36 - Sorry

1.1K 157 23
                                    

36 – Sorry

'Aku bahkan ngomong ke dia tentang tinggal sama aku, ada di sampingku, ngehibur aku, ngejaga aku .... Bodohnya aku, ngomong kalau aku bakal jadi kakak yang baik buat dia, padahal dia tahu aku bahkan nggak bisa jaga diriku sendiri, padahal aku segampang ini dibohongi. Ngelakuin ini ke aku, bahkan tanpa seizinku, mereka pikir siapa mereka?

'Kalau tahu semuanya bakal jadi kayak gini, aku nggak bakal pernah bukain pintu rumahku buat Liana, ataupun anak ini. Kalau aku nggak ketemu Liana, aku nggak bakal pernah dengar cerita tentang pembunuhan itu dari dia, aku nggak bakal pergi ke sekolah, aku nggak bakal ketemu anak ini, aku nggak bakal tinggal sama anak ini, aku nggak bakal pergi keluar rumah dan ketemu orang-orang sialan dari masa laluku itu, aku nggak bakal ketemu cowok brengsek itu lagi, aku nggak bakal datang ke pernikahan Anin, aku nggak bakal diburu pembunuh gila itu, aku nggak bakal ada di sini sama anak ini, dan aku bakal baik-baik aja di rumahku. Sendirian.

'Bahkan meskipun aku sendirian, itu lebih baik. Seenggaknya, nggak ada orang-orang yang nganggap aku bodoh dan menyedihkan yang memperlakukan aku sesuka mereka. Seandainya aku nggak pernah ketemu Liana atau anak ini, saat ini hidupku pasti masih baik-baik aja. Seandainya aku bisa balik ke masa lalu, aku nggak bakal pernah ngebukain pintu buat orang-orang ini. Aku bahkan nggak pengen ngelihat mereka lagi.'

Zelo pernah terluka akibat tembakan atau tusukan senjata tajam. Tapi, bahkan rasa sakitnya bukan apa-apa dibandingkan apa yang ia rasakan saat ini.

"Ada hal lain yang pengen kamu omongin ke aku? Atau, ada kebohongan lain yang belum kamu omongin ke aku?" Suara dingin Veryn itu membuat hati Zelo mencelos.

Zelo menggeleng. Mengatakan perasaannya pada gadis itu saat ini sama saja dengan melompat ke lubang yang ia gali sendiri. Apa pun yang ia katakan, gadis itu tidak akan memercayainya.

"Kalau gitu, kamu bisa keluar nggak? Ngelihat kamu benar-benar bikin aku muak," sengit Veryn.

Zelo hanya mengangguk dan melakukan apa yang diminta gadis itu. Di luar kamar Veryn, Zelo bersandar di pintu.

'Semua yang dia lakuin buat aku selama ini, sekarang aku bisa ngerti alasannya. Itu karena pekerjaannya, dan mungkin, karena dia ngerasa kasihan sama aku. Aku aja yang bodoh, ngerasa kalau aku nggak sendiri karena ada anak itu. Sekarang, aku bahkan ngerasa lebih sendiri lagi. Percaya sama orang lain tuh emang bencana. Selalu kayak gitu. Aku aja yang bodoh, mau lompat ke lubang yang sama buat kedua kalinya.'

Zelo memejamkan mata mendengar pikiran sinis Veryn. Tapi, ini lebih baik. Mendengar kemarahan gadis itu, jauh lebih baik daripada mendengar tangisnya. Dengan pemikiran itu, Zelo akhirnya menjauh dari kamar Veryn.

***

"Aku harus pergi dan mungkin aku nggak bakal pulang malam ini. Karena itu, kamu bisa tolong jagain Veryn, nggak? Dia mungkin ntar bakal keluar rumah sendiri. Kalau dia emang keluar rumah sendiri ntar, tolong kamu ikutin dan jaga dia ya, tanpa dia tahu. Aku nggak pengen buat dia lebih marah lagi," Zelo berkata pada Zane. Untuk pertama kalinya selama beberapa tahun terakhir ini, Zelo meminta bantuan kakaknya itu.

I See You (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang