengek lagi," tandas Zelo sebelum berbalik dan meninggalkan kamar itu.

"Oke, oke. Aku nggak bakal ngeluh dan ngerengek lagi," janji Veryn sebelum pintu kamarnya tertutup.

***

Zelo berdiri di depan pintu kamar Veryn dengan tatapan jatuh ke lantai. Ia ingin pergi menyelidiki kasus ini sendiri. Tapi, ia tidak bisa meninggalkan Veryn tanpa mengkhawatirkan gadis itu. Selama beberapa minggu terakhir, ia hanya sempat pergi beberapa hari untuk menemui orang tua Della.

Dari pertemuannya itu, ia mendapati fakta bahwa Della bukanlah putri kandung mereka. Gadis itu diadopsi dari panti asuhan. Zelo sudah meminta Ardan mencari informasi tentang Della di panti asuhan. Kepala panti asuhan memang mengingat wajah Della saat Ardan menunjukkan fotonya, meski dia tidak mengingat namanya. Tapi, semua informasi tentang Della, entah bagaimana tidak ada di sana.

Satu hal yang pasti, Della memang punya seorang kakak laki-laki. Seorang saudara kembar laki-laki. Tapi, sama seperti data Della, data kakaknya itu juga hilang. Zelo yakin, ini adalah perbuatan pembunuh berantai itu. Bahkan meskipun Zelo kini tahu wajahnya berkat Veryn, tapi ia tak bisa mendengar pikiran orang itu karena ia tidak tahu namanya. Dan tidak satu pun penghuni panti asuhan yang mengingat nama anak itu, karena sama seperti Della, sudah dua puluh tahun lebih sejak anak itu meninggalkan panti asuhan setelah diadopsi keluarga lain.

Selama berminggu-minggu, Ardan berusaha menelusuri jejak pembunuh itu. Di sekitar hotel, panti asuhan, dan sekolah Zelo. Tapi, hingga saat ini, belum ada hasil. Seandainya Zelo bisa keluar sendiri dan melihat ke dalam pikiran orang-orang itu, mungkin ia bisa menemukan wajah pembunuh itu. Tapi, untuk itu ... dia harus meninggalkan Veryn.

I See You (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang