4

2.4K 433 54
                                    

jangan lupa vote + komen

...

lia berjalan sambil bersenandung. dia baru aja datang dari minimarket buat beli makanan ringan. cemilan pas bua dia yang mau begadang buat nugas.

tapi, kayanya dia salah jalan. soalnya dia liat ada beberapa anak muda yang bawa kayu sama benda pukul lainnya lagi bergerombong, membentu sebuah kubu.

"ta-tawuran?!"

lia langsung panik pas denger ada suara motor dari arah belakangnya. langsung aja lia mengedarkan pandangannya dan menemukan sebuah gang kecil untuk bersembunyi.

tanpa menunggu lama, lia berlari dan berjongkok di dalam gang itu. hanya sebuah perlindungan diri yang kecil. seenggaknya lia gak ketahuan ada disana.

lia langsung nutup mata dan telinga pas denger anak-anak itu mulai teriak dan saling memukul. tangannya bergetar hebat karena sebenarnya lia punya trauma soal tawuran.

"gausah di dengerin"

lia membuka matanya. menemukan lino yang berdiri sambil menatapnya tajam.

'mati lo!!!'

buk

brak

lia langsung kembali menutup matanya. dia menunduk karena suara pukulan itu sangat menganggunya.

lia tremor hebat.

melihatnya, membuat lino membungkuk kemudian memperhatikan gadis itu.

"gausah di dengerin gue bilang"

lia menggeleng.

"g-gabisa. suaranya masuk ke telinga"

lino kehabisan akal. dia bingung gimana caranya si gadis berhenti mendengarkan. gadis itu akan pingsan jika terus memaksa.

maka dari itu, ditariknya bahu lia. membuat si gadis mendongak. tanpa berpikir, lino meraup bibir merah di depannya. membuat si pemilik membulat dengan wajah memerah.

lia dorong lino. membuat si cowo menatap gadis di depannya dapat melihat dengan jelas.

"gue mau bantu lo supaya gak denger. jadi diem"

lino kembali meraup bibir itu. tentu saja lia tidak terima dan tetap berusaha mendorong si cowo. tapi, lino tidak kehabisan akal.

di genggamnya tangan bergetar lia, mengusapnya pelan.

upaya yang dilakukan lino berhasil karena lia sudah melupakan suara-suara itu dan ikut menutup matanya.

10 menit berlalu.

suara sirine polisi terdengar. membuat para pemuda yang tawuran itu kalang-kabut.

cup

lino memberikan kecupan singkat sebelum akhirnya benar-benar melepaskan ciumannya. wajah lia benar-benar memerah.

"lo jago"

blush

lia merasa dia tak sanggup berdiri lagi. dia udah gak punya muka lagi di depan lino. rasa takutnya mengambil alih dan membuatnya membalas ciuman panas lino.

"apa anda yang menelpon?"

lino senyum sambil mengangguk. dia menjelaskan kronologi sebelum akhirnya polisi pergi. lino beralih menatap lia yang masih terduduk di tanah.

"kenapa lo gak kabur?"

"gak sempet"

"gak ada makasih karena udah bikin tremor lu berkurang?"

"tapi kanㅡ"

lia mendongak kemudian memalingkan wajahnya lagi pas liat mukanya lino.

"makasih"

lino ngangguk.

"ayo gue anter pulang"

lia tidak menolak. dia membiarkan lino berjalan lebih dulu.

bruk

"aw"

lia mengelus hidungnya ketika dia tidak sengaja menabrak punggung lebar lino.

"rumah lo dimana?"

...

🖇KETOSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang